Kabinet Wiwo

foto

Dedi Asikin

Dedi Asikin

Oleh DEDI ASIKIN
(Wartawan Senior)

TEMAN- teman di group diskusi Ngadu Bako memang macem macem karakternya. Ada yang suka bicara togmol, blakblakan tunjuk hidung, vokal dan apa adanya, kaya Wisnu Wardana,S.H., M.H, Teteng Saftari, S.Hi, Iwan Botak S.Pd.

Ada yang suka ngabodor padahal bukan pelawak, Dani Fajar, Weam Asikin, Boys Iskandar dan Cecep Juanda. Ada yang kalem kaya ustadz, Sultan Sahid dan Bambang BK.
Kemarin kami kumpul kumpul lagi. Biasa di warkop, ngopay dan ngudud. Selain obrolan rana-rene (sana sini), adapula topik khusus, yaitu tentang dipanggilnya 49 dan 59 orang yang dicurigai sebagai calon menteri, wamen, kepala lembaga dan badan yang akan dibentuk dalam pemerintahan Prabowo Gibran.

Mereka belum resmi ditempatkan dimana, baru Ahad 20 Oktober 2024 malam ini Presiden Prabowo Subianto yang baru dilantik akan mengumumkan susunan kabinetnya. Tunggu saja.

Sebelum dilantik, mereka dipanggil ke rumah Kertanegara tanggal 14 dan 15 Oktober 2024. Ada satu yang tertinggal.
Siapa?
Ali Muchtar Ngabalin.
Ada postingan satire menyebut Ali Muhtar "Nyebelin", sedang berjoget gemoy di pinggir jalan.

Kata Cecep Juanda, Ali nunggu nunggu telepon dari Danil Anzar Simanjutak (Jubir Prabowo) atau mayor Tedy, ajudan Menhan, tak ada saja. Setress dia, lalu ngajak orang orang di pinggir jalan berjoget gemoy. Rasa rasanya itu cerita imajiner dan iseng doang. Masa iya sih sampai segitunya.

Sebenarnya ini bukan kabinet Prabowo-Gibran. Ini mah lebih cocok disebut kabinet WiWo, Jok(Wi) Prabo(Wo).

Tengok saja, ada 16 orang (sekitar 35%) yang 'dipanggil paksa', adalah menteri atau orang dekat Jokowi. Sebut saja Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan, Bahlil Lahadalia, Sri Mulyani Indrawati dll.

Rupanya masih ada keterikatan antara Jokowi dengan Prabowo. Gibran Rakabuming Raka sempat mengaku bahwa ayahanda ikut meramu kabinet. Walau kemudian dia tambahkan kalimat bahwa yang memutuskan tetap Presiden Prabowo.

Pengamat Politik Universitas Andalas Feri Amsari menyebut Jokowi masih tetap cawe-cawe. Dengan nilai tawar yang masih dia miliki , sejumlah nama disodorkan Wiwi kepada Wowo.

Prabowo sendiri tidak keberatan. Orang Sunda bilang itu mah ibarat, batu turun keusik naek, batur purun, kuring daek. Maka dipanggillah 16 orang Menteri Jokowi. Fery Amsari bilang, mereka itu buat mengawal putra mahkota yang akan dilantik jadi wapres.

Yang kami bincangkan juga soal gemuknya rencana kabinet Wowi, eh Pragib. Sehingga untuk itu Jokowi rela hati membuat legalitas hukum.

UU no 39 tahun 2008 yang membatasi jumlah kementerian hanya 34 dirubah secara kilat dengan UU 61 tahun 2024. Dalam UU itu , jumlah kementerian tidak dibatasi.

Diserahkan kepada Presiden sesuai kebutuhan. Jadi mau bikin seratus kementerian juga gak soal, monggo monggo bae.
Persoalannya buat apa itu kabinet gemuk amat ?
Untuk efektivitas ?
Enggak juga kayanya.

Meminjam anggapan banyak orang, bahwa orang gendut itu jalannya saja susah. Napas sesak dan terengah-engah.
Efesien? Jauh panggang dari api.

Lebih dari setengah jumlah kementerian harus melakukan perubahan nomenklatur. Dan itu memerlukan yang (rakyat). Untuk membikin kop surat saja, satu kementerian bisa mencapai 1 milieur (milyar).J ika ada 49 kementrian? Piro?

Tiap kementerian baru harus menyiapkan kantor, pegawai ( sdm/menpower), perlengkapan. Jangan-jangan 100 hari pertama belum mulai kerja.

Satu hal lagi yang ngeri ngeri sedap, adalah penyediaan mobil dinas untuk (pak, oom, mas atau gus) men. Jika ada 100 saja, harga Toyota Crown 2,5 HV G xecutive itu Rp.2,9 miliar. Jadi untuk mobil dinas saja perlu uang (rakyat) Rp300 miliar.

Kenapa sih kabinet dibikin gendut? Tengok Amerika. Kabinet Joe Biden itu hanya 15 kementrian. Padahal persoalan di sana jauh lebih kompleks dibanding di Indonesia.

Amerika 'kan banyak intervensi ke luar. Urusan Israel, konflik liga Arab, perang dingin dengan China dll. Apalagi ketika George Washington memulai pemerintahannya 4 July 1776 menterinya hanya 4 orang.

Penggemukan kabinet ala mas Wowo itu kata Hendri Satrio untuk mengakomodasi kawan kawan partai koalisi, para pendukung dan relawan. Prabowo ingin semua masuk, bersama-sama mengolah negara.

Jangan di luar, banyak reungit (nyamuk) mending di dalam banyak ringgit (duit) kata Kun Citra, bercanda.

Prabowo itu paradigma berpikiran masih kalah elok oleh orang orang PKI. DN Aidit sering beradagiun, musuh satu kawan sembilan. Prabowo ingin no enemy,but ten friends.

Ingin semua kawan. Oke si oke, tapi urusan pertemanan jangan dikaitkan dengan urusan pemerintahan, tegas Fery I am sorry (eh maaf, Fery Amsari).

Tapi apa boleh buntet, sudah begitu maunya. Rakyat mah cuma dibikin melongo. Mau hokcay juga silakan.
Kumaha nu dibarendo we.**

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Iseng-Iseng Lapor, Lapor Iseng-Iseng
Bermula dari Ruangan Kecil di Kauman, Muhammadiyah Menjelma jadi 'The Big Islamic Organization'
Kabar Derita dari Prabowo
Supian-Chandra Hentikan Dominasi PKS di Kota Depok
Sosok Guru Landoeng yang Menginspirasi Iwan Fals