Debat Pamungkas, Paslon "Alus Pisan" Ungguli "Bedas Lanjutkan" dengan Program Solutifnya
BANDUNG, KejakimpolNews.com - Pascadebat Paslon Bupati/Wakil Bupati Bandung "Alus Pisan", Sahrul Gunawan-Gun Gun Gunawan nomor urut 1 kontra kontrak "Bedas Lannjutkan" Dadang Supriatna-Ali Syakieb nomor urut 2 sejumlah pihak dengan berbagai argumennya melontarkan penilaian siapa yang unggul.
Debat paslon yang digelar KPU Kabupaten Bandung ini, sempat memanas dan nyaris bentrok kedua pendukung paslon di Hotel Sutan Raja, Soreang, Rabu (20/11/2024) malam tapi debat akhirnya berjalan hingga tuntas.
Dari sejumlah pihak yang melontarkan penilaan saat debat tersebut, Asep Komarudin, Direktur Eksekutif Landscape Politik Indonesia.
Menurut Asep Komarudin, paslon Alus Pisan Sahrul-Gungun terlihat lebih solutif dalam pemaparkan gagasan dan programnya, ketimbang paslon Dadang-Ali nomor urut 2 yang cenderung bercerita tentang keberhasilan di era Dadang menjabat.
Padahal saat Dadang Supriatna menjabat Bupati Bandung 3,5 tahun, wakilnya adalah Sahrul Gunawan.
"Pasangan Bupati-Wakil Bupati Bandung Dadang-Sahrul yang menjabat hanya 3,5 tahun 'kan paket yang utuh. Maka, ketika terdapat keberhasilan merupakan keberhasilan bersama. Begitupun pula jika ada kegagalan merupakan kegagalan bersama, tidak dapat di klaim oleh salah satunya saja," kata Asep.
Pada debat paslon tadi malam kata Asep, merupakan tawaran solusi dan gagasan program masing-masing palon untuk kepemimpinan 5 Tahun ke depan.
“Jika melihat tawaran gagasan dari tema dan sub tema debat malam tadi, paslon nomor 1 Alus Pisan cenderung lebih unggul dan solutif dalam menawarkan gagasan dan programnya," ujarnya.
Dalam masalah lingkungan misalnya, sambung Asep, paslon Sahrul-Gun-Gun memiliki konsep “Ngajaga Bumi”, yaitu sebagai konsep pendekatan nilai agama dan budaya dalam menyelesaikan persoalan Lingkungan sesuai dengan karakteristik masyarakat Kabupaten Bandung sendiri yang agamis dan berbudaya.
Asep menambahkan, begitupun halnya dalam sub tema radikalisme dan toleransi beragama, paslon Alus Pisan membedah persoalan radikalisme dari akarnya yaitu masalah ekonomi dan rasa keadilan, sehingga pasangan ini menawarkan gagasan masalah ekonomi secara inklusif yang menjadi akar kemunculan radikalisme dan menghadirkan pelayanan pemerintahan yang inklusif.
"Sehingga mampu memberi rasa keadilan kepada semua pihak, di samping diperlukannya juga adanya literasi pemahaman moderasi keagamaan dan wawasan kebangsaan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh agama di pesantren dan tokoh tokoh budaya," ungkapnya.
Sedangkan pasangan Bedas Lanjutkan, sambung Asep, gagasannya cenderung normatif dan umum dalam mengurai persoalan radikalisme. Seperti penguatan pemahaman pendidikan Pancasila di sekolah-sekolah dan program normatif lainnya.
"Dalam hal tata kelola pemerintahan paslon Alus Pisan terlihat lebih tegas dalam komitmen untuk menerapkan merit system, tidak mendahulukan like and dislike atau pendekatan politis dalam proses mutasi jabatan atau rotasi pada struktur OPD Kabupaten Bandung, sehingga sistem jenjang karir bagi ASN lebih jelas dan lebih adil karena berdasarkan prestasi serta enjang karir masing-masing. Hal ini dapat merangsang kinerja ASN untuk bekerja lebih baik dan professional dalam memberi layanan birokrasi kepada masyarakat," ungkapnya.
Jika debat paslon tadi malam, dikatakan Asep, diukur secara objektif berdasarkan kriteria debat, yaitu penguasaan visi misi, kejelasan atau relevansi penyampaian materi, konsistensi jawaban/statmen, motivasi, kolaborasi, objektifitas dan komunikasi, Alus Pisan jelas, kugas dan tegas.
Asep pun menilai, secara keseluruhan dan di setiap poin serta sesi hampir keseluruhannya di ungguli paslon Alus Pisan dan bisa dikatakan man of the macthn. Adapun jika dilihat dari kriteria kejelasan atau relevansi penyampaian materi dan konsistensi jawaban/statmen khususnya pada saat sesi ke dua dan ke tiga saat menjawab pertanyaan soal yang diberikan panelis, paslon Alus Pisan berhasil melakukannya dengan baik.
"Jika di bandingkan antara keduanya, Paslon Alus Pisan lebih unggul dibanding Bedas Lanjutkan. Jika diangka, Paslon Alus Pisan memperoleh nilai 91-92 sedangkan Bedas Lanjutkan Dadang mendapatka nilai 88-90. Artinya masih unggul tipis pasangan nomor urut 1,” paparnya.
"Jika dilihat dari kriteria objektifitas dan kemampuan komunikasi yang jelas, lugas dan tegas, Dadang Supriatna berhasil bersikap tenang dalam penyampain gagasan dan statmennya. Apalagi pada saat debat kedua ini pasangan no urut 2 berusaha untuk menampilkan Ali Syakieb di depan dan lebih dahulu dalam berpendapat.
Walau terkesan tekstual atau lebih banyak membaca, berbeda dari debat perdana yang lalu dimana Ali Syakieb terkesan lebih fasif tampil hanya sekedar pelengkap saja," terang Asep.
Sementara di tempat terpisah, Diki Suherman ahli Kebijakan Publik dan Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Al Ghifari, melihat “dari hasil debat kedua paslon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bandung, Paslon Alus Pisan sangat unggul dengan menunjukan kejelasan visi misi dan program yang terukur menyentuh semua lapisan masyarakat di Kabupaten Bandung.
Selain itu, Diki mengatakan paslon Alus Pisan mampu menguasai forum debat dengan baik saat penyampaian materi diskusi yang jelas dan tegas. Jawaban yang diberikan pun kata Diki, angat natural tidak terpaku pada teks/catatan, dan manajemen waktu yang pas, serta konsistensi jawaban yang disampaikan saat debat berlangsung.
“Yang tidak kalah penting adalah kekompakan pasangan ini (Alus Pisan) sangat baik dan tidak diragukan lagi. Tidak ada dominasi di antara mereka, melainkan bersatu padu dan berperan bersama-sama antara Sahrul dan Gun Gun,” ungkap Diki.**
Author: Yayan Sofyan
Editor: Yayan Sofyan