Ketika TPAS Sarimukti Terbakar, Duka Bagi Edi Sopir Pengangkut Sampah dari DLH Kab. Bandung

foto

Yayan Sofyan

Kru pemungut dan panarik sampah dari DLH Kab. Bandung menarik sampah dari Kompleks Griya Bukit Manglayang RW 21, Desa Cinunuk, Kac. Cileunyi, Senin (18/9/2023)

CILEUNYI, KejakimpolNews.com - Terbakarnya Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) sejak 19 Agustus lalu ternyata sangat berdampak.

Selain diberlakukannya darurat sampah di Bandung raya hingga 24 September mendatang dan sampah pun menggunung karena terbengkalai, juga duka bagi para sopir truk sampah dan kru lainnya.

Adalah Edi (48), salah seorang sopir pengangkut sampah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung dari ratusan sopir yang mengaku duka terbakarnya TPAS Sarimukti tersebut.

"Jujur, bagi kami para sopir truk pengangkut sampah, terbakarnya TPAS Sarimukti duka,"tutur Edi saat memungut, menarik dan mengangkut sampah dari Kompleks Griya Bukit Manglayang RW 21, Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung kepada KejakimpolNews.com, Senin (18/9/2023).

Menurut Edi yang ditemani 6 orang crewnya, duka bagi para sopir pengangkut sampah tersebut, kerap menghirup asap dari sampah di TPA Sarimukti yang terbakar dan kadang harus "mondok" di TPAS Sarimukti karena dibatasinya jam pembuangan ke area zona darurat TPAS Sarimukti yang hanya dari pukul 08.00 hingga pukul 16.00.

"Duka lainnya, saya termasuk ratusan sopir lainnya kerap dihujat sejumlah warga karena sampah telat ditarik yang tak tahu persoalan. Tapi ada juga warga meresponnya bijak," ucap Edi.

Edi warga Kampung Sukatani, Desa Cikoneng, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung dan statusnya Pekerja Harian Lepas (PLH), meski banyak dukanya tetap dijalani dan berharap TPAS Sarimukti kembali normal.

"Meski sudah beberapa hari di area zona darurat TPAS Sarimukti kembali dibuka dan pembuangan sampah lancar dan dibatasi, bagaimana ke depannya saya tak tahu. Pasalnya, api di TPAS Sarimukti belum sepenuhnya padam, area zona darurat pun lahannya terbatas," ungkap Edi.

Soal penarikan sampah dari warga, kata Edi, ia pun bersama sejumlah crewnya, di antaranya sudah berstatus PHL, selain menyetir, kerap juga memungut dan menarik sampah baik dari rumah-rumah atau pun dari TPS ke truk untuk dibuang ke TPAS Sarimukti.

"Umumnya sampah-sampah rumah tangga dari warga tersebut sudah bercampur organik dan anorganik. Ya para awak truk harus memilih dan memilah untuk mencari sampah seperti plastik, botol air mineral, kardus dan kaleng yang layak dijual," ungkap Edi.

Setelah sampah dipilah dan dipilih sambung Edi, barang yang layak dijual diserahkan ke pengepul khusus di TPAS Sarimukti dan jadi uang.

"Ini lumayan uangnya bisa dibagi-bagi kru untuk dibawa ke rumah. Selain itu, kita pun kerap diberi tips uang dari warga saat menarik sampah. Termasuk warga pun kerap memberi kopi, roko dan makanan ringan. Ya, intinya TPAS Sarimukti berharap segera normal agar duka bagi semua tak berkepanjangan," pungkas Edi.**

Editor: Yayan Sofyan 

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Taman Tegallega 'Awut-Awutan' Dirusak Pencari 'Koin Jagat'
Jadikan Bandung Kota Wakaf Diinisiasi Pemkot dan Kantor Pertanahan Kota Bandung
Vandalisme, Kios dan Terminal di Kolong Jembatan Tol Cisumdawu Cileunyi Kembali Disorot Legislator
Sama Jalan Kabupaten, Sama Pula Nasibnya, Jalan Ciguruwik, DED dan Panyawungan di Cileunyi Rusak
Pemkot Bandung Uji Coba Layanan Persetujuan Bangunan Gedung untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (PBG-MBR)