Jumlahnya Terus Bertambah

Pengungsi Korban Tebing Longsor di Cisewu Menjadi 676 Jiwa

foto

Cang Anwar

Bupati Garut Rudy Gunawan, saat berkunjung ke Cisewu. Selain memberi bantuan, juga melihat kondisi alam yang rawan longsor.

GARUT,kejakimpolnews.com. - Jumlah pengungsi di Kecamatan Cisewu, akibat rumahnya terancam pergerakan tanah longsor, Minggu (6/12) terus bertambah. Kini mencapai 676 jiwa dari padahal semula hanya 500 orang.

Melihat kondisi tersebut, Bupati Garut, Rudy Gunawan, langsung berkunjung ke lokasi bencana untuk menyerahkan bantuan kasur dan uang tunai kepada pengungsi yang ditampung di empat lokasi.

Pengungsi ditampung di beberapa tempat. Sebanyak 280 jiwa di madrasah ibtidaiyah Annur Cigenur, 316 jiwa di GOR Desa Cisewu, 44 jiwa madrasah Fajar Cisamak dan 36 jiwa di rumah Kepala Desa Pamalayan.

"Kasur ini untuk sementara belum ada tambahan. Prioritas bagi orang tua," jelas Rudy. Bupati mengaku prihatin melihat kondisi para pengungsi yang tidur hanya menggunakan alas seadanya. Oleh karena itu dia mengirim 36 kasur .

"Saya sangat berterima kasih kepada masyarakat yang telah bergotong royong dalam menghadapi bencana alam sangat luar biasa ini," ujar Rudy. Kendati demikian, Rudy berpesan agar para pengungsi tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Seperti dilaporkan Camat Cisewu, Jumat (4/12) lalu, longsor itu terjadi akibat hujan besar yang mengguyur wilayah selatan Garut tepatnya di Cisewu, tebing Gunung Pipiti yang masuk ke kawasan Perhutani longsor. Arus lumpur yang terbawa derasnya guyuran hujan itu menimbun area pesawahan milik warga dan mengancam pemukiman.

Kawasan yang terancam itu, masing masing Kampung Cigentur, Kampung Piket, Sawah lega, semuanya di Desa Cisewu. Dan kampung Heubeul di Desa Pamalayan. Sementara luas areal yang tertimbun lumpur dan kerugian materi belum dihitung.

Langkah-langkah yang kini dilakukan oleh pemerintah kecamatan Cisewu bersama unsur Forkompimcam, di antaranya mengungsikan warga yang terancam longsor. Mereka dievakuasi di tiga tempat yang dianggap aman. Selanjutnya mendirikan posko dan dapur umum.

Untuk sementara, kebutuhan logistik hingga Sabtu ( 5/12) masih tersedia. Selanjutnya kebutuhan yang diperlukan segera, yakni, bahan pangan untuk makan, alas tidur dan selimut telah disiapkan.

Camat Cisewu memperkirakan jumlah pengungsi akan bertambah, pergerakan tanah masih mengancam. Bahkan yang mengkhawatirkan adalah bendungan air yang diperkirakan akan pecah bila volume airnya tambah besar akibat tertahan material longsor.

Seperti tampak, akibat tertahan itu kini kondisi tanah sudah terbelah ke dua arah, yaitu ke kampung Cigenur dan kampung Ranca kupa.

Begitu juga, masih terdapat ribuan kubik material bongkahan longsoran divbagian atas, yaitu titik utama longsor yang akan mendorong material tanah yang ada di bawahnya.**

Editor: Maman Suparman

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Aksi Vandalisme Merusak Pemandangan Simpang Susun Cileunyi dan Kolong Jembatan Jadi Terminal Liar
Pj. Gubernur Bey Machmudin Lantik Anggota BPSK Jabar 2025-2030
Truk Sambar Sejumlah Motor dan Tabrak Ruko di Bojongsoang Bandung, 2 Orang Luka
Pemdaprov Jabar Raih Indeks SPBE 4,73, Predikat "Memuaskan"
Jaenudin Tenggelam ke Sungai, Tim SAR Gabungan Belum Berhasil Menemukan Jasadnya