Dibangun 1869, Mungsolkanas Menjadi Masjid Tertua di Kota Bandung

  • Gaiskha
  • Senin, 1 April 2024 | 09:53 WIB
foto

Masjid Mungsolkanas di Jalan Cihampelas Bandung menjadi masjid tertua di Kota Bandung.

BANDUNG, KejakimpolNews.com - Jika membahas tentang perkembangan Islam di kota Bandung, kebanyakan orang akan menyebut Masjid Agung Alun-alun atau Masjid Besar Cipaganti sebagai salah satu masjid bersejarah di Kota Bandung.

Namun jangan salah, Masjid Mungsolkanas yang terletak di sebuah gang kecil membuatnya jarang terlihat oleh banyak orang ternyata mesjid tua yang maish berdiri di Kota Kembang ini.

Masjid ini terletak di Gang Mama Winata, Jalan Cihampelas RT.02/ RW.05, Kelurahan Cipaganti, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Masjid ini didirikan sejak tahun 1869 dan menjadi masjid tertua di Kota Bandung.

Masjid ini didirikan oleh seorang ulama bernama Kiai Haji Abdulrohim atau kerap dipanggil Mama Aden.

Tidak seperti kebanyakan masjid di Indonesia, yang namanya menggunakan bahasa Arab, nama-nama tokoh Islam, sahabat Rasulullah atau Asmaul Husna. Nama masjid ini justru menggunakan akronim dari kalimat berbahasa Sunda.

Sebagaimana dijelaskan oleh Didin, Marbot Masjid Mungsolkanas. Katanya, Mungsolkanas sebenarnya singkatan dari kalimat bahasa Sunda 'Mangga Urang Ngaos Sholawat Ka Kanjeng Nabi SAW.

"Kata Mungsolkanas diambil dari filosofi doa yang terdapat dalam kitab Tankibulkaul. Artinya bahwa setiap orang yang membaca dan mengamalkan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, insya Allah doanya pasti akan diterima dan dikabulkan Allah SWT,” jelas Didin.

Didirikan sejak tahun 1869, masjid yang terletak di daerah pemukiman padat penduduk di kawasan Cihampelas ini awalnya hanyalah bangunan panggung yang terbuat dari dinding anyaman bambu (bilik).

Saat ini masjid tersebut telah mengalami perubahan yang signifikan menjadi bangunan dua lantai yang utamanya terbuat dari tembok, tidak ada sisa-sisa bangunan lamanya sehingga masjid ini terlihat sangat kokoh dan modern.

“Bangunan masjid ini didirikan di atas tanah yang diwakafkan oleh Lantenas, nenek dari Pak Zakaria, yang juga menjabat sebagai pengurus pertama masjid ini. Sekarang sih sudah direnovasi berkali-kali sampai yang paling besar itu tahun 2009," kata Didin.

"Saat awal dibangun, bangunan masjid itu tidak seperti sekarang. Bentuknya masih panggung dari billik dengan satu lantai. Dahulu ada kolam di bawah yang sekarang sudah diubah menjadi kantor untuk keperluan masjid. Saat ini, kapasitas masjid telah meningkat dan dapat menampung sekitar 100 orang jemaah,” imbuhnya.

Meski bentuk bangunan telah berubah, Masjid Mungsolkanas memiliki beberapa peninggalan yang masih ada hingga saat ini. Salah satunya yaitu sebuah Al-qur'an yang ditulis tangan yang masih tersimpan dalam sebuah etalase kaca di lantai dua masjid.

Peninggalan lainnya yaitu sebuah batu hitam besar yang diukir dengan nama dan tahun pembangunan masjid, yang diletakkan di depan pintu masuk. Tulisannya, "Masjid Mungsolkanas/ Berdiri Tahun 1869/ Mangga Urang Ngaos Sholawat ka Kanjeng Nabi SAW."

Didin mengungkapkan, selama bulan suci Ramadan, program-program di Masjid Mungsolkanas berlangsung seperti biasa, seperti halnya tahun-tahun sebelumnya.

“Di sini, banyak program. Termasuk untuk Taman kanak-kanak (TK), pengajian anak-anak setiap sore, pengajian ibu-ibu setiap Senin, Rabu, dan Sabtu. Pesantren kilat, tadarusan, menyediakan takjil bersama dan juga pelaksanaan shalat tarawih. Baru-baru ini, ada Pejabat Gubernur juga ikut salat tarawih berjamaah di Masjid Mungsolkanas,” ujarnya. **

Author: Gasikha
Editor: Maman Suparman
Sumber: Diskominfo Kota Bandung

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Banjir karena Hujan Mengancam Hari Pencoblosan Pilkada di Kota Bandung
Pemkot Bandung Berhasil Turunkan Ritase Sampah Kota Bandung ke TPA Sarimukti
Sahrul - Gun Gun Unggul Pilkada Kabupaten Bandung?!
Bandung Kembali Tanami Lahan Kritis Jilid 6 di Kawasan Cibiru
Doa Bersama Lintas Agama Berharap Pilkada Damai dan Sejuk di Kota Bandung