Terminal Liar di Kawasan di Simpang Susun Cileunyi Marak, Ini Kata Dishub Kab. Bandung

foto

Yayan Sofyan

Di bawah jalan Simoang Susun Cileunyi, kini marak dijadikan terminal liar atau tempat ngetem angkot mencari penumpang.

CILEUNYI, KejakimpolNews.com - Lahan bekas Terminal Cileunyi di Desa Cileunyiwetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung yang sempat jadi tempat transit angkutan umum, kondisinya kini hanya lahan kosong yang belum dimanfaatkan kembali keberadaannya.

Kepala  Dishub Kabupaten Bandung, Hilman Kadar mengatakan, pihaknya masih berupaya menghadirkan kembali terminal, untuk tempat transit kendaraan umum di wilayah timur yang saat ini terminal bayangan kian menjamur.

"Kalau lihat dari kronologis, memang dulu itu lahan desa kita sewa untuk dipakai jadi Terminal Cileunyi," kata Hilman.

Berdasarkan informasi yang dihimpun KejakimpolNews.com, Jumat (17/5/2024), lahan bekas Terminal Cileunyi tersebut, luasnya 8.000 meter persegi. Secara administratif, status lahannya tanah milik Desa Cileunyiwetan.

Sebelumnya, lahan tersebut disewa oleh Dishub Kabupaten Bandung, untuk dijadikan Terminal Tipe C.

Bekas Terminal Cileunyi menjadi tempat mangkal kendaraan umum, baik antarkecamatan hingga antarkota, berdiri sejak 1970-an sampai akhirnya berhenti aktif pada 2021 lalu.

Menurut Hilman, kerjasama tersebut tidak berlanjut karena lahan Desa Cileunyiwetan tersebut, dikabarkan akan digunakan untuk mall atau rest area.

"Namun entah kenapa itu (pembangunan mall) tidak jadi (berdiri) itu saya kurang mengetahui," terangnya.

Hilman mengungkapkan, karena kontrak kerjasama tidak berlanjut, maka pihak Dishub Kabupaten Bandung pun berupaya mendorong agar keberadaan terminal bisa tetap ada.

"Waktu itu kita coba lakukan FS (fasibility study/studi kelayakan), mengenai lokasi untuk Terminal Cileunyi, ada beberapa titik," ungkapnya.

Hilman pun menjelaskan, melalui analisis yang dilakukan pihaknya, area lahan eks Terminal Cileunyi simpulnya cukup ideal untuk dijadikan Terminal Tipe A.

Ditambah, secara aktivitas rute transportasi umum di kawasan tersebut, kini telah aktif jalur penghubung seperti, Tol Purwakarta-Cileunyi (Purbaleunyi), Tol Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi) hingga Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu).

"Simpulnya itu AKAP (Antar Kota-Antar Provinsi), maka kita dorong agar jadi Terminal Tipe A, yang dikelola nantinya langsung oleh Kementerian Perhubungan, karena kita (Dishub Kabupaten Bandung) hanya mengelola Terminal Tipe C," jelasnya.

Hilman memaparkan, hal tersebut dapat dilihat dari pergerakan transportasi umum yang lintasannya tak hanya di lokal saja, melainkan lintas daerah sampai ke luar wilayah Provinsi Jawa Barat.

"Namun ketika sedang didorong agar jadi Terminal Tipe A, muncul studi baru bahwa akan ada juga terminal, yang simpul lokasinya antara di Tegalluar atau Gedebage saat itu," ungkapnya.

Mengingat secara lokasi antara Cileunyi, Kabupaten Bandung dengan Gebedage, Kota Bandung tergolong berdekatan, ujar Hilman, maka tidak memungkinkan jika berdiri dua simpul terminal.

"Ketika kita masih menunggu (ditentukannya lokasi terminal) di Gedebage atau Tegalluar, ternyata lahan-lahan yang sudah kita lakukan hasil studinya sudah keburu digunakan (pihak lain)," ujarnya.

Diketahui, beberapa lokasi yang sudah dilakukan studi kelayakan untuk jadi Terminal Tipe A itu, salah satunya sudah berdiri SMK Kesehatan Bhakti Kencana.

Menurut Hilman, karena menunggu penentuan lokasi simpul terminal antara di Tegalluar atau Gedebage, sehingga Dishub Kabupaten Bandung kehilangan momentum untuk bisa mewujudkan Terminal Tipe A di wilayah Cileunyi.

Karena melihat dari rute aktivitas angkutan umumnya, lahan Desa Cileunyiwetan sudah tidak lagi bisa menjadi layanan Terminal Tipe C.

"Angkot kalau yang lokal itu hanya rute Cileunyi-Majalaya dan Cileunyi-Cicalengka, sementara di sana angkotnya tergolong AKAP, ada yang Cileunyi-Cicaheum juga ada Majalaya-Gedebage, termasuk bus (lintas daerah/luar provinsi)," bebernya.

Hilman menuturkan, kebutuhan terminal untuk menjadi tempat transit atau mangkal transportasi umum, dinilai sangat diperlukan khususnya di wilayah Bandung Timur.

"Sangat butuh terminal, entah nanti hasil studi untuk tepi simpulnya dari Cileunyi harus bergeser, yang jelas harus bisa memadai seluruh aktivitas rute angkutan massal," tuturnya.

"Karena Simpang Cileunyi ruas jalannya digunakan untuk naik-turun penumpang, selain berbahaya itu melanggar aturan juga," pungkas Hilman.**

Author: Yayan Sofyan
Editor: Yayan Sofyan

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Kolong Flyover Pasupati, Dari Ruang Kumuh Menjadi Area Kreatif
PWI Kota Bandung Kukuhkan Kepengurusan Pokja dan Focus Group Discussion
Kolong Jembatan Tol Cisumdawu dan Simpang Susun Cileunyi Kian Kumuh, Ini Kata Cucu Endang
Sambut Ramadan, Pemkot Bandung Siap Berantas Buta Huruf Al-Qur'an dan Bukber di 30 Kecamatan
TPST Tegallega Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar Industri Semen