Ayah Sakit, Ibu Tak Kerja

Kiki Rela Berdagang Buah-Buahan Keliling Kampung

foto

Yayan Sofyan

Kiki berdagang buah-buahan keliling kampung

BANDUNG,kejakimpolnews.com .-Pandemi Covid-19 tak bisa dipungkiri berdampak ke semua sektor, baik sosial, budaya, politik dan ekonomi. Satu di antaranya terhadap masyarakat miskin yang repot dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ini fakta dan tak bisa dipungkiri. Kiki Pirmansah (11) contohnya. Murid kelas 5 SDN Sukahati, Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung ini berbulan-bulan harus banting tulang membantu orang tuanya.

Caranya, bocah ini rela berjualan berkeliling menjajakan buah-buahan yang telah dikupas. Dia mendatangi orang dari pintu ke pintu di sejumlah kompleks perumahan dan warga sekitar rumahnya di Kampung Ciguruwik RT 02/RW 12 Desa Cinunuk.

Cape dan tak peduli panas terik, Kiki terus berjalan berkeliling sambil "ngajingjing" buah-buahan. Buah-buahan yang telah dikupas itu ia masukan ke kantung plastik selanjutnya dikaitkan ke lingkaran besi.

Buah buahan siap makan yang dijual Kiki beragam. Ada semangka, melon, mangga, pepaya dan nenas. Termasuk telor puyuh pun kerap ditengteng untuk dijual.

"Saya tiap hari Pak jualan barang ini dengan cara berkeliling. Kebetulan sekolahnya siang. Alhamdulillah jika barang dagangan laku semua, ke rumah saya bisa bawa untung Rp 20 ribu. Jika sepi paling hanya bawa Rp5 - Rp10 ribu," kata Kiki saat dicegat kejakimpolnews.com di Komplek Griya Bukit Manglayang.

Buah buahan yang telah diiris dan dikupas itu ia jual Rp 2.000 /kantung plastik. "Buah-buahan ini saya ambil dari Aa Iyan Rp 1.500/kantung plastik," terang Kiki dengan wajah lelah dan keringat membasahi wajahnya. Ia mengaku baru saja berkeliling dan baru laku setengahnya.

Bocah ini mengaku dirinya berjualan buah-buahan atas keinginan sendiri. "Saya kasihan melihat orang tua kerepotan memberi makan lima orang anaknya. Ya itung-itung membantu memberi beraslah," katanya.

Kiki mengaku biasa berkeliling mulai pukul 07.00 atau pukul 08.00 hingga pukul 11.00 atau 12.00. Anak ke 4 dari 6 bersaudara pasangan Dodo (50) dan Ny. Tati (48) ini mengaku ia terjun untuk berjualan buah buahan ini sejak pandemi Covid-19 muncul.

Selain itu kehidupan keluarganya juga terpuruk. Dodo sang ayah yang sehari-harinya bekerja serabutan kini terbaring sakit.

"Sudah dua bulan ayah saya sakit dan kakinya patah karena tertimpa besi saat jadi kuli bangunan. Ya mau apalagi saya terpanggil untuk membantu membeli beras," tuturnya.

Dikatakan Kiki, di Ciguruwik kaluarganya tinggal di rumah kontrakan meski penduduk asli Cinunuk. Dari 6 bersaudara tersebut baru 1 yang sudah berkeluarga.

"Jadi tanggungan orang tua saat ini lima anak bahkan paling bungsu (anak ke-6 masih balita)," tuturnya.

Ketika ditanya apakah selama pandemi Covid-19 ia belajar di rumah dengan handphone? Kiki geleng kepala. Dia mengaku saat belajar di rumah tak pernah daring karena HP pun tak punya.

"Belajar di rumah apa adanya dengan membaca bermodalkan kertas dan bolpen. Untuk belajar boro-boro beli HP, terus terang orang tua tak mampu apalagi harus beli pulsa," katanya.

Soal bantuan sosial (bansos) karena terdampak covid-19 apakah orang tuanya pernah mendapatkan bansos baik dari BLT DD (Dena Desa), Kiki mengaku tidak tahu persis itu urusan orang tua.

"Yang saya tahu ke rumah belum ada kiriman atau pemberitahuan adanya bansos darimana pun. Untuk lebih jelas coba saja tanyakan ke rumah apakah pernah menerima bansos apa belum," pungkas Kiki.

Editor: Maman Suparman

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Pelawak Politikus Nurul Qomar Wafat Saat Jalani Kemoterapi ke-8 Terkait Kanker Usus
Ketika Wali Kota Bandung Terpilih M.Farhan Bersilaturahmi dengan Pj. Gubernur Jabar Bey Machmudin
Brigjen Pol Yusri Yunus, Mantan Kabid Humas Polda Jabar Tutup Usia
Bravo, Donald John Trump!
Korpri Siap Bersinergi Sukseskan 10 Program Kuningan Melesat