Wacana Reaktivasi Jalur KA Bandung-Ciwidey, di Atas Rel Kini Berdiri Rumah-Rumah Warga

Yayan Sofyan
Wacana reaktivasi KA Bandung-Ciwidey, kondisi di atas rel di Soreang dan Cangkuang, Kab. Bandung kini berdiri pemukiman
BANDUNG, KejakimpolNews.com - Terkait Wacana Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi reaktivasi atau menghidupkan kembali jalur Kereta Api (KA) Bandung-Ciwidey dinilai tantangan yang tak mudah.
Jalur yang pernah berjaya di masa kolonial kini telah berubah fungsi. Ribuan rumah warga telah dibangun di atas rel tersebut, membentang dari Kota Bandung hingga Kabupaten Bandung. Di antaranya di Desa Ciluncat, Kecamatan Cangkuang, dan Soreang, Kabupaten Bandung.
Di sejumlah wilayah itu, banyak warga yang mendirikan bangunan, baik permanen maupun semi-permanen, di atas bekas lintasan rel kereta api.
Meski ada beberapa bangunan yang berdiri bersebelahan dengan bekas rel, sebagian besar justru terletak di atasnya. Bahkan, terdapat rumah warga yang masih memiliki rel kereta api di dalamnya, meskipun telah ditutup dengan semen.
Di Kampung Ciluncat, bekas rel kereta api tidak hanya dijadikan tempat tinggal. Warga juga memanfaatkan bekas rel tersebut sebagai jembatan. Mereka menutup bagian atas rel dengan semen, sehingga menciptakan jembatan yang kokoh di atas bekas rel kereta. Di lokasi lain, rel kereta juga terputus di tengah karena bangunan warga yang berdiri di atasnya.
Sebagian rel bahkan dimanfaatkan sebagai jalan setapak untuk keperluan sehari-hari. Pemanfaatan yang sama pun terlihat di Kampung Cibeureum Jati, Desa Sadu, Kecamatan Soreang. Jembatan lintasan rel KA tua yang sudah lama tidak beroperasi kini digunakan warga sebagai jembatan penyebrangan.
Di bagian atas jembatan tersebut telah ditutup dengan semen untuk memberikan keamanan dan kenyamanan saat melintas. Jembatan ini menghubungkan Kampung Cibeureum.
Jembatan ini menghubungkan Kampung Cibeureum Jati dengan kampung lain, dan menjadi pilihan warga untuk menghindari jalur arteri Soreang-Sadu yang lebih jauh. Kondisi serupa juga berlaku di Kampung Cibeureum Jati. Di sini, rel yang lama tidak beroperasi telah beralih fungsi menjadi pemukiman.
Yana (40), salah seorang warga Desa Sadu, Soreang mengatakan kekhawatirannya terkait wacana pengaktifan kembali jalur KA Bandung-Soreang tersebut.
Ide ini, kata Yana sempat diusulkan di era Gubernur Jabar Ridwan Kamil sebelumnya. namun tidak terwujud. Yana pun mengaku was-was tetap menghantui dirinya, maklum ia tinggal di atas jalur rel KA telah 15 tahun lebih dan mengelola usahanya.
"Ya, boleh saja jalur KA Bandung-Ciwidey bisa kembali diaktifkan. Ini kan keputusan dan kebijakan pemerintah. Namun, jujur saya bingung nanti usaha di mana lagi. Soalnya, pasti bangunan ini dibongkar," ujar Yana.
Yana juga khawatir ketika anaknya yang masih SD bertanya tentang kemungkinan mereka diusir dari rumah. "Jika rencana terealisasi, harapannya saya, ya pemerintah harus menyiapkan tempat tinggal buat kamu," ungkapnya.
Dengan banyaknya tantangan yang dihadapi, wacana pengaktifan kembali jalur kereta api ini akan memerlukan lebih dari sekadar keputusan pemerintah. Perhatian dan solusi bagi warga yang telah membangun kehidupan di atas jalur tersebut menjadi kunci untuk mencapai keseimbangan antara pengembangan transportasi dan kesejahteraan masyarakat.
Diketahui, Pemerintah Provinsi Jabar bersama pemerintah pusat (Kemenhub) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana mereaktivasi sejumlah jalur kereta api di Jabar. Reaktivasi tersebut, di antaranya jalur Banjar -Pangandaran, Garut-Cikajang, Bandung-Ciwidey, Rancaekek-Tanjungsari dan KA dari Bogor-Sukabumi-Cianjur hingga Padalarang.**
Author: Yayan Sofyan
Editor: Yayan Sofyan