Dialog HUT ke-74 Polwan di Radio

Ketika Polisi Wanita Harus Berbagi Tugas, Melayani Masyarakat dan Juga Suami

foto

Foto: Istimewa.

DIALOG DI RADIO - Tiga Polwan, 2 dari Humas Polda Jabar, 1 Kapolsek Subang saat dialog lintas Bandung di salah satu radio di Bandung dalam memperingati HUT ke-74 Polwan

BANDUNG, KejakimpolNews.com - Kegiatan dialog lintas Bandung telah digelar di salah satu radio ternama di Kota Bandung dengan pemandu acara Winda Anindita.

Dialog bersama narasumber Kasubbid Pengolahan Informasi dan Dokumentasi Humas Polda Jabar AKBP Maria Horet Hera, S.H., Kasubbid Penmas Bidang Humas Polda Jabar, AKBP Luki Megawati dan Anggota Komisi I DPRD Jawa Barat Haru Suandharu, serta Kapolsek Subang,, Polres Subang Kompol Yayah Rokayah, Kamis (1/9/2022).

Maria Horet Hera selaku narasumber yang mewakili Polwan Polda Jabar dalam rangka memperingati HUT ke 74 Polwan memberikan materi tentang “Peran Polisi Wanita Era Kekinian".

Hari ini, Kamis (1/9/2022) kepolisian memperingati hari jadi Polwan, dimana sejarah Polwan pertama kali bermula Polwan di Indonesia lahir pada 1 September 1948, berawal dari Kota Bukittinggi, Sumatra Barat.

Saat itu Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) menghadapi agresi militer Belanda II, di saat terjadinya pengungsian besar-besaran meliputi pria, wanita, dan anak-anak meninggalkan rumah mereka untuk menjauhi titik-titik peperangan.

Untuk mencegah terjadinya penyusupan, para pengungsi harus diperiksa oleh polisi, namun para pengungsi wanita tidak mau diperiksa apalagi digeledah secara fisik oleh polisi pria. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah Indonesia menunjuk SPN (Sekolah Polisi Negara) Bukittinggi untuk membuka "Pendidikan Inspektur Polisi" bagi kaum wanita.

Setelah melalui seleksi terpilihlah 6 (enam) orang gadis remaja yang kesemuanya berdarah Minangkabau dan juga berasal dari Ranah Minang, yaitu Mariana Saanin Mufti, Nelly Pauna Situmorang, Rosmalina Pramono, Dahniar Sukotjo, Djasmainar Husein serta Rosnalia Taher.

Keenam gadis remaja tersebut secara resmi tanggal 1 September 1948 mulai mengikuti Pendidikan Inspektur Polisi di SPN Bukittinggi. Sejak saat itu dinyatakan lahirlah Polisi Wanita yang akrab dipanggil Polwan. Keenam Polwan angkatan pertama tersebut juga tercatat sebagai wanita ABRI pertama di tanah air yang kini kesemuanya sudah pensiun dengan rata-rata berpangkat Kolonel Polisi (Kombes).

Sementara itu di tempat terpisah Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol. Ibrahim Tompo S.I.K., M.Si., menyampaikan bahwa tugas Polwan di Indonesia terus berkembang tidak hanya menyangkut masalah kejahatan wanita, anak-anak dan remaja, narkotika dan masalah administrasi bahkan berkembang jauh nyaris menyamai berbagai tugas polisi prianya.

Bahkan di penghujung tahun 1998, sudah lima orang Polwan dipromosikan menduduki jabatan komando (sebagai Kapolsek). Hingga tahun 1998 sudah 4 orang Polwan dinaikkan pangkatnya menjadi Perwira Tinggi berbintang satu.

"Kenakalan anak-anak dan remaja, kasus perkelahian antarpelajar yang terus meningkat dan kasus kejahatan wanita yang memprihatinkan dewasa ini adalah tantangan amat serius Korps Polisi Wanita untuk lebih berperan dan membuktikan eksistensinya di tubuh Polri.

Hingga saat ini juga sudah ada Polwan yang memegang jabatan sebagai Kapolres." tuturnya.

Melayani masyarakat dan suami

"Kita sebagai Polwan tentu tidak hanya melayani masyarakat saja, namun kita tetap melayani suami dan anak di rumah sebagai ibu rumah tangga yang memang tidak bisa ditinggalkan karena sudah menjadi tanggung jawab." ungkap AKBP Maria.

Sementara Kapolsek Subang Kompol Yayah Rokayah mengatakan, sebagai polisi dituntut bagaimana kita bisa tampil humanis yang bersama dengan masyarakat mampu memecahkan masalah.

"Salah satu contoh di Kota Subang ini kami bersama dengan masyarakat beberapa waktu lalu sedang darurat sampah di Parung Subang sudah melebihi batas kemampuan menampung sampah. Akhirnya dipindahkan dari subang sejauh 45 Km," katanya.

Yayah menambahkan, untuk memecahkan masalah tersebut bersama dengan masyarakat, dia memilah sampah dan menjadi  bernilai ekonomi dengan cara budidaya magot sejenis larva yang mampu memakan sampah organik dan magotnya pun memiliki nilai jual.

"Itu semua kami lakukan. Padahal ini merupakan di luar Tupoksi Kami sebagai Polisi, namun ini menjadi tantangan bagi kami yang harus dikerjakan dan di bantu oleh masyarakat." ujarnya.

"Jawa Barat kini sedang ramai terkait virus HIV yang cukup tinggi, kami sebagai Polisi Wanita juga cukup prihatin atas kejadian ini. Terlebih hal ini dikarenakan banyak faktor salah satunya akibat pergaulan bebas dan kurang perhatian dari orang tuanya. Namun kami selaku kepolisian terutama Polisi Wanita selalu menyambangi sekolah-sekolah untuk memberikan imbauan kepada anak-anak sekolah dan mahasiswa khususnya di Kota Bandung." kata AKBP Maria.

"Kami dari keluarga besar Polda Jawa Barat khususnya Polwan, tentunya kami sebagai Polwan sudah 74 tahun hadir di tengah masyarakat untuk melayani. Kami berharap peran Polwan ke depan menjadi lebih baik untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat," tutur Maria.

"Supaya masyarakat dapat merasa aman dan nyaman. Tentunya ini juga termasuk tanggung jawab kita bersama untuk menjaga keamanan dan ketertiban khususnya daerah Jawa Barat maupun seluruh Indonesia." lanjut perwira menengah melati dua ini.

Polwan milenial katanya, harus ada dan terampil dalam bermedia sosial untuk meningkatkan citra Polwan yang humanis.**

Editor : Yayan Sofyan

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Penyiar Radio Jadi Wali Kota Bandung
Ketika Wali Kota Bandung Terpilih M.Farhan Bersilaturahmi dengan Pj. Gubernur Jabar Bey Machmudin
Korpri Siap Bersinergi Sukseskan 10 Program Kuningan Melesat
Kapolresta Bandung Kombes Kusworo Wibowo Diganti AKBP Aldi Subartono Mantan Kapolres Cimahi
Pedagang Asongan Iin "Buntung" Butuh Kaki Palsu, TKSK Cileunyi Siap Memfasilitasi Keinginannya