Sofyan: Bukan Penganiayaan

3 Relawan KAMI Ditangkap Aparat Polda Jabar

foto

Humas Polda Jabar

Kabid.Humas.Polda Jabar. Kombes.Pol.Drs.Erdi A. Chaniago

BANDUNG, kejakimpolnews.com. - Tiga relawan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jawa Barat ditangkap jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Barat, terkait demo menolak UU Cipta Tenaga Kerja yang digelar di sekitar gedung DPRD Jabar dan seputar Gedung Sate, Bandung.

Ketiganya, MYR (23), IR (37), dan URJ (24), diduga terlibat dalam kasus penganiayaan seorang anggota polisi dalam aksi berujung rusuh.

Anggota polisi itu, kata Erdi mengalami luka serius hingga perlu penanganan khusus Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Erdi A Chaniago, mengatakan tiga orang yang diamankan itu satu di antaranya berstatus swasta dan dua lainnya pegawai swasta.

Menurut Erdi, ketiganya diamankan dalam waktu dan tempat berbeda. Mereka kini sudah ditetapkan sebagai tersangka, dan ditahan di Mapolda Jabar.

Terkait dengan itu sebelumnya polisi juga telah menangkap dan menetapkan tujuh orang tersangka atas kasus penganiayaan anggota polisi.

"Dengan demikian, hingga saat ini ada sebanyak 10 orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka, enam orang ditahan dan empat lainnya hanya wajib lapor," kata Erdi.  

Versi KAMI

Pendapat berbeda muncul dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jawa Barat. Pihaknya menyangkal ada penyekapan aparat kepolisian di posko medis.

Presidium KAMI Jabar Sofyan Sjahril mengakui KAMI memang mendirikan posko medis pada 8 Oktober 2020 karena pada aksi sebelumnya banyak korban pengunjuk rasa yang berjatuhan.

Menurut Sofyan, sampai Magrib suasana kondusif, bahkan di posko semoat salat Magrib berjamaah. Saat itulah tiba-tiba ada seorang mengaku mahasiswa masuk ke posko kesehatan, dia terlihat mengucek matanya seperti kena gas air mata, lalu dibantu tim kesehatan.

Kepada wartawan, Kamis (15/10) Sofya mengungkap, setelah orang yang mengaku mahasiswa itu masuk, di belakangnya ada seorang lagi memakai baju hitam, berhelm dan membawa pentungan.

Orang itu katanya masuk ke posko dan secara provokatif narik tim medis di situ, tapi ditahan sama tim lainnya karena dikira yang ditarik itu mahasiswa.

Masih kata Sofyan, para relawan di lokasi tak mengetahui bahwa pria berpakaian bebas itu anggota polisi. Sebab, saat ditanya, yang bersangkutan tak menjawab.

Selanjutnya, pria tersebut berusaha membuka gerbang. Namun para relawan menutup lagi gerbang itu. "Akhirnya membalik lalu tim medis menutup gerbang.

Satu petugas tampak provokatif, dengan tongkat pemukulnya dia buka gerbang sekencangnya tapi oleh tim medis ditutup lagi sehingga jatuh dia (petugas) kedorong, anak ini atau siapalah saya gak tahu akhirnya ada yang kesal dan marah. Jadi bukan disekap," katanya.**

Editor: Dede Suryana

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Jalan Licin Dampak Banjir Lumpur di Kertasari, Pemotor Kerap Terpeleset, Ini yang Dilakukan Polisi
Belum Ditemukan, Jumat Hari ke-3 Pencarian 2 Anak yang Tenggelam di Situ Cileunca Dilanjutkan
Pergi Bersama Pria Kenalannya di FB, Nana Siswi Madrasah di Cikancung Kab. Bandung Sudah 2 Minggu Raib
Teridur di Dalam Freezer Es Krim dan Terkunci Dari Dalam, Pemuda Z Tewas Mengenaskan
Diduga Kelelahan, Pemudik Wanita Mendadak Pingsan di Mobil Kawasan Limbangan Garut