Dr Ichsanuddin Nursyi di Masjid Al Muhajirin

Perang Dagang, Perang Rusia-Ukraina, dan Saatnya Hijrah ke Ekonomi Syariah

foto

Iwan Ridwan

Dr Ichsanuddin Nursyi bersama Pengurus DKM dan aktivis Masjid Al-Muhajirin, Drs. Chairul Anwar, S.H., mantan Ketua Pengurus Daerah Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (Pengda IPPAT Depok), sekarang Penasihat Pengwil IPPAT Jabar.

DEPOK, Kejakimpolnews.com - Sesungguhnya ditinjau dari aspek manapun, sebut saja sejarah, politik, ekonomi, finansial dan peradaban manusia serta menurut skala global, regional, nasional, masyarakat, kabilah atau komunitas, keluarga dan individu, ekonomi liberal dan neo-liberal itu sejatinya telah gagal total dalam menyejahterakan rakyatnya (welfare state).

Lihat saja fakta yang empiris : yang kaya semakin kaya. Yang miskin tambah miskin. Dan ironinya, kelompok orang miskin membiayai kelompok orang kaya. "Kesemuanya terjebak dan terpenjara oleh keserakahan, ketamakan, ketidak-adilan dan persepsi. Kesemuanya berawal dari doktrin, paham dan ideologi Pragmatisme, Materialisme dan Hedonisme.

Di sinilah kita diingatkan oleh Allah dalam QS Al-Baqarah/2 ayat 120 yaitu : '... Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang sebenarnya. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu kebenaran sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah.'

"Untuk itu, tiada jalan lain, kita semua kudu segera berhijrah. Yaitu dari sistem dan tata ekonomi serta politik global yang menyengsarakan selama berabad-abad ke ekonomi syariah yang memuliakan dan menyejahterakan umat sebagaimana diajarkan dan dipraktikkan oleh Nabi Muhammad Saw beserta para sahabatnya dan pejabat publiknya," ujar Dr Ichsanuddin Nursyi di kajian subuh Masjid Al-Muhajirin Pancoran Mas Permai Depok.

Seperti dimaklumi, sejarah peradaban manusia menginformasikan bahwa tata ekonomi liberal tersebut bermula sejak berlakunya perjanjian Tordesillas 7 Juni 1494 di Spanyol antara Portugis dan Spanyol serta diratifikasi oleh Paus Julius 24 Januari 1505.

Perjanjian tersebut esensinya adalah keabsahan menjajah dan membagi dunia di antara kedua negara Spanyol dan Portugis, lalu diikuti oleh negara Eropa lainnya, termasuk Inggris, Prancis, Jerman, Belanda dan Amerika Serikat.

Entah dari mana wewenang tsb didapat, tidak ada yang tahu. Yang jelas, semenjak itulah paham Kolonialisme dan Kapitalisme bergandengan mendominasi dan mencaplok negara lain terutama di belahan timur dunia dilengkapi dengan segala bentuk kekejamannya, termasuk tindakan barbar dan amoral lainnya.

Termasuk di Nusantara ini yang dilakukan oleh Belanda selama 3,5 abad. Padahal Belanda itu teritorialnya hanya 'segede upil' saja alias setara dengan Provinsi Jawa Timur saja. Kekeroposan ekonomi liberal semakin parah dan alami percepatan dengan adanya perang Ukraina - Rusia pada beberapa bulan terakhir.

Yaitu disebabkan pasokan gas atau energi Rusia yang selama ini dinikmati masyarakat dan negara Eropa mengalami ketersendatan. Sebab, Rusia menyetop suplai gasnya. Sementara Amerika hanya sekadar omong kosong alias Not Action Talk Only (NATO) sebab untuk memenuhi kebutuhan energinya saja pas-pasan.

"Tak aneh karenanya kalau negeri-negeri Eropa kini tengah melakukan evaluasi dan analisis kritis terhadap kebijaksanaan Amerika yaitu : apakah akan terus bergabung dengan Amerika Serikat atau memisahkan diri?! Tentu saja bilamana banyak mudaratnya ketimbang maslahatnya, terlebih menyangkut kepentingan hajat hidup rakyatnya, mereka akan meninggalkan sang Paman Sam sendirian," demikian ungkap pengamat ekonomi Ichsanudin dan mantan anggota DPR-RI paling kritis dan vokal.

Berdasarkan premis mayor dan premis minor serta terminus medius tersebut, Ichsanuddin tiba pada kesimpulan shahih dan valid, yaitu perlunya segera elit bangsa dan masyarakat untuk kembali kepada Ekonomi Syariah yang pernah diterapkan pada abad ke-7 oleh Nabi Muhammad bin Abdullah Saw di Madinah selaku Kepala Negara dan Panglima Perang andal dan unggul pada tahun 622 - 632 Masehi.

Bermula dari dibelinya sebuah sumur air milik Yahudi oleh mantu Nabi Saw Sayidina Usman bin Affan Radiallahu Anhu. Dari membeli separuhnya, kemudian membeli seluruhnya sehingga umat Islam dapat menikmati air sumur yang sangat dibutuhkan tersebut secara gratis.

Hal ini karuan saja disambut sukacita oleh masyarakat kota Madinah. Dan Nabi Muhammad Saw pun tersenyum lega. Senyum kedua nabi atau kemenangan muslim adalah tatkala satu kabilah Yahudi Madinah berkhianat atau mengkhianati konstitusi Piagam Madinah 623 Masehi.

Nabi memerangi kabilah Yahudi tersebut dan mengusirnya dari kota Madinah. Dilanjutkan terhadap kabilah Yahudi lainnya yang mengkhianati konstitusi negara kota Madinah.

Dalam QS Al-Baqarah/2 ayat 282, Allah mewajibkan kita untuk menuliskannya dalam hal hutang-piutang : "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang-piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar ..".

Ada yang menafsirkan 'penulis' adalah hadirnya profesi notaris. Tepatnya, Notaris Syariah. Setidaknya dalam pikiran Notaris Senior di kota Depok, Drs Chairul Anwar, SH, M.Kn, yang kini sedang menulis Desertasi Doktoralnya di UIN Jakarta.**

Editor : Dindin Machfudz

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Surabi Kinca Suji, Si Manis dari Kota Kembang
Es Cendol Elizabeth: Rasa yang tak Pernah Berubah, Legakan Dahaga Sejak 1972
Nikmati Takjil Hingga Parsel dengan Aman Lewat Cek KLIK, Simak Keterangannya!