Presiden R.I. Joko Widodo

Kasus Covid-19 Menurun

foto

Foto: istimewa

PRESIDEN Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

JAKARTA, KejakimpolNews.com - Kasus Covid-19 di Indonesia terus menunjukkan tren penurunan. Namun, menurut Presiden R.I. Joko Widodo, hal tersebut harus disikapi dengan optimistis, dan penuh kehati-hatian.

“Alhamdulillah, kasus Covid-19 terus menunjukkan tren penurunan. Kita sangat optimis, tetapi kita juga tetap harus selalu waspada," kata Jokowi dalam acara  UOB Economic Outlook 2022Empowering the Indonesian Economy for Stronger Recovery”, Rabu (15/09/2021), secara virtual.

Menurut Kepala Negara, sebagai negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia tidak masuk dalam 10 besar jumlah kasus tertinggi di dunia. Kasus harian juga terus menurun sejak mencapai puncaknya pada tanggal 15 Juli, dengan 56 ribu kasus hingga menjadi 2.577 kasus pada 13 September 2021.

Persentase kasus harian tercatat sebesar 13,6 per satu juta [penduduk], jauh di bawah negara-negara tetangga kita ASEAN. Selain itu, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) nasional juga menurun hinga menjadi 13,8 persen.

BOR Wisma Atlet yang dulu sempat 92 persen, menurut Jokowi, saat ini turun menjadi 7 persen. Per 12 September 2021, positivity rate harian Indonesia berada di 2,64 persen, lebih baik dari persentase global yang 8,34 persen. Sedangkan tingkat kesembuhan mencapai 94,03 persen, juga di atas rata-rata dunia yang berada di angka 89,59 persen.

Terkait vaksinasi, jika dihitung dari jumlah orang yang divaksin, Indonesia sudah mencapai 72,76 juta orang atau 34,94 persen dari target. Sementara dari segi dosis yang telah disuntikkan capaiannya berada di angka 42,2 persen. Untuk itu, Pemerintah akan terus meningkatkan laju vaksinasi nasional.

“Kita akan terus meningkatkan vaksinasi, kecepatan vaksinasi. Tetapi kita harus selalu waspada, kita harus selalu disiplin terhadap protokol kesehatan, selalu memakai masker,” ujarnya. Presiden menegaskan, kesehatan adalah prioritas dan kegiatan ekonomi adalah keharusan. Oleh karena itu, pemerintah terus mencari solusi terbaik dalam menangani Covid-19 dan sekaligus melangsungkan kegiatan ekonomi.

“Gas dan rem kita jaga secara tepat dan dinamis sesuai dengan situasi terkini,” kata Jokowi seperti dilansir KejakimpolNews.com dari laman Setkab, Rabu (15/09/2021).

Terkait pemulihan ekonomi, dijelaskan, pemerintah terus menjalankan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), termasuk memberikan sejumlah insentif kepada dunia usaha. Pemerintah pada tahun 2020 telah mengalokasikan dana pemulihan ekonomi sebesar Rp695,2 triliun, dengan realisasi Rp579,8 triliun.

Sedangkan pada tahun 2021 sebesar Rp744,75 triliun, yang realisasinya sampai Juli 2021 sebesar Rp305,5 triliun. Dana tersebut dialokasi berimbang untuk kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional, untuk mendorong kegiatan ekonomi yang seimbang.

Dalam upaya menyeimbangkan antara penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional, pemerintah juga menjalankan kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dan melakukan pembukaan kegiatan masyarakat secara bertahap sesuai dengan kondisi pandemi di setiap daerah.

Mengakhiri sambutannya, Jokowi menegaskan bahwa kesehatan adalah utama, namun ekonomi juga sangat penting. "Alhamdulillah, upaya pembukaan ekonomi secara hati-hati ini dipatuhi bersama masyarakat dan dunia usaha, sehingga ekonomi mulai menggeliat kembali,” ujarnya.**

Editor : Omay Komar

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Semarakkan Ramadan, Masjid Raya Al Jabbar Gelar Beragam "Amaliah"
Petugas Dishub Luka Parah Dilempar Mangkuk Pengemudi Mobil yang Parkir Sembarangan di Gedung Sate
Viral di Medsos, Para Remaja Terlibat Perang Sarung di Paseh Sumedang
Berita Cihea Membuatnya Geram: Mang Ihin Naik Pitam Wartawan Diajak Berantam
Pulang dari Masjid Al Jabbar Mobil Bawa 12 Penumpang Menabrak Pohon, 3 Tewas 9 Korban Terluka