5.720 Korban Mengadu

Hati-hati...! Para Rentenir Cari Korban Lewat Online

foto

Humas Kota Bandung

WAKIL Wali Kota Bandung Yana Mulyana menerima Satgasus Rentenir Kota Bandung di Ruang Rapat.

BANDUNG, KejakimpolNews.com.- Sejak terbentuk tiga tahun lalu, Satgas Antirentenir Kota Bandung telah melayani sekitar 5.720 pengaduan dari warga yang terjerat atau menjadi korban rentenir. Namun, diperkirakan masih banyak warga yang enggan mengadu.

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana berharap Satgas Antirentenir bisa lebih aktif lagi melayani berbagai pengaduan dari masyarakat yang menjadi korban rentenir.

"Ini seperti puncak gunung es. Kelihatannya di permukaan itu tidak banyak, mungkin banyak yang malu atau seperti apa. Mungkin banyak juga yang belum tau Satgas Anti Rentenir," kata Yana saat menerima Satgasus Rentenir Kota Bandung di Ruang Rapat Wakil Wali Kota, Balai Kota Bandung, Selasa (19/1).

Menurutnya, Satgas Antirentenir bisa memfasilitasi orang-orang yang terjerat rentenir. Sehingga orang tersebut bisa menyelesaikannya lewat bantuan lembaga keuangan atau yang lainnya. "Saya pikir ini merupakan suatu keberanian dengan membentuk Satgas Anti Renternir. Mudah-mudahan bisa melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga agar tidak tertarik ke rentenir," ucapnya.

Menurut Yana, kemungkinan orang tertarik ke rentenir karena ke bank itu banyak persyaratan, seperti harus ada jaminan. Padahal tidak semua orang bisa menjaminkan sesuatu. Kaum rentenir di Kota Bandung, sebagian besar sudah tidak lagi menggunakan cara tradisional atau konvensional.

Saat ini, mereka banyak mencari korbannya lewat pinjaman online. Ketua Harian Satgas Antirentenir Kota Bandung, Saji Sonjaya, menyebut, pada tahun 2020, pihaknya mendapatkan peningkatan aduan korban rentenir sekitar 30 persen , dan sebagian besar adalah korban pinjaman online.

"Kalau dulu awal pembentukan Satgas, rentenirnya sifatnya tradisional. Kalau sekarang banyak pengaduan ke kita hampir 60 persen korban pinjaman online yang ilegal," kata Saji. Ia mengatakan, para korban pinjaman online rata-rata ibu-ibu. Sekitar 40 persennya pelaku usaha.

Mereka pinjam untuk modal usaha dan hampir tiap tahun seperti itu. Memurut Saji, Satgas Antirentenir mempunyai visi mewujudkan Kota Bandung bebas rentenir, antara lain dengan membantu para korban rentenir. Juga memverifikasi serta memgawasi rentenir berkedok koperasi.

"Kalau rentenir perorangan kita tidak bisa menyentuh karena ranahnya di kepolisian. Rentenir pinjaman online yang ilegal pun kadang tidak jelas kantornya dimana," katanya. "Jadi kita hanya menyentuh rentenir yang berkedok koperasi, itu paling banyak. Untuk penindakannya dan pembinaan ada di kewenangan Dinas KUKM di Bidang Pengawasan. Kita hanya sampai verifikasi dan mengawasi," imbuhnya.**

Editor: Dede Suryana

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Tinjau Kawasan BLUPPB Karawang, Presiden Prabowo Dorong Swasembada Pangan dan Ekonomi Biru
Pemkab Kuningan Raih Apresiasi Pinunjul Award 2024 Terbaik IV Saat Pertemuan Tahunan BI
Perkembangan Harga Sembako di Indramayu Naik dan Turun
Melegenda, Sarung Tenun Majalaya "Kota Dolar", Akankah Berjaya dan Besinar Kembali?
Gerakan Pangan Murah Peringatan HPS Tingkat Jabar Digelar di Area Sport Arcamamik