Melalui Proses WGS

WNA dan WNI yang Baru Tiba dari Luar Negeri Diperiksa Ketat

foto

Foto: Humas Kota Bandung

KABID P3 Dinkes Kota Bandung Rosye Arosdiani.

BANDUNG, KejakimpolNews.com.- Pemerintah Kota Bandung (Pemkot) dipastikan bakal memeriksa secara ketat terhadap WNA maupun WNI yang baru tiba dari luar negeri.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung, Rosye Arosdiani menyebut, langkah ini sebagai antisipatif terkait adanya ancaman gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia yang diprediksi akan terjadi pada akhir 2021.

"Pengecekan dilakukan terhadap WNA maupun WNI yang baru tiba dari luar negeri melalui proses Whole Genom Sequences (WGS)," kata Rosye Arosdiani pada acara Bandung Menjawab, Selasa (19/10/2021).  

Diketahui, WGS adalah upaya pemerintah untuk memetakan varian Covid-19 yang masuk ke Indonesia. WGS juga sebagai upaya mencegah masuknya varian Covid-19 yang berasal dari luar negeri.

Rosye menyebut, nantinya pada saat mereka tiba di bandara, petugas dari KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) akan melakukan testing ulang kemudian mereka dikarantina selama lima sampai tujuh hari.

"Setelah karantina mereka harus PCR lagi. Kalau dia positif, samplenya dilakukan WGS untuk mengetahui ada tidaknya varian baru. Karena kita khawatir ketika ada orang luar datang ke sini," tuturnya.

Selain itu, Dinkes juga tetap melakukan pemeriksaan WGS jika ditemukan kasus yang mencurigakan. Misalnya di satu tempat tiba-tiba ditemukan 9 orang yang positif.

"Itu samplenya kita cek ulang, kemudian yang CT-nya rendah di bawah 25 itu dilakukan WGS. Artinya ketika kasus sudah menurun juga tetap kita lakukan WGS," beber Rosye. Kasus Covid-19 di Kota Bandung, menurut Rosye, saat ini semakin terkendali.

Berdasarkan Intruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 53 Tahun 2021, kini Kota Bandung berada di level dua alias daerah yang memiliki kasus Covid-19 berisiko rendah.

Namun begitu masyarakat tidak boleh lalai. Rosye meminta warga Kota Bandung tetap menjalankan 5M yaitu menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker, menjauhi kerumunan, dan mengikuti vaksinasi Covid-19.

Kemudian Dinkes Kota Bandung juga terus masif melakukan 3T atau testing, tracing dan treatment  untuk pelacakan kasus kontak erat, termasuk melakukan surveilans  seperti di sekolah.

Sebab, kata Rosye, sesuai dengan Intruksi Kementrian Kesehatan, sekolah yang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), maka 10 persennya harus dilakukan random sampling (test acak). "Artinya dilakukan tes Covid-19 di sekolah dari berbagai tingkatan secara random.

Sampai hari kemarin (Senin, 18/10) kita sudah melakukan sampling kepada 1.512 warga sekolah mulai dari siswa dan guru," terang Rosye. "Juga di puskesmas semua kasus ISPA dan lili. Artinya yang sakit batuk pilek dilakukan pemeriksaan rapid antigen maupun PCR, untuk memastikan Covid-19 atau bukan dan itu dilaksanakan di puskesmas," imbuhnya.

Perlu diketahui, berdasarkan data yang diperoleh hingga 18 Oktober 2021, sebanyak 99 kelurahan di Kota Bandung sudah bebas dari kasus konfirmasi aktif, artinya tersisa 52 kelurahan lagi dengan kasus konfirmasi aktif. Tetapi meski begitu, terang Rosye, pihaknya akan tetap melakukan penanganan secara merata untuk memastikan tidak ada lonjakan kasus.**

Editor: Dede Suryana

Bagikan melalui
Berita Lainnya
PLN Salurkan Bantuan Jaringan Listrik di Lokasi Tanah Longsor Kampung Gintung Bandung Barat
Pj Ketua TP PKK Kota Bandung: Kolaborasi Penting untuk Memaksimalkan 10 Program Pokok
Bandung Mengaji: Umat Cerdas Tak Mudah Termakan Hoaks, Saring Berita Sebelum Sharing
Diskar PB Kota Bandung Sabet 2 Penghargaan Lagi di Tingkat Provinsi
Tingkatkan Kesadaran Hukum, Pemkot Bandung Gelar Penyuluhan Hukum Terpadu