Keselamatan Segala-galanya
KBM Tatap Muka di Garut Nunggu Dulu Vaksinasi

Humas Pemkab.Garut
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Garut, Totong.
GARUT, kejakimpolnews.com.- Para pelajar di Kabupaten Garut tampaknya masih harus tetap bersabar untuk bisa mengikuti pelajaran secara tatap muka.
Pasalnya, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Garut, Totong, terang-terangan menyebut, KBM atau kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di Kabupaten Garut tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat.
KBM secara tatap muka, kata Totong, baru bisa dilakukan bila vaksinasi Covid-19 sudah dilakukan kepada masyarakat, termasuk kepada para anak didik dan guru.
"Jadi kuncinya kita tunggu dulu vaksinasi," kata Totong. Totong menyebutkan, kebijakan itu ia lakukan sesuai dengan arahan Bupati Garut, Rudy Gunawan.
“Sebagai Ketua Gugus Tugas, Pak Bupati belum menyarankan untuk tatap muka, meskipun Kemendikbud memperbolehkan pada Bulan Januari. Alasannya, laju sebaran Covid-19 trend-nya belum melandai," kata Totong.
Ia mengatakan, pihaknya tetap menunggu dulu imunisasi atau vaksinasi dilaksanakan, supaya imun tubuh anak-anak semakin kuat.
"Jadi ini yang sedang kita dorong, karena bagi kami kesehatan dan keselamatan anak-anak, termasuk kita semua adalah segala-galanya,” ujar Totong, seperti dikutip dari laman Humas Pemkab Garut, Sabtu (5/12).
Menurut Totong, jika nanti pembelajaran tatap muka kembali digelar, maka pertemuan di kelas harus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.
“Jadi setelah (ada) vaksin, insya Allah baru akan dimulai tatap muka, tapi harus tetap menjaga SOP protokol kesehatan,” ucapnya.
Menurut Totong, salah satu pertimbangan pembelajaran tatap muka baru bisa dilakukan setelah ada vaksinasi, yaitu agar tidak terjadi klaster baru di satuan pendidikan Kabupaten Garut.
“Yang kami pertimbangkan adalah ketika diadakan tatap muka dalam situasi seperti ini, dikhawatirkan akan muncul klaster baru dari satuan pendidikan," katanya lagi.
Di Kabupaten Garut, kata dia, terdapat sekitar 600.000 peserta didik. Jadi jika masuk sekolah dan misalnya terjadi outbreak sebesar 1% saja, berarti sekitar 6000 siswa, mau diisolasi dimana?
"Nah, justru kita harus memperkuat pembelajaran jarak jauh di rumah, juga memperkuat program blended learning. Hal ini yang harus kita sampaikan ke orangtua untuk terus bersabar.” pungkasnya.
Kabupaten Garut sendiri, untuk periode 23-29 November 2020 level kewaspadaan Covid-19 nya berada di zona oranye atau risiko sedang, dan diharapkan masyarakat tetap selalu memperhatikan protokol kesehatan untuk menekan penyebaran virus corona ini.**
Editor: Dede Suryana