Buah Khuldi Tak Sekelas Mangga Gedong Gincu Ala Indramayu

Ilustrasi
Buah mangga Gedong Gincu asal Indramayu
Oleh DEDI ASIKIN
(Wartawan Senior)
SEMUA anak cucu Adam dapat diyakini setidaknya pernah mendengar nama pohon atau buah khuldi, pohon dan buah yang diiwanti=wanti Allah untuk tidak didekati (apalagi dimakan) Adam dan Hawa.
Al-Quran tidak spesifik menggambarkan tentang buah itu, semisal soal bentuk dan rasa spesifiknya.
Tentu berbeda dengan buah (mangga) spesial produksi kabupaten Indramayu. Dan Indramayu memang sudah lama mengklaim sebagai pengasil beberapa jenis mangga terbesar di Indonesia. Ada gedong gincu, cengkir. arumanis, dan bapang.
Gedong gincu misalnya. Buahnya unik. Setelah matang warnanya ungu dagingnya sedikit berserat, 90% rasanya manis dan 5%masing masing asam dan asin.
Buah atau mangga cengkir, bentuknya lonjong, lebih besar, rasanya manis dan sedikit berserat.
Indramayu nyaris indentik mangga. Hampir tak ada sejengkal tanah yen tidak ditanami jenis jenis mangga itu.
Di pekarangan rumah, di pinggir jalan dan pematang sawah. Terlebih di kebun pasti banyak ditanam mangga. Di tempat itu, orang boleh berfotoria rdi kebun atau di tempat penimbunan produksi sebelum diangkut kw pasar pasar di seluruh pelosok Indonesia. Bahkan juga di luar negeri, karenanya Bupati Indramayu Lucky Hakim mengklaim barang itu sudah diekspor ke beberapa negara Asia Tenggara. Indonesia. Bahkan ke Eropa juga.
Tidak atau belum didapat angka pasti berapa banyak produksi kabupaten di pinggir laut utara itu. Tapi yang pasti prasa Indramayu is Gedong Gincu adalah kldim dari Pemkab Indramayu sendiri.
Soal buah atau pohon khuldi dalam Al Quran tidak dirinci secara spesifik, naik isl, bentuk, dan rasanya. Tetapi secara logika, mendekati saja dilarang apa lagi memakan.
Kembali bermain logika, yang namanya Adam AS dan istrinya Sayidah Siti Hawa saja tergoda untuk memakannya, maka kira-kira rasanya pasti lebih enak, lebih legit dan manis dari gedong gincu dari Indramayu.
Bedanya yang bernama khuldi yang berasal dari bahasa Arab "khuld" yang berarti kekal atau abadi dilarang bahkan sekadar didekati saja tidak boleh, sementara buah cengkir, bapang atu gedong gincu sangat dianjurkan untuk dinikmati semua orang. Buah-buah itu akan melimpah ruah pada musim berbuah yaitu bulan Oktober, November dan Desember.
Tak hanya di supermarket, toko dan warung atau jongko pinggir jalan, tetapi juga bisa didapat dikebun yang berbuah terus di sepanjang tahun.
Lagian buat apa melanggar larangan kaya nenek moyang kita, kan lebih mudah dan baik menyerbu Indramayu makan gedong gincu semau perutmu, tak perlu malu.**
