Opung Masih Manggung
Oleh DEDI ASIKIN
(Wartawan Senior)
ADA beberapa tulisan saya beberapa tahun lalu terkait nempel kaya pranko, Luhut Binsar Panjaitan (LBP) sering juga dipanggil Opung dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi):
Yang masih ingat ada :
Luhut lagi luhut lagi lagi. Lagi lagi Luhut
Elu lagi elu lagi, lagi lagi elu.
Jangan mimpi pisahkan Luhut dengan Jokowi.
Tulisan itu menggambarkan suntuknya banyak orang, khususnya teman teman saya di group diskusi Ngadu Bako. Itu lantaran LBP berkali kali mendapat jabatan dalam pemerintahan Joko Widodo.
Konon ada 15 jabatan yang pernah dijabat Opung selama 2 periode Jokowi manggung.
Yang masih saya ingat antara lain :
1. Kepala Staf Kepresidenan
2. Menkopolhukam
3. Menko Maritim dan Investasi
4. Menteri ESDM Ad Interim (AI)
5. Menteri Perhubungan AI
6. Menteri KKP AI
7. Ketua Tim Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) waktu Covid 19
8. Ketua Dewan Pengarah Penyelamatan Danau Prioritas Nasional
9. Ketua Komite Kereta Api Cepat Jakarta Bandung
10. Ketua Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia
11. Ketua Pengarah Satgas Sawit
12. Ketua Task Force Investasi IKN
13. Waduh maaf maaf kata sisanya lupa.
Biasa faktor U . Selain itu juga ngirit durasi.
Pokoknya banyak. Lagi lagi Luhut lagi lagi luhut. Elu lagi elu lagi. Pokoke suntuk dengarnya.
Kerena itu LBP sering dijuluki menteri segala urusan. Bahkan ada yang nyindir Perdana Menteri tanpa portofolio.
Dalam tulisan saya berjudul "Jangan Mimpi pisahkan Luhut dengan Jokowi", itu saya ungkap sejarah pertemanan kedua tokoh beda etnis itu. Mereka bertemu tahun 2008.
Bermula dari kegalauan LBP soal konsesi hutan yang dia dapatkan dari pemerintah.
Waktu itu LBB baru mendapatkan konsesi hutan untuk diexplor menjadi pertambangan batu bara.
Dia bingung dengan tumpukan kayu hasil penebangan di hutan seluas 6.000 hektare lebih itu. Kalau dibiarkan akan terjadi pembusukan dan merusak lingkungan hidup.
Kebetulan seorang Direktur PT Toba Sejahtera (perusahaan milik LBP) Ir. Bambang mengaku punya teman sesama kuliah di UGM. Ketika dipertemukan dengan LBP ternyata orang itu Joko Widodo. Dia sedang menjabat wali kota Solo dan punya perusahaan kayu dengan nama PT Rakabu.
Sejak itulah mereka nyambung sebagai rekan bisnis. Bahkan LBP menjadi pemegang saham di PT Rakabu.
Ketika Jokowi nyalon Gubernur Jakarta, LBP mendukung secara gaspol. Ketika Jokowi nyalon presiden LBP sampai mundur dari jabatan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Golkar. Masalahnya Golkar waktu itu (2014) mendukung Prabowo- Hatta Rajasa, sementara LBP mau dukung Jokowi-JK.
Maka ketika Jokowi menang dan jadi presiden, makin lengketlah mereka. Opungpun ikut manggung. Bahkan, yaitu seperti dibilang di atas mendapat banyak jabatan.
Luhut lagi luhut lagi, Lagi lagi Luhut.
Elu lagi elu lagi , Lagi lagi elu.
Ternyata sekarang Opung manggung lagi ikut Prabowo. Padahal sebelumnya sudah berkoar tidak akan ikut dalam pemerintahan Prabowo Gibran.
Apa yang terjadi?
Bisa saja Prabowo terus memintanya menjadi pagar istana.
Memang mereka sudah lama bekerja bersama. Waktu di Kopassus Letkol Luhut jadi komandan dan Prabowo wakil Komandan Detasemen 88 Anti teror. Sekarang Opung manggung lagi dengan jabatan Ketua Dewan Ekonomi Nasional.
Bagaimana ba bi bu nya, meneketehe.
Yang pasti Opung tetap manggung.**