Manner Tampubolon
Batak Nyunda yang Tetap Cinta Pada Profesi Wartawan
Catatan Maman Suparman
ORANGNYA tinggi besar, kulit sawo matang rambutnya dipotong pendek. Sekilas sosoknya bagai seorang serdadu alias tentara. Bagi mereka yang bergelut di bidang kuli tinta memang sudah akrab dengan sosok pria yang satu ini. Terutama mereka para wartawan Bandung yang kerap meliput di Kejaksaan dan Pengadilan Negeri Bandung.
Dialah Manner Tampubolon, jelas urang Batak. Tetapi, lelaki kelahiran 20 Desember 1963 lidahnya tak jelas alias saru. Tidak seperti kebanyakan orang Tapanuli yang khas Bataknya jika bicara, Manner justru kental dengan bahasa Sundanya. Dari yang halus hingga bahasa kasar garihal ia tahu persis.
“Ya iyalah, saya ‘kan lahir di Tatar Pasundan, tepatnya di Tasikmalaya. Sekolah dari SD juga di Jawa Barat,” kata sosok yang oleh rekan-rekannya akrab dipanggil Empu ini. Makanya jangan heran jika Tampu lebih suka jajan dan makan masakan khas Parahyangan ketimbang masakan Batak. Selain mudah didapat, alasannya katanya, cocok dengan lidahnya.
Karena ayahnya seorang tentara inilah yang menyebabkan dia keluar dari tanah leluhurnya. Manner alias Empu kerap pindah dari satu kota ke kota lainnya, dan kebanyakan di wilayah Jawa Barat mengikuti ayahnya pindah tugas. Dan setelah besar lalu berumah tangga, sarjana pertanian ini memilih bertempat tinggal di Bandung hingga kini.
Tidak seperti ayahnya, Manner ternyata lebih suka menggeluti bidang jurnalistik. Berawal dari perusahaan swasta hiburan PT.Mega Movies, tahun 80an, ia kurang kerasan, selanjutnya tahun 1990-an ia mulai pindah profesi menjadi wartawan. Koran nasional Sinar Pagi terbitan Ibu Kota Jakarta yang dipilih Manner.
Area liputannnya di Bandung. Sebagai koresponden koran ibu kota, dia bisa keluar masuk ke berbagai instasi dan lembaga. Namun kebanyakan ngeposnya di Pengadilan Negeri Bandung, meliput sidang bergaul dengan pengacara, jaksa dan polisi. Hingga ia hafal persis berbagai kasus pidana yang menarik perhatiannya selama ia meliput.
Mudah akrab dan “ringan tangan” itulah ciri khas sosok wartawan yang oleh juniornya akrab dipanggil Bang Tampu ini. Ia tak tegaan ketika melihat ada rekan kesusahan, atau tetangganya yang kebingungan. “Saya tak sampai hati jika melihat tetangga atau teman saya tiba tiba datang meminjam uang sekadar untuk makan. Saya juga tak segan jika harus berbagi materi dengan rekan yang sedang kesulitan,” ujarnya.
Manner Tampubolon mengaku sadar, bekerja sebagai wartawan tidak banyak menjanjikan dalam hal materi. Wartawan itu mengasyikkan, tetapi untuk memenuhi materi yang berlebihan memang agak sulit. Iapun merangkap kerja di swasta di PT Citra Persada Properindo. Dari sinilah ia mampu menghidupi keluarganya. Namun profesi wartawan kadung ia cintai, ia tak mau melepaskannya.
Makanya ketika manajemen Sinar Pagi di Jakarta “bergolak” oleh pimpinannya ia dipercaya memegang wilayah Jawa Barat. Maka iapun menerbitkan Sinar Pagi edisi Jawa Barat. Salah satu tenaga yang ia ambil adalah sahabatnya yang dulu sering meliput di Pengadilan, yakni Otoy Prawira Sutisna yang saat itu baru saja pensiun dari H.U. Galamedia.
“Menerbitkan Siinar Pagi edisi Jawa Barat ini bukan untuk mencari kehidupan. Tetapi memberdayakan sahabat saya Pak Otoy yang setelah pensiun dari Galamedia ia kelimpungan tak mendapat pekerjaan. Sinar pagi edisi Jawa Barat itulah yang saya bebaskan untuk dikelola oleh Pak Otoy. Sayang usia Pak Otoy tak lama, sahabat saya itu meninggal. Dan akhirnya sayapun tak lagi menerbitkan Sinar Pagi lagi,” kenangnya.
Kini ketika ada beberapa orang rekan wartawan yang dulu bareng meliput di Kejaksaan, Kehakiman, dan Kepolisian (Kejakimpol) mengajak untuk membuat media online. Manner yang semula ragu akhirnya setuju dan menyatakan siap. Dan ia tampil sebagai Pimpinan Perusahaannya, kejakimpolnews.com pun mulai terbit setiap hari, dan ternyata mendapat sambutan.
Banyak tenaga pikiran dan materi yang ia korbankan demi kejakimpolnews.com agar tetap eksis. Tujuannya hanya satu, selain menyalurkan hobinya yang telah lama tenggelam, juga media online ini jadi tempat menjalin hubungan silaturahim sesama wartawan. “Lebih dari itu, jika sudah maju untuk siapa lagi melainkan untuk kita semua, khususnya para wartawan Kejakimpol,” kata Manner Tampubolon serius. Bahkan sebentar lagi, akan membuat PT demi pengembangan bisnis kejakimpolnews.com. Semoga.***