11 Siswa-Siswi MTs Korban Tenggelam di Sungai Masih Jadi Sorotan Warga Ciamis

  • Minggu, 17 Oktober 2021 | 16:04 WIB
foto

Tangkapan layar/FB

NOER Je Em

CIAMIS, KejakimpolNews.com - Tragedi yang mengenaskan sekaligus menggegerkan karena 11 orsng prsmuks ysng jugs siswa-sisiwi sebuah madrasah tsanawiyah (MTs) di Ciamis hingga kini maish jadi perbincangan berbagai kalangan di Ciamis. Dunia pendidikan jadi sorotan, sementara polisi maish terus melakukan investigasi, siapa yang harus bertanggung jawab. Bahkan bukan mustahil akan muncul tersangka.

Sementara di Ciamis sendiri masih menjadi bahan obrolan. Dari mulai guru, masyarakat, seniman, terus memperbincangkan tewasnya 11 orang santri/siswa siswi MTs Harapan Baru Cijantung, Cijeungjing Kabupaten Ciamis saat digelar kegiatan susur sungai oleh pihak sekolah itu.

Ada yang menyesalkan kasus tersebut bisa terjadi, ada yang mempergunjingkan kesiapan hingga perlengkapan sarana keamanan sebelumnya. Anggota Kepolisianpun segera melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) hingga melakukan investigasi, penyelidikan kejadian tersebut untuk mengetahui asal mu asal penyebab tragedi mengagetkan itu.

Peristiwa susur sungai membawa petaka 11 nyawa melayang dengan mudah. Seniman yang juga pegiat seni asal Ciamis, Noer Je Em dalam laman faceebook pribadinya mengomentari peristiwa naas tersebut.

Menurutnya, korban tidak seharusnya disikapi dengan menjauhkan siapapun dari sungai. Sebab sungai bagai urat nadi yang menopang kehidupan. Mengirim air dari mata air di pegunungan dan limpasan hujan dari hulu hingga hilir bertemu laut di muara.

"Susur sungai salah satu bentuk kegiatan menarik, menantang dan berorientasi kembali ke alam," tulisnya dalam tersebut. Disebutkan, setiap kegiatan susur sungai harus dengan persiapan yang matang tidak boleh dilakukan sembarang. "Standar keselamatan dengan memperhitungkan medan dan cuaca, pendampingan yang benar dan persiapan peserta yang tepat," tambahnya.

"Susur sungai, sebenarnya tak selalu harus melintas, melewati palung atau badan sungai. Bisa juga sekitar sempadan sungai untuk menghindari risiko yang berbahaya, tulisnya dalam laman tersebut.

Dikatakan, susur sungai perlu mempertimbangkan tujuan. Apakah untuk olah raga, lintas alam, bersih sungai hingga pengenalan alam atau pengukuran morfologi, identifikasi sumber pencemaran air, identifikasi flora fauna atau sekadar leisure untuk wisata.

Masih dalam laman yang sama ia pun menulis, semua itu akan terkait waktu, jarak tempuh, dan hal lain yang harus disiapkan.

"Jika untuk durasi dan jarak jauh, mutlak diperlukan pemandu lapangan, pengawas hulu, peta kawasan sungai," imbuhnya. Ditegaskan, pembina atau pembimbing yang mempunyai nilai kompetensi layak serta peralatan dasar harus disiapkan seperti tali, pelampung, senter, jas hujan, peluit diantaranya.

"Peserta susur sungai juga harus mengenakan pakaian sesuai, yang tidak berpotensi membahayakan diri mereka saat berkegiatan. "Mengenalkan sungai sebagai sebuah ekosistem," tambahnya.

Dijelaskan, membangun kesadaran pentingnya melestarikan DAS (Daerah Aliran Sungai), dan menumbuhkan kepedulian masyarakat untuk memelihara sungai adalah sebuah upaya yang mulia.**

Editor: Maman Suparman

Reporter : Budi Ombik

Bagikan melalui
Berita Lainnya
"Jalur Neraka" Cibiru-Cileunyi, Bupati Bandung Minta Gubernur Jabar Turun Tangan Cari Solusi
Hore, Ketua RT/RW dan LKD Sumringah, Insentif Akhirnya Cair 3 Bulan Dirapelkan
Rumah Janda di Babakan Ciparay dan Tiga Kios di Cimencrang Ludes Terbakar
Duh Tragis..., Ano Penggali Lubang Septictank Tewas Terkubur Urugan Tanah
Gubernur Dedi Mulyadi Canangkan Sekolah Rakyat Gratis dan Karyawati Pemprov Boleh Bawa Anak ke Kantor