Kemah Bakti PGRI Se-Ciayumajakuning di Buper Palutungan
KUNINGAN, KejakimpolNews.com - Kemah Bhakti Budaya Gunung Ciremai tahun 2024 PGRI se-Ciayumajakuning digelar di Buper (Bumi Perkemahan Palutungan) Cisantana, Kec. Cigugur, Sabtu November 2024.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Kuningan U. Kusmana didampingi Ketua PGRI Kuningan Pipin Arifin disela acara pembukaan menjelaskan, kegiatan kemah bakti ini diikuti oleh kalangan guru se-wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan).
Tujuannya selain sebagai ajang silaturakhmi juga untuk berbagi ilmu, pengalaman dalam melestarikan dan mengembangkan budaya lokal khususnya di kawasan Gunung Ciremai.
Pj. Bupati Kuningan Agus Toyib saat membuka acara menyampaikan, Kemah Bhakti Budaya ini merupakan momentum penting untuk menyatukan para pendidik se Ciayumajakuning.
"Kehadiran kita di sini bukan hanya untuk berkumpul, tetapi juga untuk berbagi ilmu. Gunung Ciremai, menjadi ikon wilayah ini, adalah saksi betapa budaya dan alam dapat bersatu menjadi inspirasi bagi kita semua," kata Agus.
“PGRI yang merupakan organisasi para pendidik, tentu kita menyadari bahwa guru adalah ujung tombak pendidikan bangsa. Bapak dan Ibu guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembentuk karakter generasi muda. Dalam dunia yang semakin modern, perkembangan teknologi, serta perubahan sosial yang begitu pesat, maka tanggung jawab kita semakin besar untuk menjaga agar budaya bangsa tidak luntur,” ungkap Agus.
Kegiatan Kemah Bhakti Budaya ini lanjut Agus, mengajarkan semuia orang untuk mempererat persatuan dan solidaritas antarpendidik dari berbagai daerah.
"Dengan semangat kebersamaan, kita dapat saling belajar dan menginspirasi untuk memberikan yang terbaik bagi pendidikan dan kemajuan budaya bangsa. Semoga acara ini tidak hanya menjadi rutinitas tahunan, tetapi menjadi ajang untuk merencanakan langkah konkret dalam upaya pelestarian budaya yang dapat kita implementasikan di lingkungan pendidikan kita masing-masing," ujarnya.
“Melalui kegiatan ini, kita bisa memetik hikmah untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar kita. Gunung Ciremai adalah bagian dari alam yang perlu kita jaga kelestariannya, agar generasi mendatang bisa tetap merasakan keindahannya. Mari kita jaga dan lestarikan alam sekitar kita sebagai bagian dari budaya kita, karena budaya tidak hanya berbicara tentang warisan tradisi, tetapi juga tentang hubungan harmonis antara manusia dengan alamnya,” pesan Agus Toyib.**
Author: Whyr
Editor: Maman Suparman