Ustadz Muhammad Mundzir

Cinta kepada Rasulullah Berarti Cinta Juga kepada Allah Swt

foto

Maman Suparman

Ustadz Muhammad Mundzir ketika memberikan tausyiah pada "kuliah subuh" di Masjid Al Muhajirin Kompleks Taruna Parahyangan Ujungberung.

BANDUNG, KejakimpolNews.com - Cinta kepada Allah telah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad Saw. Beliau mencintai Allah jauh di bawah kecintaannya terhadap dirinya sendiri. Rasulullah telah menafikan kesempurnaan imannya hingga dia menjadikan Allah segala-galanya.

Sama halnya dengan para sahabat, selain amat mencintai Allah Swt merekapun sangat cintanya kepada Rasul. Sebagaimana dilakukan Umar bin Khatab, ia sangat mencintai Rasul Saw melebihi mencintai terhadap dirinya sendiri seperti dilukiskan dalam sebuah hadits.

Demikian  ustadz Muhammad Mundzir mengingatkan umat Islam dalam tausyiahnya Ahad (30/10/2022) bada sholat subuh di Masjid Al Muhajirin Kompleks Taruna Parahyangan, Ujungberung Bandung.

Di hadapan puluhan jamaah yang hadir di masjid tersebut, ustadz Mundzir mengingatkan bahwa dengan mencintai Rasulullah berarti mencintai Allah Swt. Sebagaimana Allah Swt menegaskan dalam Al Quran bahwa syarat mutlak untuk mendapatkan cinta-Nya adalah mengikuti Rasulullah Saw.

Maksudnya, apa yang dikerjakan oleh Rasulullah Muhammad Saw dalam persoalan agama maka kita kerjakan, sedangkan apa yang tidak dikerjakan atau dilarang oleh Rasulullah Saw maka kita tinggalkan.

Dengan kata lain lanjut ustadz, mengikuti Rasulullah Saw adalah syarat mutlak untuk mendapatkan cinta-Nya sesuai dengan firman-Nya, “Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihimu dan mengampuni dosa-dosamu” (Ali Imran: 31). Inilah hakikat dan makna mencintai Rasulullah Muhammad Saw.

Kembali ustadz mengutip ayat dalam Al Qu’ran: "Katakanlah (Muhammad), jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah Aku. Atau, barangsiapa yang mengaku mencintai Allah dan tidak mengikuti Rasulullah Saw, maka pengakuannya itu tidak benar, tetapi dia pembohong karena di antara tanda kecintaan kepada Allah adalah mengikuti Rasul-Nya.”

Allah Swt tambah ustadz memuji akhlak Rasul Saw dan menjadikannya sebagai sosok teladan dan idola yang wajib diikuti. Allah Swt berfirman, “Sesunggguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Al-Ahzab: 21).

Yang dimaksud dengan meneladani Rasulullah Saw adalah mengikuti jejak beliau, mengamalkan sunnahnya, serta meninggalkan larangannya, baik yang berupa perkataan maupun perbuatan. Ustad mengingatkan kembali, kualitas iman kita sangat ditentukan dengan kecintaan kita kepada Rasulullah Saw.

Banyak hadist dan firman Allah yang dikemukakan ustadz yang menjelaskan tentang kewajiban dan memaknai mencintai Rasulullah Saw. Di antaranya adalah mengikuti apa yang dilarang dan diperintahkan Rasulullah melalui haditsnya.

Ustadz mencontohkan antara lain saat ini, banyak orang salah kaprah bahwa katanya undang-undang (buatan manusia) adalah suatu aturan yang paling benar. Mereka menafikan Al Quran. Padahal kata ustadz,  justru Al Quranlah yang paling lengkap mengatur berbagai hal sisi kehidupan bermayarakat, berbangsa, dan bernegara.

Maka wajar jika kini banyak orang yang menyatakan sulit mempelajari Al Quran. Padahali mereka yang menyebut sulit itu adalah yang membenci Al Quran. Ustadz kembali mengutip sebuah hadits, "Barangsiapa yang berpegang kepada haditsku, memahami dan menghafalnya, maka dia kelak akan datang bersama Al-Quran. Barangsiapa yang meremehkan Al-Quran dan Haditsku, maka dia akan merugi di dunia dan di akhirat. Umatku telah diperintahkan untuk mendengarkan sabdaku, mentaati perintahku dan mengikuti Sunnahku. Maka barangsiapa ridha terhadap sabdaku, berarti telah ridha kepada Al-Quran.”

Di bagian lain ustadz juga mengungkap bahwa kelak dikemudian hari kata Rasulullah,  umat Islam akan bercerai-berai menjadi tujuh puluh tiga golongan. Kesemuanya akan berada di dalam neraka, kecuali hanya satu golongan saja.

Saat itu para sahabat bertanya, “Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?”

Rasulullah bersabda, “Mereka itu adalah orang yang memegang ajaranku dan ajaran para sahabatku seperti sekarang ini.”(HR. At-Tirmizi)

Editor: Maman Suparman

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Surabi Kinca Suji, Si Manis dari Kota Kembang
Nikmati Takjil Hingga Parsel dengan Aman Lewat Cek KLIK, Simak Keterangannya!
Es Cendol Elizabeth: Rasa yang tak Pernah Berubah, Legakan Dahaga Sejak 1972