Tragedi 2 Sejoli
Usai Tabrakan Dinaikan ke Mobil, Seminggu Lebih Raib Ditemukan Jadi Mayat
NAGREG. KejakimpolNews.com. Rabu siang 8 Desember lalu itu, Handi Harisaputra (18) berniat membawa jalan-jalan kekasihnya, Salsabila (14). Remaja kelas 2 sebuah SMK di Limbangan, Kabupaten Garut itu datang menjemput sang kekasih Salsabila di rumahnya Kampung Tegalrame Desa Ciaro, Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung.
Rumah Salsa -- panggilan Salsabila-- tak jauh dari Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU) Ciaro, Nagreg, ada gang masuk sedikit ke dalam. Pasangan sejoli ini keluar dari gang tersebut lalu menuju ke jalan raya. Saat ban sepeda motor Suzuki Satrya yang dikendarainya baru saja menginjak jalan raya Nagreg arah Limbangan-Tasikmalaya, tiba-tiba muncul sebuah minibus warna hitam dengan kecepatan tinggi.
Minibus yang menurut saksi mata ini Isuzu Panther, menyambar sepeda motor yang ditumpangi sejoli remaja itu. Tak ayal kedua korban yang ditabraknya terpental dan terkapar di jalan raya. Sesaat kemudian dua orang dari mobil minibus hitam ini turun, dia bilang. "Biar saya bawa saja ke rumah sakit, ayo bantu naikkan".
Orang-orang yang ada di sekitar kecelakaan segera menaikan satu persatu kedua remaja yang kelihatan pingsan itu. Luka-lukanya sendiri tak ada yang tahu persis, sebab kedua korban langsung dinaikan ke minibus. Yang pasti keduanya masih hidup.
Mobilpun meluncur ke arah utara Limbangan. Tak ada seorang saksipun warga sekitar yang ikut serta di mobil, mereka katanya ada yang menawarkan diri namun dicegah oleh penumpang minibus yang tampaknya berjumlah 3 orang.
Mobil meluncur, sementara keluarga Salsabila yang datang naik sepeda motor, di antaranya Deden (paman Salsabila) tak sempat melihat Salsabila dan Handi lagi karena mobil yang membawanya sudah meluncur jauh dibawa minibus. Saat itu Deden merasa yakin, korban dibawa ke Puskesmas Limbangan karena hanya itulah yang terdekat dari Ciaro, Nagreg.
Tetapi apa yang terjadi? Di Puskesmas Limbangan semua pegawai menyebut tak ada korban akibat kecelakaan lalu lintas (laka lantas) mampir ke Puskesmas. Dicari lagi ke Malangbong dan klinik atau puskesmas lainnya di sepanjang jalur Nagreg-Limbangan-Malangbong hingga Tasikmalaya, semua nihil. Tak ada satupun puskesmas, klinik dan rumah sakit yang mengaku kedatangan dua remaja korban laka lantas.
Adalah Jajang, ayah Salsabila mulai cemas. Dia dibantu beberapa saudaranya, termasuk juga keluarga dan saudaranya Handi, iikut menyusuri dan mencari. Tetapi tak juga ditemukan. Esok, lusa dan hari-hari berikutnya tak juga ditemukan. Seminggu sudah atau tanggal 15 Desember, masih juga tak ada titik terang.
Polisi turun tangan
Polsek Nagreg dan Polresta Bandung langsung turun tangan, namun hasilnya masih tetap nihil. Sejoli ini benar-benar hilang misterius. Upaya terus dilakukan, beberapa netizen mengangkatnya lewat FaceBook (FB) dan WhatsApp (WA), lengkap dengan foto kedua korbannya, termasuk foto saat tabrakan dan pengangkatan tubuh korban ke minibus. Bahkan ada juga postingan foto penumpang minibus yang terekam agak cukup jelas wajahnya saat dia mengangkat tubuh korban naik ke mobilnya.
Jumat 17 Desember ada berita, katanya di Sungai Serayu Jawa Tengah ditemukan dua jasad perempuan dan laki-laki. Yang Laki-laki ditemukan di hulu Sungai Serayu yang termasuk ke dalam wilayah Polres Cilacap, dan satu lagi sejauh 6 kilometer dari penemuan jasad laki-laki ini, ditemukan lagi jasad perempuan termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Banyumas.
Tak lupa ciri-cirinya termasuk pakaian dan aksesoris yang dikenakan kedua korban disimpan oleh Polsek/Polres setempat. Setelah kedua jasad diautopsi, langsung dimakamkan.
Berita itu sampai ke Polsek Nagreg dan Polresta Bandung. Selanjutnya mereka Polsek Nagreg/Polresta Bandung damn Polres Cilacap dan Banyumas termasuk Polda Jateng berkoordinasi. Akhirnya terungkap bahwa kedua jasad itu adalah memang Salsabila dan Handi yang telah seminggu lebih dicari.
Semakin bertambah yakin setelah perwakilan keluarga baik keluarga Salsabila maupun keluarga Handi dan aparat Poslek Nagreg serta Polresta Bandung meluncur ke Cilacap dan Banyumas.
Proses penggalian dan autopsi kedua jasad yang telah dimakamnan pun dilakukan. Keluarga Salsabila dan Handi merasa yakin itu adalah kedua remaja korban laka lantas yang hilang. Bahkan alat bukti lain di antaranyai pakaian, cincin, ikat oinggang dan celana korban yang sata itu dipakai, benar milik kedua sejoli itu.
Setelah menepuh proses serah terima jasad, selanjutnya atas permintaan keluarga kedua korba dibawa ke kampung halamnnya Sabtu (18/12/2021) sekira pukul 23.00 WIB. Tak lama kemudian, setelah disholatkan, Minggu (19/12/2021) dini hari keduanya dimakamkan. Handi Heri Saputra dimakamkan di Cijolang Limbangan, sedangkan Salsabila dimamamkan di Ciaro, Nagre.
Hukum berat pelakunya
"Alhamdulllah pemakaman adik saya Salsabila sudah tuntas dan semua keluarga ikhlas karena ini takdir. Hanya permintaan keluarga, pelakunya segera diringkus dan dihukum seberat beratnya," kata Eneng Ina (20) kakak kandung Salsabila ditemui si rumahnya di Kampung Tegallame RT 02/07 Desa Ciaro, Kecamatan Nagreg, Senin (20/12/2021).
Hal senada dikatakan Ny. Suryati (43) ibu kandung Salsabila yang jenazah anaknya telah dimakamkan kembali di TPU belakang SPBU Ciaro dekat TKP lakalantas 10 Desember lalu. TPU berada di seberang jalan rumah korban.
"Keluarga sudah ikhlas menerima kepergian Salsabila. Hanya yang diminta sekarang pelakunya segera terungkap dan dihukum seberat beratnya," kata Ny. Suryati. Dikatakan Suryati, Salsabila adalah anak bungsu dari 4 bersaudara. Saat ini masih tercatat sebagai siswi Tsanawiyah Patih Bandung di Nagreg kelas 2.
"Meski kehidupan kami pas-pasan, suami saya Kang Jajang (45) pun hanya sekadar buruh memaksakan diri untuk menyekolahkan Salsabila," ucap Suryati saat ditemui di rumahnya yang sangat sederhana dan sempit. Lantai semen, dan hanya tersedia dua kamar sementara penghuninya 7 jiwa.
Diungkapkan Suryati, saat itu 8 Desember lalu pukul 16.00 sebelum kecelakaan menimpa anak gadisnyas, Salsabila berangkat dari rumah dengan Handi katanya mau ke Cijolang Limbangan dengan motor Suzuki Satrya warna hitam.
Salsabila saat pergi mengenakan kaos hitam dan celana hitam. "Hanya beberapa menit pergi dari rumah dikejutkan jika Salsabila dan Handi tertabrak di jalan raya, depan SPBU Ciaro tak jauh dari rumahnya dengan mobil minibus Isuzu Panther warna hitam. Ketika keluarga datang ke lokasi kejadian, Salsabila dan Handi sudah dibawa ke arah Limbangan oleh pelaku yang menabraknya yang katanya mau dibawa ke Puskesmas Limbangan," ungkap Ny. Suryati.
Saat itu sejumlah saksi mata, termasuk Deden, paman Salsabila segera menyusul ke Puskesmas Limbangan. Setelah dicek, baik Salsabila dan Handi atau pun pelaku yang membawanya tak ada.
"Sejak itu Salsabila dan Handi dinyatakan hilang misterius setelah dicari ke sejumlah puskesmas, klinik dan rumah sakit. Setelah 10 hari dicari, kelurga terkejut Salsabila dan Handi ditemukan tewas mengambang di sungai di Cilacap dan Banyumas," tuturnya.
Semula kata Suryati, pihak keluarga masih ragu jika mayat yang ditemukan tersebut Salsabila."Setelah melihat pakaian dan giwang dan ciri lainnya keluarga yakin jika mayat tersebut Salsabila. Kaos hitam dan celana hitam yang jadi barang bukti itu milik Salsabila yang dipakai saat tertabrak," pungkas Suryati.
Hingga saat ini jajaran Polresta Bandung, Polsek Nagreg dan Polda Jabar masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus lakalantas yang menimpa sejoli Salsabila dan Handi. Termasuk berusaha meringkus pelaku yang menabraknya dan membuang remaja sejoli ke Cilacap dan Banyumas.**
Editor: Yayan Sofyan
Dari berbagai sumber