Longsor di Sumedang
Sekda dan Wabup Sumedang Pastikan Warga Terdampak Bakal Direlokasi

AdministratorFoto: SAR
WAKIL Bupati Sumedang Erwan Setiawan meninjau lokasi longsor di Cimanggung Sumnedang, ia mengatakan Pemkab Sumedang akan merelokasi secara permanen warga korban longsor.
SUMEDANG,KejakimpolNews.com.- Pemda Kabupaten Sumedang memastikan akan merelokasi permanen warga terdampak akibat bencana longsor yang memporak-porandakan Kampung Bojong Kondang, Desa Cihanjuang, Keecamatan Cimanggung, Sumedang.
"Pemda akan melakukan relokasi permanen bagi masyarakat terdampak dan terancam longsor, dan kami sedang melakukan persiapan untuk lokasi yang ditentukan," tutur Sekda Kabupaten Sumedang, Herman Suyatman, saat menerima perwakilan Komisi VIII DPR RI dan BNPB di pos komando SMAN 1 Cimanggung, Sumedang, Jumat (15/1).
Herman menyebut, hingga Jumat (15/1) ini korban tertimbun longsor diperkirakan 40 orang, 24 orang di antaranya sudah ditemukan dan 16 orang masih dalam pencarian (data terakhir 25 orang ditemukan, 15 masih dicari). Kemudian luka berat 3 orang, luka ringan 22 orang dan diperkirakan warga yang terdampak sejumlah 1.003 jiwa atau 267 KK.
Sedangkan rumah yang tertimbun 20 unit, rumah rusak berat 5 unit, rumah rusak ringan dan terancam 51 unit. Sementara itu wakil bupati Sumedang Erwan Setiawan menegaskan pemerintah daerah telah memasang sistem peringatan dini untuk meminimalisasi dampak longsor yang kemungkinan terjadi ke depannya. Pemda juga akan mengevaluasi seluruh izin pembangunan di lokasi-lokasi yang berpotensi terjadi longsor.
"Early Warning System (sistem peringatan dini) telah kami pasang di lokasi untuk memberikan tanda dan mengurangi dampak yang akan terjadi. Selain itu kami akan melakukan moratorium dan evaluasi seluruh izin pembangunan atau pengembangan di lokasi rawan longsor, baik yang belum diberikan izin maupun bagi yang sudah memiliki izin," ujar Erwan.
WakilKomisi VIII DPR RI, Tb. Ace Hasan Syadzily mengatakan Komisi VIII yang membidangi kebencanaan, akan melakukan pendampingan terkait persoalan kebencanaan di tanah air, salah satunya mengutamakan peran mitigasi atau pencegahan guna kurangi dampak bencana.
"Di dalam pembahasan Perubahan UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana di Komisi VIII DPR RI, mitigasi bencana adalah salah satu poin yang dibahas dengan memperhatikan tata ruang dari segi kebencanaan," kata Ace.
Seperti longsor yang terjadi di Sumedang ini, kata Ace, tempat terjadinya bencana longsor merupakan daerah padat penduduk yang memiliki kemiringan tanah yang berisiko terjadi longsor. "Daerah itu dijadikan permukiman penduduk yang cukup padat, sangat penting analisis dampak bencana dalam tata ruang ataupun pembangungan. Tidak boleh ada pemberian izin bagi pendirian bangunan yang tidak memperhatikan dampak bencana," lanjut Ace.
Ace menambahkan, turut berduka atas kejadian ini dan mengapresiasi langkah yang telah diambil oleh stakeholder yang ikut melakukan penanganan longsor Sumedang. "Komisi VIII turut prihatin dan berbelasungkawa atas kejadian ini, selain itu kami ucapkan terima kasih kepada tim SAR, TNI/Polri, relawan dan pihak-pihak yang terlibat dalam penanggulangan longsor yang begitu aktif melakukan pencarian korban dari awal," katanya.
Sementara Sekretaris Utama BNPB Harmensyah menjelaskan, pemerintah pusat dalam hal ini BNPB akan terus mendukung proses penanggulangan bencana longsor, termasuk menyiapkan dukungan untuk relokasi bagi warga.
"Pemerintah pusat akan memberikan dukungan relokasi bagi masyarakat terdampak, untuk lokasi yang menentukan dari pemerintah daerah," jelas Harmensyah. Dalam rangka melakukan pencegahan longsor, perlu adanya bantuan alam, pada kesempatan ini BNPB memberikan ribuan bibit pohon guna ditanam dilokasi yang rawan longsor.
Pada kesempatan ini BNPB dan Komisi VIII DPR RI memberikan dukungan kepada Pemerintah Kabupaten Sumedang berupa ribuan bibit pohon seperti pohon sukun 500 batang, pohon aren 500 batang, pohon alpukat 350 batang, pohon mahoni 1.500 batang dan Vetiver 5.000.
Selain itu untuk mengurangi penyebaran Covid-19 diberikan juga dukungan berupa Mesin PCR 1unit, Mesin RNA 1 unit, PCR Test 5.000 buah, RNA Test 5.008 buah, VTM Test 5.000 buah, Swab Antigen Test 5.000 buah, Mie Sago 100 karton dan masker kain 1.600 buah.**
Editor: Dede Suryana