Atrenatif Cihideung dan Dago Lancar
Arus Balik Subang-Bandung, Tersendat di Ciater dan Macet Parah Pasar Lembang

Gaiskha
Jalan Raya Lembang macet total terutama sekitar Pasar Panorama.
BANDUNG, KejakimpolNews.com - Arus balik Subang arah Bandung mulai memperlihatkan kepadatannya, terutama memasuki petang. Padat merayap dan macet total belasan menit terjadi di beberapa titik.
Muihammad Ginanjar kepada KejakimpolNews Selasa (1/4/2025) ditemui di Ledeng mencveritakan, sejak berangkaty dari Subang antrean kendaraan mulai padat ketika waktu menunjukan pukul 13:00 WIB.
"Dari arah utara menuju Bandung, jalur jalan sudah dialihkan di Jalan Cagak ke jalan baru menjadi satu arah. Sedangkan dari arah Bandung-Lembang menuju Jalan Cagak hingga Subang tetap menggunakan jalur jalan lama," kata Ginanjar.
Masih kata Ginanjar, dari arah Jalan Cagak hingga Cikole padat merayap, baru menjelang masuk Lembang mulai macet. Bahkan kendaraan yang akan menuju Bandung tak lagi diperkenankan melewati pasar Panorama Lembang melainkan harus berputar ke arah jalan alternatif.
Hal senada dikemukakan Ravi Alvaro, warga Sukakarya Kota Bandung yang baru pulang dari Subang pun menyebut, sekira pukul 15:00 di Jalan sekitar Pasar Lembang sempat tak bergerak beberapa puluh menit. Baru bisa lancar setelah dari Lembang mencari jalan alternatif.
"Saya tidak melewati Jalan Setiabudhi melainkan ke jalan Parongpong atau Cihideung. Alhamdulillah lancar tak ada kemacetan, jalannya juga mulus. Keluar darui Ledeng," kata Ravi.
Ia melihat di Googlemap, jalur Lembang Ledeng berwarna merah, dan menurut beberapa pengemudi memang di jalur jalan Setiabudhi banyak yang terjebak macet, terutama di kawasan objek wisata Farmhouse.
Untuk mengatisipasinya, kata mahasiswa Politeknik Bandung ini, dari Ledeng dilakukan buka tutup.
Tepaty di pintu gerbang UPI dekat Terminal Ledeng, polisi menutup dan membuka bergantian dari kedua jalur. Hingga kemacetan total dapat dihindari.
Ravi menyarankan, jangan memaksakan diri menembus Jalan Sertiabudhi, melainkan mencariu alternatif. Banyak jalur alternatif, di antaranya lewat Cihideung, lewat, Punclut dan juga Dago.
"Memang jalur alternatif tidak lebar tetapi kendaraan relatif tidak padat," ujarnya.**
Author: Gaiskha
Editor: Maman Suparman