Opini

Taliban dan Keajaiban Ilahiah

  • Rabu, 29 September 2021 | 15:19 WIB
foto

istimewa

DINDIN MACHFUDZ

Oleh DINDIN MACHFUDZ

(Jurnalis Senior, Penulis Buku Catching The Dream)

SEKALI LAGI segenap penduduk bumi menyaksikan Keajaiban Ilahiah yang spektakuler. Juga fenomenal. Yaitu berupa angkat kakinya (bahasa lain : pecundang) serdadu Amerika Serikat beserta sekutunya dari bumi Afghanistan per 31 Agustus 2021 setelah bercokol selama 20 tahun dengan memakan korban ratusan ribu bahkan satu jutaan warga Afghanistan tewas.

Yang tewas, termasuk juga warga sipil tak berdosa yang sedang hajatan pesta kawinan maupun sedang belanja di pasar tradisional dengan dalih salah sasaran ngebom. Juga tentu saja 2.300-an tentara Amerika dan 1.200 tentara Sekutu dari Inggris, Jerman, Prancis tewas.

Disebut spektakuker karena pasukan yang terlatih dan dilengkapi peralatan perang supercanggih termasuk helikopter dan mobil Humvee serta tank baja terkini, harus mengakui kehebatan pasukan Taliban yang bermodalkan senjata tua AK 47 sisa pasukan Uni Soviet, bersandal jepit atau kadang tanpa alas kaki, bergamis dan berjaket lusuh dengan wajah rata-rata brewok, ulet, tangguh, berkeyakinan dan berkeimanan kuat bahwa Allah bersamanya selalu, berperilaku ramah dan sedikit senyum, sedikit berkata serta penutup kepala bersorban.

Peristiwa kemenangan pejuang Taliban yang menggemparkan manusia sejagat ini terutama jagat media digital dan konvensional mengingatkan umat Muslim dan Peradaban Islam akan peristiwa heroik dan patriotik ketika pasukan pimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih membebaskan kota Konstantinopel dari cengkraman imperium Romawi Timur tahun 1495 dengan strategi dan siasat militer yang di atas rata-rata atau nyaris metarasional.

Yaitu, ribuan pasukan muslim memboyong atau menggotong puluhan atau ratusan armada kapal imperium Turkiye Ustmani ke atas bukit dan hutan di sekitar Laut Bosphorus di malam hari. Lantaran laut tersebut sudah dipasangi ranjau berupa rantai besi yang melintang dari kedua sisi laut oleh pasukan Konstantinopel. Sebuah strategi perang yang di atas rata-rata di masa itu.

Tapi kecerdasan Panglima Perang Ottoman yang baru berusia 21 tahun itu tak kalah cerdas dan cerdiknya sehingga perang di Istana Konstantinopel dengan benteng terkuat berhasil didobrak dan dimenangi pasukan muslim yang sudah diramalkan oleh nabi Muhammad Saw pada 8 abad sebelumnya bahwa Konstantinopel bakal jatuh ke dalam pelukan muslim.

Sang penakluk adalah pasukan terbaik dan panglima perang muslim terbaik dengan karakter terbaik : Tak putus menegakkan sholat wajib dan sholat sunat Tahajud dan Dhuha, penghapal Al-Qur'an, penghapal Hadis, selalu berpuasa, berpikiran maju alias cerdas sebagai ahli sejarah, matematika, fisika, tasawuf, pemain pedang unggul, ahli strategi perang.

Pernah sehabis membebaskan Konstantinopel, lantas pasukan ini sholat berjamaah dan kudu memilih siapa yang bakal menjadi imam sholatnya dengan kriteria : sholeh sejati yang akhirnya pilihan jatuh kepada anak muda brilian tadi, yaitu Sultan Muhammad Al-Fatih. Nah, demikianlahkKeajaiban Ilahiah pertama sebelum Taliban dimenangkan oleh Allah nyaris tanpa seleberasi dan euforia.

Kedua, penduduk Bumi menyaksikan keajaiban kedua sebelumnya, yaitu kemenangan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi atas kota Jerussalem yang dikuasai oleh Raja Guy dari Eropa di tahun 1187 bulan Oktober bertepatan dengan 27 Rajab atau peristiwa Isra Mikraj Nabi Saw pascaperang Salib yang dicetuskan oleh Paus Urbanus II di Prancis, tanpa setetes darah pun serta gereja dan sinagog tanpa lecet oleh pedang.

Kok, aneh banget?! Tidak, bilamana kita dapat menyimak kisahnya dengan saksama. Yaitu Sultan Salahuddin mengirimkan memo singkat : Bilamana Raja Guy ingin selamat bersama pasukannya, agar meninggalkan kota Jerusalem di malam hari bersama pasukannya, sebab kota sudah dikepung dari berbagai arah. Interaksi dan komunikasi kedua pemimpin itu tercatat dengan elok dalam sejarah.

Yaitu antara lain Sultan dari Dinasti Ayyubiah itu dengan keramahannya mengirimkan paket buah-buahan kepada Raja Guy yang sedang deman karena sakitnya.

Ketiga adalah tatkala warga Bumi menyaksikan kemenangan pasukan muslim atas kota Jerusalem April 637 setelah dilakukan pengepungan dari berbagai arah oleh para jenderal muslim dan panglima perangnya beberapa bulan pada tahun 637 di masa kekhalifahan Umar bin Khathab. Mereka adalah Abu Ubaidah bin Al-Jarrah, Khalid bin Walid yang legendaris, Yazid bin Abu Sufyan, Amir bin Ash, dan Surahbil bin Hasanah.

Para pembaca yang budiman, ternyata semua kehebatan dan kedahsyatan serta ketakjuban itu bermula pada Perang Badar tahun 623 saat Umat Islam baru bermukimin dan konsolidasi di kota Madinah setelah dipersekusi dan dibunuh serta hijrah dari kota Mekah setahun sebelumnya.

Diawali Perang Badar

Orang-orang musyrik Mekah ngotot dan bertekad mau menghancurkan agama Tauhid tersebut sehancur-hancurnya dan membunuh Nabi Muhammad Saw beserta penganutnya sebelum berkembang dan meluas. Mereka mengirimkan 1.000 pasukan berpengalaman dan berperalatan perang lengkap dengan perbekalan luar biasa. Termasuk Abu Jahal sang pemimpinnya yang sangat kejam dan membenci Nabi Saw luar dalam.

Sementara pasukan muslim yang baru didirikan oleh nabi hanya memiliki 313 orang pasukan saja. Sebagian bekas budak. Di saat kritis dan krusial inilah nabi Muhammad Saw tampil sebagai utusan Allah, insan paling terpuji di dunia merangkap panglima perang tertinggi. Ia betul-betul menjadi sandaran kemenangan pasukannya.

Ia berdoa dengan khidmat dan khusyuknya hingga Allah perlu menurunkan hujan di prapertempuran, membuat pasukan muslim istirahat dan sholat dengan wudhu air hujan hingga bangkit semangatnya sembari menyebarkan rasa cemas dan takut ke dalam diri musuhnya. Lalu Allah kirimkan pula tentara malaikat secara berurutan, sehingga Allah katakan secara lugas bahwa, "Yang memukul dan menjatuhkan kepala musuh menggelinding itu serta melempar tombak itu bukanlah kamu, melainkan Aku." .

Terjadi komunikasi Ilahiah dan interaksi antara nabi dan Allah yang terus menerus di Badar dengan frekuensi spesial. Nabi berdoa di tendanya hingga sorbannya terjatuh ke pundaknya. Doa Perang Badar Nabi, "Ya Allah, jika Engkau tak menolong kami, bakal tak ada lagi orang yang beribadah dan bertakwa kepadaMu di muka bumi ini ...!"

Lalu Allah menjawab dengan selekasnya sebagaimana Allah ceritakan dalam QS ke-8 Al-Anfal (75 ayat) dengan jelas dan lugas termasuk berbagai tafsirnya. Dalam komunikasi langit antara' Allah Sang Penguasa Semesta dan Nabi Muhammad Saw Sang Utusan Allah di Bumi, Allah memberikan jaminan untuk selalu melindunginya dan memberi kemenangan bagi perjuangan orang-orang Mukmin dengan mengobarkan semangat berjihad.

Selain itu orang mukmin tidak boleh lari dari perang. Sebab satu orang mukmin setara dengan sepuluh orang sebagaimana firman Allah : " ... jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan seribu orang kafir, karena orang-orang kafir itu adalah orang yang tidak mengerti," QS Al-Anfal : 66.

Allah juga tegaskan dalam QS Ali Imran : 173 bahwa buat orang Mukmin : Cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami dan Dia sebaik-baiknya pelindung."

Nah, di fase setelah Amerika keok inilah kemudian terjadi fitnah, memframing dan menstigma Taliban yang tengah bermesraan dengan Allah, diguyur dengan tudingan dan opini negatif dari waktu ke waktu oleh media barat, padahal media sepatutnya bertindak cover both side dan membela kebenaran serta keadilan.

Hasil sementara ini akhirnya Taliban dengan Emirat Afghanistannya mendekat kepada Cina, Rusia, India, Iran disamping Uni Emirat Arab Qatar. Menyusul Turkiye segera. Sebuah pilihan yang logis dan rasional. **

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Ceasfire dan Palestina Merdeka
Bang Hamzah Pulanglah Duluan, Aku Pasti Menyusulmu
Komunikasi Politik: Battle of Lawyers
Guyonan Gus Dur: Yang Milih Orang Gila Semua
Mengenang Brunei dan Bulog Gate Sinetron Tukang Pijit