Waduhhh...! Direksi Arema FC Pertimbangkan Pilih Opsi Bubar

Foto: Istimewa.
OPSI BUBAR. Sejak insiden di Stadion Kanjuruhan Malang yang mewaskan 135 orang Aremania, kini klubn Arema FC Malang sedang mempertimbangkan opsi bubar karena terus dirundung masalah.
MALANG, KejakimpolNews.com - Kabar mengejutkan datang dari Kota Malang. Manajemen Arema FC mempertimbangkan memilih opsi membubarkan tim terkait situasi yang menderanya akhir-akhir ini, mulai dari musibah Kanjuruhan yang menelan 135 korban jiwa hingga penyerangan terhadap kantor Arema FC pada Minggu (29/1/2023).
Dilansir dari laman resmi aremafc.id, Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi (PT AABBI), Tatang Dwi Arifianto menyebutkan, bahwa kini direksi Arema FC mempertimbangkan eksistensi klub, termasuk kemungkinan terburuk untuk membubarkan tim.
Menurut Tatang, upaya yang ditempuh dan dihadapi klub Arema FC pascamusibah Kanjuruhan sudah dilakukan, mulai membuka crisis center untuk membantu penanganan korban, menghadapi proses dan gugatan hukum baik pidana dan perdata.
Tak hanya itu, manajemen juga tetap menjaga eksistensi klub agar tetap menjalani kompetisi, meskipun dengan berbagai sanksi dan denda dari federasi. Kemudian memberikan layanan trauma healing, serta menjaga eksistensi klub agar tetap bertahan.
"Kami sangat memahami suasana duka yang berkepanjangan, kami terus berusaha dan berupaya agar situasi ini kembali normal,” paparnya.
Namun, sambung Tatang, jika memang upaya dan itikad Arema FC ini dianggap belum memenuhi keinginan banyak pihak, atau justru membuat tidak kondusif, maka kata Tatang, manajemen akan mempertimbangkan agar klub Arema FC untuk dibubarkan.
Diketahui, Kantor Arema FC yang berlokasi di Jalan Mayjen Panjaitan, Kota Malang, digeruduk puluhan Aremania, suporter Arema FC pada Minggu (29/1/2023). Akibatnya, gerai penjualan jersey Arema hancur terkena lemparan batu.
“Tentu kami merespon atas insiden ini. Direksi dan manajemen berkumpul, membicarakan langkah berikutnya seperti apa," kata Tatang.
" Jika sebelumnya kita memikirkan banyak masyarakat Malang yang hidup dari sepakbola utamanya Arema FC, seperti UMKM, pedagang kaki lima sampai usaha kecil lainnya. Tapi jika dirasa Arema FC ini dianggap mengganggu kondusivitas, tentu ada pertimbangan tersendiri terkait eksistensinya atau seperti apa, tapi kami tetap menyerahkan kepada banyak pihak,” Imbuhnya.
Saat ditanya berkaitan dengan kerugian, Tatang mengungkapkan bahwa yang dialami Arema FC atas insiden ini tetap tidak sebanding dengan rasa duka yang dialami Aremania saat peristiwa Kanjuruhan.**
Editor : Dede Suryana