Malu-Maluin Euy!

Ayah Kandung Kok Linglung?

foto

pixabay ilustrasi

ILUSTRASI pelecehan

DUHHH.... zaman udah kebalik-balik, anak gugat orang tua ke pengadilan gara-gara harta. Anak bunuh ibu karena tak dikasih beli motor, ayah disiksa dianiaya anak gara-gara gak ngasih uang rokok ke anaknya. Ada juga suami mendagangkan istri sendiri kepada lelaki lain melalui online, edun memang tapi itulah, yang penting fulus berjalan mulus. Soal harus berbagi rasa dengan lelaki lain, bagi si suami ini sepertinya tak soal, anggap saja sepeda motor ojol, siapapun bisa menumpang dan bisa naik yang penting duit.

Bingung memang mengamatinya. Boleh jadi karena pengaruh miras, atau pengaruh medsos. Yang jelas orang sudah banyak yang hilang akal, yang haram ketuker dengan yang halal, yang hak berebut tempat dengan yang batil. Akal normal sudah raib, diganti oleh akal abnormal dan abal-abal.

Seperti kejadian berikut ini, seorang ayah tega pisan menjarah “sawah” anak kandungnya sendiri padahal si anak masih di bawah umur dan masih bau kencur. Konon, si gadis remaja Abg-- sebut saja nama samarannya Melati-- selama setahun dipaksa melayani si ayah kandung yang otaknya sudah linglung ini.

Melati tak mampu menolak, sebab si ayah kerap mengancam katanya takkan dikasih uang jajan dan bekal sekolah, bahkan diancam pula akan ditabok jika gak kasih isi rok dan diajak mondok. Melati memamng shok, tapi ketimbang bonyok dipukuli ayahnya yang pekok berotak jorok, Melati terpaksa melohok.

Dulu saat Melati masih balita, ia hidup dan dibesarkan oleh nenek dari ibu kandungnya. Setelah lulus SMP dan masuk SMA, ia mulai ikut ayah dan ibunya di sebuah rumah kontrakan kawasan Kelurahan Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara. Ayahnya DJ (52) bekerja serabutan, sementara ibunya bekerja di pabrik.

Namanya kerja di pabrik, setiap hari ibunya ini P4 alias pergi pagi pulang sore kadang malam baru tiba di rumah. Sementara DJ sering ditinggal berduaan dengan Melati di rumah. Namanya lelaki tea, jangankan ditinggal istri setiap malam, ditinggal sejam dua jam juga sudah runyam.

Padahal lelaki itu terutama jika sudah mau gitu, terkadang tak kenal waktu. Malam minggu baru saja gitu, malam Senin minta main, malam Selasa pura-pura lupa, malam Rabu mikirnya itu melulu, apalagi malam Jumat tak mau kelewat, katanya sunah Rasul padahal hanya alasan doang.

Dulu sewaktu belum ada Melati ikut serumah, Jika ingati istri di pabrik, si DJ ini paling ngelamun nyorangan alias sendirian. Kalau syahwatnya tak tahan paling paling solorun bin single fighter, bertempur sendirian. Tapi kini, di rumah sesudah ada Melati ABG yang tubuhnya tengah menjadi-jadi, DJ merasa punya tean kencan.

Entah karena terlampau lama menitipkan Melati ke ibu mertua, DJ mendadak lupa ingatan bahwa si ABG ini darah dagingnya sendiri yang ia bikin bersama istrinya dulu. Saat istrinya pergi dan di rumah cuma berdua, DJ semakin hilang akal, Melati ibarat gadis lain yang siap mengganti peran istrinya.

Begitulah yang terjadi. Otak dan akal sehat DJ sudah lenyap, yang tinggal mulut nyapnyap kayak biawak yang siap melahap apa saja yang ada di hadapannya. DJ pun mulai mengganggu Melati didekati dengan senyam senyum, lalu colak-colek dan selanjutnya hahah-hohoh.

Melati kaget melihat sikap ayah kandungnya yang mendadak manja. Ia cukup paham apa maunya. Pikirnya si ayah hanya iseng wong namanya juga ayah kandung. Tetapi lama kelamaan Melati kaget ternyata ayahnya serius banget minta nganu kepada dirinya. Melati menolak, tapi apa daya otak DJ sudah tak tahan. Syahwat mengalahkan akal sehat.

Akhirnya, di bawah ancaman dia diminta menjadi peran peran penganti ibunya. Dan malam itu, kegadisan Melati ambrol juga. Sekali berarti setelah itu lagi dan lagi. Sejak itu nyaris setiap ada waktu DJ selalu minta jatah dari anak gadisnya. Melati tak berkutik, setahun lamanya ia menjadi bulan-bulanan ayahnya.

Akhirnya Melati tak tahan, ia pun curhat kepada teman sekelasnya di SMA saat mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di sebuah instansi pemerintah. Si teman empati, ia mengadukan kasusnya kepada ibunya Melati. Si ibupun marah besar, ia melapor ke Polres Metro Jakarta Utara.

Tak pake lama, Polisi bergerak instan. DJ pun diringkus, kini ia jadi penghuni sel tahanan seperti dikatakan Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak ( PPA) Polres Jakarta Utara AKP Andry Soeharto mengungkapkan segalanya.

"Korban (Melati) telah menceritakan semua kejadian pencabulan yang dilakukan bapaknya," tutur Andry menirukan perkataan korban, di Mapolres Jakut Kamis 11 Maret 2021.

Untuk menyelamatkan Melati, Polres Metro Jakut menitipkan korban (Melati) ke Kementerian Sosial untuk mendapatkan trauma healing, sedangkan DJ terus diproses dan ia akan dijerat dengan Pasal 82 Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.**

Oleh Kang Maman

Bagikan melalui
Berita Lainnya