Jagoan Ngutang Kembali Tandang
Oleh DEDI ASIKIN
(Wartawan Senior)
DIBALIK prestasi yang luar biasa, imej orang tentang bertumpuknya utang negara, tak bisa dinafikan dari seorang Sri Mulyani Indrawati.
Wanita kelahiran Bandar Lampung itu memang piawai mencari utangan buat menambal defisit anggaran. Dalam sekilat saja, presiden Jokowi sumringah karena kesulitan keuangan bisa diatasi dalam wakfu singkat.
Tapi bagaimanapun Sri Mulyani adalah wanita hebat. Dia srikandi masa kini. Perempuan Indonesia yang paling lama jeneng menteri. Perempuan pertama pula yang mendapat kepercayaan dan kehormatan menjadi Direktur Eksekutif Bank Dunia dan International Monetary Found (IMF).
Memperoleh gelar Menteri Keuangan terbaik Asia versi Emerging Market (2006). Wanita paling berpengaruh ke 23 dunia pilihan Forbes, majalah ekonomi yang terbit sejak tahun 1917 di Amerika.
Dan wanita ke 2 terhebat di Indonesia implengan majalah Globe Asia (2008).
Tak kenal maka tak sayang, seperti orang sering bilang, ada baiknya kita mengenal lebih dekat, Sri Mulyani Indrawati, bendahara negara besar yang bernama Indonesia itu.
Terlepas dari kontroversi julukan orang, perempuan cemerlang, yang jago ngutang. Karena, yen tak pikir-pikir tak semua orang bisa lakukan. Dia jauh lebih hebat dari emak-emak yang cuma pinter cari pinjaman dari bank emok.
Dia mungkin hampir sekelas dengan nabi Yusuf yang menjadi bendahara dan menyelamatkan ancaman kelaparan kerajaan Mesir 1350 tahun sebelum masehi.
Sri Mulyani Indrawati (SMI) dilahirkan di Bandar Lampung tanggal 26 Agustus 1962 dari seorang ayah bernama Prof. Dr.Satmoko dan ibu Retno Sriningsih.
Pendidikan SD sampai SMP ditempuh SMI di Bandar Lampung, sedangkan SMA di Semarang.
Dari SMA, SMI meneruskan pendidikan ke Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI) lulus 1985.
Kemudian bersama suaminya Tonny Sumartono mendapat bea siswa, bareng-bareng kuliah di University of Illinois Amrik. Dalam sebuah unggahan SMI mengaku agak ribet mengatur jadwal kuliah dan ngurus anak. Mereka dikarunia 3 orang anak (Dewinta Illiana, Adwin Haryo Indrawan, dan Lukman Indra Pambudi).
Meski uang bea siswa tidak mencukupi, mereka tetap bahagia di negeri Uncle Sam. Masih bisa hiburan ke tempat tempat rekreasi. Mereka lulus dengan gelar Master of Science (M.Sc.) tahun 1990.
Tingkat Ph. D (doktoral) juga ditempuh SMI di Universitas yang sama dan lulus tahun 1992.
Selanjutnya SMI meneruskan karir sebagai dosen di UI yang sudah dimulai sejak 1986.
Ia juga menjadi pengamat ekonomi Indonesia. Dia menjabat Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM FEUI).
Tahun 2005 SMI diangkat Presiden SBY sebagai Kepala BAPENAS/Perencanaan Pembangunan Nasional.
Tahun 2008 jadi Menteri Keuangan mengganti Yusuf Answar. Tahun 2008 jadi Plt Menko Ekonomi mengganti Budiono yang diangkat jadi Gubernur Bank Indonesia.
Puncak prestasinya terjadi tahun 2010 ketika dia diangkat menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Jabatan itu dijabatnya sampai 2016, ketika presiden Jokowi memanggil pulang untuk menjabat Menteri Keuangan sampai sekarang.
Bahwa dia akan ikut dalam Kabinet Prabowo Gibran, sudah hampir pasti. SMI mengaku sudah diminta Prabowo. Dia juga ikut dipanggil ke Kertanegara bersama 102 orang lainya yang disebut sebut sebagai para calon menteri, kepala lembaga, wamen dan macam macam jabatan yang akan dibuat untuk menunjang kinerja kabinet Prabowo-Gibran.
Prabowo kayaknya masih memerlukan wanita baja ini untuk menata perbendaharaan negara dan menembus dunia. Termasuk (mungkin) sebagai tukang cari utangan.
Menekehete.**