Videonya Viral di Medos

Kaki Gunung Nini Rusak, Ribuan Warga Kawungsari Baleendah, Kab. Bandung Demo

foto

Tangkapan layar

Kaki Gunung Nini di Baleendah, Kab. Bandung rusak, ribuan warga Kawungsari demo

BANDUNG, KejakimpolNews.com - Viral di media sosial (medsos) video ribuan warga Kampung Cikawung dan Kawungsari, Kelurahan Wargamekar, Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung demo.

Mereka demo menolak aktivitas pematangan lahan seluas 5 hektar lebih di kaki Gunung Nini yang berada diatas pemukiman, ladang dan pesawahan. 

Dalam video yang tersebar di medsos, salah satunya di Facebook (FB), Info Kab. Bandung, Jumat (28/3/2025) ribuan massa yang umumnya emak-emak berteriak-teriak sambil membawa poster ukuran sedang dan kecil dengan tulisan protes.

Bahkan dari mereka peserta demo menyebut nama Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi (bapa aing) agar segera turun tangan sambil membentangkan poster bertuliskan, "Bapa aing tolong Cikawung keur dirusak.# save Cikawung".

Berdasarkan penelusuran KejakimpolNews.com, demo ribuan warga Cikawung ini berlangsung, Selasa (25/3/2025).

Dari mereka yang berdemo itu, salah seorang saat berorasi mengatakan, jika aktivitas pematangan lahan kaki Gunung Nini dibiarkan, kekeringan,  banjir dan longsor mengancam kehidupan warga di dua RW di Kelurahan Wargamekar itu. 

Sejumlah warga RW 07 Kelurahan Wargamekar mengatakan, aktivitas pematangan tanah dengan menggunakan alat berat yang diatas bukit atau kaki Gunung Nini ini menyebabkan hilangnya tiga sumber mata air dan sungai yang ada. 

Dampaknya, dua tahun terakhir ini 25 hektar sawah yang ada di wilayah RW 07, 08, 10, dan 11 gagal panen akibat tak adanya pasokan air. 

"Ya, selain mengganggu pengairan untuk pertanian, aktivitas galian dan pematangan lahan yang menggunakan alat berat itu juga mengancam sumber air," kata Wawan kepada KejakimpolNews.com, Jumat (28/3/2024).

Warga yang terancam kesulitan air, kata Wawan sekitar 10 ribu Kepala Keluarga (KK) di dua RW, yakni di RW 07 dan 08. Bahkan air pun jadi sulit.

Ancaman banjir dan longsor pun kini, sambung Wawan menghantui warga di Kampung Kawungsari karena lahan ini cukup miring dan sekarang digali diratakan alat-alat berat.

Dikatakan Wawan, pemilik lahan seluas kurang lebih 5 hektar berdasarkan perizinan yang diajukannya yakni akan membuat pertanian tanaman tropis.

Tapi pada kenyataannya, pemilik lahan melakukan pematangan lahan dengan cara mengalihkan tanah (galian C) dan juga meratakan. 

"Dampaknya, ya otomatis dengan adanya aktivitas pematangan lahan yang menggunakan peralatan berat ini telah merusak lahan yang semula berfungsi sebagai area hijau resapan air. Bahkan, tiga sumber mata air dan sungai yang ada dilahan tersebut, kini sudah hilang," ungkapnya.

Berdasarkan sumber yang berhasil dihimpun KejakimpolNews.com, lahan seluas kurang lebih 5 hektar tersebut milik pribadi atan nama Feri Robiansyah yang ia beli dari beberapa orang warga sekitar. 

Sebelumnya sempat diambil tanahnya untuk urugan (galian C) karena diprotes warga kemudian dihentikan kemudian pada 2010, 2015, 2019, dan 2023 ada aktivitas kembali berupa pematangan lahan atau cut and field.

Aktivitas yang menggunakan alat-alat berat ini semakin memperparah kondisi lahan di tempat tersebut. Aktivitas pematangan tanah dengan menggunakan alat berat yang diatas bukit atau kaki Gunung Nini ternyata terus berlangsung.**

Editor:Yayan Sofyan

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Anggota DPR RI H.Rochmat Ardian Kunjungi Ponpes Miftahul Huda
Banjir Bandang Kembali Terjang Cimaung, Kab. Bandung, Rendam Pemukiman dan Perkebunan
Gelar Manasik Diikuti 140 Ribu Calon Haji, Kemenag Raih Rekor MURI
Sopir Mengantuk, Truk Nyungsep Setelah Tabrak Tembok dan Pohon Petai di Cibatu Garut
Tabrakan Beruntun Di Jln. Anggrek Tewaskan Siswa SMAN 5 Bandung, Perempuan Pengemudi Mobil Maut Bisa Jadi Tersangka
slot gacor