Ketua Dewan Pers, Wafat...

  • Minggu, 18 September 2022 | 15:59 WIB
foto

Wikipedia

Profesor Azyumardi Azra

Catatan RIDHAZIA

(Wartawan Senior)

INDONESIA kembali kehilangan intelektual muslim sekaligus wartawan senior yang kini menjadi Ketua Dewan Pers, Profesor Azyumardi Azra (1954-2022) wafat di Malaysia. Sebelumnya, ia diberitakan terpapar virus Covid-19. Virus yang baru diketahui bersarang di tubuhnya saat ditangani di sebuah Rumah Sakit Selangor Malaysia, Jumat (16/9) petang.

Padahal allmarhum direcanakan akan dirujuk ke RS di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, tetapi Allah Swtn telah mendahului memanggilNya pada Minggu (18/9/2022). Sebelum mengembuskan napas terakhir, mantan Rektor Universtas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu sempat mendadak terserang batuk keras, panjang, disertai sesak napas di atas pesawat dalam penerbangan ke Malaysia.

Dari bandara ia langsung dilarikan ke RS Serdang, Selangor, Malaysia, yang berjarak 35 km dari Kuala Lumpur.

Siapa Azra.

Saya pernah menulis dalam FB kalau Guru Besar dalam studi sejarah ini pernah mendapat gelar Sir dari Ratu Elizabeth II dari monarki Britania Raya, Inggris karena dianggap representasi intelektual muslim Tanah Air terkemuka.

Saya juga mengenal dia dalam kapasitas sebagai jurnalis pada Majalah Panji Masyarakat (1979-1985). Selain menjadi pemimpin redaksi Studia Islamika, sebuah jurnal Indonesia untuk studi Islam. Itu pula yang menjadi salah satu pertimbangan ia diposisikan secara terhormat menjadi Ketua Dewan Pers sejak 2022.

Alumni IAIN Jakarta ini memang cerdas secara akademis. Atas bantuan beasiswa Fullbright, ia mendapakan gelar Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Columbia University tahun 1988.

Ia memenangkan beasiswa Columbia President Fellowship dari kampus yang sama, untuk studi sejarah pada Departemen Sejarah, dan memperoleh gelar gelar Master of Philosophy (M.Phil) dari Departemen Sejarah, Columbia University tahun 1990, dan Doctor of Philosophy Degree dengan disertasi berjudul The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama ini the Seventeenth and Eighteenth Centuries.

Sejak Desember 2006 menjabat Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Sebelumnya, ia menjadi Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ia juga merupakan orang Asia Tenggara pertama yang diangkat sebagai Professor Fellow di Universitas Melbourne, Australia (2004-2009), dan anggota Dewan Penyantun (Board of Trustees) International Islamic University Islamabad Pakistan (2004-2009).

Innalillahi Wainnailaihi Rojiun....

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Iskandar Zulkarnain Jadi Penjabat Sekda Kota Bandung, Inilah Profil Singkatnya
Kapolresta Bandung Kombes Kusworo Wibowo Diganti AKBP Aldi Subartono Mantan Kapolres Cimahi
Korpri Siap Bersinergi Sukseskan 10 Program Kuningan Melesat
Selamat Jalan, Prof Nanat Fatah Natsir
Pelawak Politikus Nurul Qomar Wafat Saat Jalani Kemoterapi ke-8 Terkait Kanker Usus