Indonesia Tinggal 1 Daerah

Jabar Bebas Zona Merah, 1 Daerah Zona Oranye, 26 Daerah Zona Kuning

foto

COVID di Jabar, angka kematian dan yang dirawat di rumah sakit terus menurun, tak ada zona merah, zona oranye hanya 1 kabupaten, 26 kabupaten/kota.

BANDUNG, KejakimpolNews.com - Perkembangan Covid-19 di Indonesia semakin menggembirakan. Hingga pekan kedua September ini, kawasan zona merah (risiko tinggi) Covid-19 di Indonesia hanya tinggal tersisa satu wilayah yakni di Aceh, Kota Banda Aceh. Selebihnya adalah zona oranye (risiko sedang), kuning (risiko rendah) dan zona hijau (daerah tidak ada kasus).

Begitu juga untuk kawasan Jawa Barat, dikutip dari covid19.go.id Jawabarat, sampai saat ini sudah tak ada lago daerah kabupaten/kota berada di zona merah. Bahkan zona oranye hanya tinggal satu daerah yakni Kabupaten Cirebon. Selebihnya adalah zona kuning. Tapi belum ada yang masuk zona hijau atau daerah kabupaten dan kota yang tak ada kasus Covid-19.

Data per 16 Septsmber pukul 13.00 dari Covid19.go.id, di Jawa Barat hingga kiini tercatat masih ada yang dirawat/isolasi 5.983 orang, tingkat kesembuhan pada Rabu 15 September tercatat ada 988 orang. Total yang sembuh sudah mencapai 679.085 orang.

Angka terkonfirmasi aktif ada penambahan sebanyak 384 orang, total sampai saat ini 699.569 orang. Sedangkan yang meninggal di Jawa Barat tercatat pada Rabu 15 September ada 22 orang, total sampai saat ini yang meninggal tercatat 44.501 orang.

Secara nasional maupun tingkat Provinsi Jawa Barat, penurunan drastis Covid-19 tak hanya terjadi pada angka positivity rate tetapi jumlah kasus aktif hingga keterisian tempat tidur rumah sakit juga tertus melandai.

Puncak zona merah Covid-19 terjadi pada Juli hingga Agustus 2021 menimpa di hampir 200 wilayah kabupaten dan kota di Indonesia. Baru menjelang akhir Agustus menurun dan menyisakan 50-an kabupaten/kota berisiko tinggi. Selanjutnya, di awal September pekan lalu, jumlahnya menurun drastis.

Sementara itu juru bicara Satgas Covid-19 Prof Wiku Adisasmito meminta masyarakat tetap waspada dan menjaga protokol kesehatan. Hal ini demi menghindari potensi terjadinya kembali lonjakan kasus seperti di bulan Juli.

"Kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan agar kita tidak menyusul third wave atau lonjakan dalam beberapa bulan ke depan," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB pada Selasa (14/9/2021) lalu.**

Editor: Maman Suparman

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Pj. Gubernur Jabar Tarawih di Masjid Tertua Mungsolkanas Jalan Cihampelas Bandung
Petualangan Kawanan Monyet, Diawali dari Dago, Jln. Supratman, Kampus UIN, Panyawangan, Rancaekek, Kini di Solokanjeruk
Seorang Wanita Muda Melompat dari Flyover Diduga Mau Bunuh Diri
Ada-Ada Saja, Pemotor Mahasiswi Cantik Ini Meluncur di Jalan Tol Cileunyi, Lusy:Jujur Saya Tak Tahu
Gelombang Tinggi dan Air Pasang Hancurkan Kios dan Rumah Warga di Pantai Rancabuaya Garut