Visi dan Misi Cileunyi "Masagi" Ternyata Masih Mimpi, Ini Faktanya

foto

Yayan Sofyan

Foto kolase Cileunyi dan masalahnya, dari mulai jalan yang macet, halte bus kota yang kumuh serta sampah yang terus menumpuk.

CILEUNYI, KejakimpolNews.com - Sudah lama Kecamatan Ciileunyi, Kabupaten Bandung punya visi dan misi "Masagi" (Maju, Mandiri, Berdaya Saing dan Inovatif) yang digulirkan oleh mantan Camat Cileunyi, Asep Kusumah yang kini Kadis LH Kabupaten Bandung.

Namun ternyata membidik visi misi Cileunyi "Masagi" ini, banyak warga di Cileunyi dan sekitarnya menilai masih mimpi dan entah kapan bisa terealisasi.

Pasalnya, sejumlah persoalan di Kecamatan Cileunyi kini muncul dan jadi pekerjaan rumah (PR) banyak pihak, terutama pemangku kebijakan.

Sejumlah persoalan tersebut di antaranya, sampah terutama di Pasar Sehat Cileunyi (PSC), terminal bayangan di kawasan Simpang Cileunyi karena tak ada terminal refresentatif, jalan Panyawungan di Desa Cileunyi menuju Mapolsek Cileunyi rusak parah, banyak PJU yamg mati, halte bus Trans Metro Bandung (TMB) di Jalan Raya Cinunuk yang dibiarkan kumuh dan jadi tempat pembuangan sampah serta terjangan banjir.

Soal pembangunan Masjid Besar (Mabes) Cileunyi pun yang telah lama diangan-angan, saat ini baru wacana yang kini masih mengumpulkan anggaran Rp20 miliar untuk pembelian lahan di Jalan Percobaan Cileunyi 

Persoalan lain di Cileunyi saat ini, meski tugu batas kota di Cibiru sudah tergolong tak kumuh lagi karena sudah ditata dan dicat ulang, kemacetan jalur Bundaran Cibiru-Cileunyi kerap terjadi.

Sementara, baik pembangunan Kawasan Cileunyi Terpadu (KCT) atau pun Jalan Lingkar Cileunyi (JLC), solusi mengatasi banjir dan macet hingga saat ini, sekadar wacana.

"Jika orang-orang Cileunyi kini menyebut visi dan misi Cileunyi masih mimpi dan entah kapan terealisasi, sah-sah saja dan ini fakta. Lihat saja sampah di Pasar Sehat Cileunyi belum tertangani dan terminal liar di simpang Cileunyi. Termasuk halte bus TMB di Jalan Raya Cinunuk yang tak berfungsi dibiarkan kumuh," kata Prof. Dr. Deni Kamaludin Yusup, M.Ag., CIFA, pengamat kebijakan publik kepada KejakimpolNews.com, Senin (15/1/2024).

Menurut Deni yang warga Cileunyi dan guru besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam bidang Ilmu Hukum Ekonomi Islam ini, soal kemaceten di jalur Bundaran Cibiru-Cileunyi memang sudah kian parah terutama pada jam-jam sibuk.

Meski kemacetan banyak faktornya kata Deni, belum ada langkah nyata dari pemerintah untuk dicarikan solusi.

"Benar, Jalan Lingkar Cileunyi sekadar wacana. Sementara beroperasinya kereta cepat Whoosh dan Tol Cisumsawu menambah padedetna kendaraan di jalur Bundaran Cibiru-Cileunyi. Jika sudah macet, paradoks kereta cepat Whoosh, dari Stasiun Halim-Tegalluar Cibiruhilir hanya 40 menit, tapi Stasiun Tegalluar Cibiruhilir-Rancaeek atau Stasiun Tegalluar-Kiaracondong 1 jam," ungkap Deni.

Soal kemacetan Bundaran Cibiru-Cileunyi ini mencuat dan sempat disampaikan warga kepada Bupati Bandung, Dadang Supriatna dan Kapolresta Bandung, Kombes. Pol. Kusworo Wibowo.

Di hadapan Bupati Bandung saat "Rembug Bedas" di Desa Cinunuk warga menyampaikan keluhan kemacetan di Jalur Bundaran Cibiru Cileunyi dan mempertanyakan wacana Jalan Lingkar Cileunyi.

Begitu pula saat Jumat Curhat Kapolresta Bandung, Kombes Pol Kusworo Wibowo di Desa Cinunuk beberapa waktu lalu, soal kemacetan Jalur Bundaran Cibiru-Cileunyi ini disampaikan warga.

Sah-sah saja

Sementara itu, Riki Ganesa, S. Hut, anggota DPRD Kabupaten Bandung asal dapil 3 yang merupakan warga Desa Cinunuk ketika dikonfirmasi terkait penilaian publik visi dan misi Cileunyi ini hanya mimpi karena persoalan muncul di Kecamatan Cileunyi belum tertangani, sah-sah saja dan ini jadi masukan serta bahan evaluasi pihak terkait.

"Jika ada masyarakat menilai visi dan misi Cileunyi Masagi masih mimpi karena sejumpah persoalan belum tertangani sah-sah saja. Ini harus jadi bahan evaluasi agar visi Cileunyi Masagi terealisasi. Sejauhmana alur komunikasi yang dijalin antar sejumlah pihak, terutama pihak kecamatan dengan pihak dinas terkait di Pemkab Bandung," tandas Riki.

Visi dan misi Cileunyi "Masagi", kata Riki bagus dan perlu didorong dan didukung. Tapi jika alur kumonikasi tak terjalin sulit terealiasi. Contoh sampah di Pasar Sehat Cileunyi sambung Riki tetap saja terus jadi persoalan.

Begitu pula persoalan lain yang muncul di Cileunyi sambung Riki, jalur komunikasi pemangku kebijakan harus terjalin.

Diungkapkan anggota Komisi A Fraksi Golkar DPRD Kabupaten Bandung ini, soal wacana pembangunan Kawasan Cileunyi Terpadu dan Jalan Lingkar Cileunyi sejak dulu pihaknya (DPRD) mendukung penuh dan mendorong terus agar segera terealisasi.

"Terkait wacana pembangunan Jalan Lingkar Cileunyi sangat tepat dan ini solusi atasi banjir dan macet. Kita terus mendorongnya, bahkan sudah dibahas di DPRD Kabupaten Bandung dengan dinas terkait,"ungkap Riki.

"Sekarang, tinggal pemerintah yang mengeksekusinya,"tutup Riki yang kini nyalon lagi di DPRD Kabupaten Bandung dari Partai Golkar dapil 3 meliputi Kecamatan Cileunyi, Bojongsoang, Cilengkrang dan Kecamatan Cimenyan ini.**

Editor: Yayan Sofyan

Bagikan melalui
Berita Lainnya
165 Bus untuk Musim Mudik Lebaran 2025 Disiapkan Dishub Kota Bandung
Pemkot Bandung Salurkan Bantuan untuk 181 Masjid Melalui Tarawih Keliling
Dari 2.313 Pemohon Sertifikat Tanah Program PTSL 2024 di Desa Cinunuk, Baru 1.200 Tuntas
Tarawih Keliling, Wali Kota Lega Seluruh Unsur Kota Bandung Sangat Guyub
Mangkrak, Pemborong Proyek Pengadaan Air Bersih di Desa Cinunuk Siap Menindaklanjuti?