Update Analisis Puncak Kemarau 2023, BMKG Sebut Warga Bandung akan Alami Ini

Foto : Istimewa
BMKG Bandung
BANDUNG, KejakimpolNews.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) lakukan analisis streamline untuk melihat kondisi cuaca terkini wilayah Kabupaten Bandung.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, melalui pengamatan pihaknya, wilayah Kabupaten Bandung didominasi oleh angin Timuran.
"Tidak terlihat adanya pola siklonik di wilayah Indonesia, termasuk di Kabupaten Bandung dan Bandung Raya," kata Rahayu kepada KejakimpolNews.com melalui seluler, Selasa (17/10/2023).
Rahayu menjelaskan, selain tak terlihat adanya pola siklonik, tidak terdapat juga pengaruh gangguan regional dan aktivitas gelombang ekuatorial serta kondisi labilitas atmosfer lokal.
Termasuk pada kategori labil rendah, sehingga menyebabkan penurunan proses konvektif di wilayah Jawa Barat pada umumnya, termasuk di Kabupaten Bandung.
Rahayu atau akrab disapa Ayu itu menyampaikan, apabila masyarakat akhir-akhir ini sering merasa gerah dan panas terutama ketika siang hari, merupakan hal yang wajar.
"Karena pada musim kemarau tahun 2023 ini, pengaruh El Nino dan IOD positif membuat musim kemarau jadi lebih kering dari kondisi klimatologisnya," terangnya.
Menurut Ayu, hal tersebut juga ditandai dengan kondisi awan yang relatif lebih sedikit dibanding kondisi perawanan normal klimatologisnya.
Dengan demikian, maka permukaan bumi pada siang hari menjadi lebih panas, karena tidak ada penyerapan maupun proses pemantulan sinar gelombang pendek yang dipancarkan oleh matahari.
"Makanya pada musim kemarau adalah sesuatu yang lazim apabila pada siang hari terasa panas terik namun suhunya tidak mencapai kategori esktrim," bebernya.
Kendati demikian, Ayu menjelaskan, saat ini posisi semu matahari berada di ekuator atau biasa disebut dengan ekuinoks, sehingga sinar matahari yang dipancarkan semakin banyak pada Dasarian III September yang lalu.
"Namun perlu diperhatikan sekali lagi, kondisi ini tidak akan menyebabkan suhu maksimum menjadi ekstrim," jelasnya.
Melansir data BMKG, suhu maksimum selama enam hari terakhir di Kabupaten Bandung tercatat normal. Berikut ini data suhu maksimum 6 hari terakhir
• 11 Oktober: 34,6 Derajat Celsius
• 12 Oktober: 32,5 Derajat Celsius
• 13 Oktober: 33,4 Derajat Celsius
• 14 Oktober: 33,4 Derajat Celsius
• 15 Oktober: 33,2 Derajat Celsius
• 16 Oktober: 35,6 Derajat Celsius
Diketahui, perhitungan di atas berdasarkan Peraturan Kepala BMKG Nomor Kep 009 Tahun 2010 tentang Prosedur Standar Operasional Pelaksanaan Peringatan Dini, Pelaporan dan Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrem.
"Suhu maksimum normal yang terukur di BMKG Bandung untuk bulan September adalah 30,3 derajat celsius dan untuk bulan Oktober adalah 30,1 derajat celsius,"ungkapnya.
Ayu menerangkan, kondisi panas di permukaan bumi menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan udara antara satu lokasi dengan lokasi lain.
"Kondisi itu yang menyebabkan meningkatnya kecepatan angin dengan skala lokal," terangnya.
Ayu pun memaparkan, akibat dari perbedaan tekanan udara tersebut, maka panas terik pada siang hari dan angin kencang di siang hingga sore hari, adalah kondisi cuaca yang lazim terjadi pada puncak kemarau.
"Sehingga masyarakat diimbau untuk tidak panik, namun mempersiapkan diri untuk mengurangi resiko bencana, seperti menggunakan tabir surya apabila sering berkegiatan di luar ruangan pada siang hari khususnya paparan sinar ultraviolet," pungkasnya.**
Editor: Yayan Sofyan