Bandung Kota Angklung

Foto: Istimewa.
WALI Kota Bandung Yana hadir di tengah pelajar dan komunitas lainnya yang memainkan angklung saat deklarasi Bandung Kota Angklung.
Catatan RIDHAZIA
(Wartawan Senior)
BANDUNG kini menjadi 'Kota Angklung'. Julukan baru ini dimulai 21 Mei 2022 dalam pergelaran musik angklung di Saung Angklung Mang Udjo, Padasuka Bandung yang didirikan pada tahun 1966 oleh seniman Udjo Ngalagena (1929-2001).
Alat musik tradisional yang turun menurun hidup dan berkembang di Jawa Barat ini terbuat dari bilah-bilah bambu dengan bunyi yang khas tapi harmonis. Dapat dimainkan oleh sebanyak-banyaknya orang tapi berbeda tangga nada. Cukup hanya digerakkan. Mudah dan ringan.
Dalam sejarah, angklung sudah dicatatkan pada Dictionary of the Sunda Language karya Jonathan Rigg. Tulisan ilmiah ini diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia. Ia menuliskan kalau angklung adalah alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu yang dipotong ujung-ujungnya menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi.
Pesona budaya Indonesia telah diakui The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) sebagai Warisan Budaya Dunia. Juga masuk dalam daftar Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.
Main Angklung Sedunia Atraksi angklung yang dimainkan secara serempak dan live streaming oleh lebih dari 10.000 peserta yang tersebar di 50 negara di 5 benua telah menjadi pesona baru bagaimana seni rakyat ini disebarluaskan, dinikmati bersama tanpa sekat-sekat suku bangsa, ras dan agama.
Kegiatan bertajuk ‘Angklung Mendunia’ dilakukan dari Museum Satriamandala, Jakarta pada 8 November 2021 mendapat penghargaan MURI. Atraksi yang menganggumkan ini dipandu oleh Amel, generasi ketiga dari Saung Angklung Udjo. Selain dipandu oleh putri dari Mang Udjo yang menjadi Conductor & Music Director House of Angklung Washington DC, Tricia Sumarijanto.**