TPAS Sarimukti Overload, Ratusan Truk Pengangkut Sampah Antre Hingga Sejumlah Sopir Menginap

Yayan Sofyan
Antrean truk pengangkut sampah menuju TPAS Sarimukti KBB
SARIMUKTI, KejakimpolNews.com - Karena Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat (KBB) benar-benar sudah overload, ratusan truk pengangkut sampah kini harus antre menuju TPAS.
Penyebab terjadinya antrean ratusan truk ini karena saat pembuangan sampah di zona 5 (zona baru) sangat sulit membuang sampah meski dibantu alat berat.
Bahkan karena terjebak antrean sejak kawasan Cicadas dan tak terkejar waktu, banyak sopir harus menginap di sekitar TPAS dan tidur di kabin truk belakang stir.
Seperti dialami Ajat (53), sopir truk pengangkut sampah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung. Karena terjebak antrean, ia terpaksa harus menginap.
"Kemarin (Kamis 23/10) sore pukul 15.00 saya sudah terjebak antrean. Karena tak terkejar waktu pukul 18.00 TPAS ditutup, saya terpaksa nginap di sekitar TPAS,"ujar Ajat, Jumat (24/10/2025).
Penyebab utama terjadinya ratusan truk sampah sejak kawasan Cicadas menuju TPAS, kata Ajat, karena TPAS Sarimukti di zona 5 (zona baru) benar-benar sudah over kapasitas.
"Karena di zona 5 sudah penuh meski ada alat berat sangat sulit untuk membuang sampah. Ya terpaksa truk harus antre. Untuk zona 1, 2, 3 dan zona 4 'kan sudah ditutup," tutur Ajat.
Ajat mengungkap, yang biasa narik sampah dari Cileunyi ini, meski insfrastruktur jalan menuju TPAS sudah bagus dan ada pengurangan ritase pembuangan, tetap saja terjadi antrean truk karena zona 5 TPAS Sarimukti benar-benar penuh.
"Bukan hanya saya, banyak sopir pengangkut sampah lainnya dari Bandung Raya menginap di sekitar TPAS dan tidur di kabin mobil karena harus antre. Sampah bisa terbuang tadi pagi pukul 09.00," tutup Ajat.
Sebelumnya diberitakan, kondisi TPAS Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat (KBB) kini benar-benar ovelload dan pembungan sampah dari Bandung raya kini dibatasi.
Sampah dari Kabupaten Bandung saja, yang biasanya 300 lebih ritase (truk) kini hanya boleh 100 ritase per minggu.
Begitu juga dari wilayah Bandung raya lainnya seperti Kota Bandung, Cimahi dan KBB sama pembuangan sampah ke TPAS Sarimukti dibatasi.
Kepala
UPTD Kebersihan Bandung Timur, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung, Rana Sutrisna ketika dikonfirmasi membenarkan saat ini pembuangan sampah ke TPAS Sarimukti kini dibatasi.
"Betul, saat ini yang biasanya (normal) per minggu bisa membuang sampah 300 lebih ritase (truk), kini hampir sebulan lebih hanya diperbolehkan membuang 100 ritase per minggu. Jadi sekarang sistem pembuangan sampah ke TPAS Sarimukti tidak lagi kuota, tapi pengurangan ritase," kata Rana, Jumat (17/10/2025).
Pembatasan pembuangan sampah, kata Rana, karena kondisi TPAS Sarimukti benar-banar sudah over kapasitas.
"Saat ini banyak truk pengangkut sampah termasuk sopirnya nganggur. Selain itu, waktu pembuangan juga dibatasi dari pukul 08.00 hingga 18.00. Jika saat ini truk menuju TPAS Sarimukti antre dimaklumni karena membuanganya serentak dari Bandung raya dan lahannya memang sudah penuh sampah," uang Rana.
Terkait hal tersebut, Rana pun meminta maklum khususnya kepada warga Bandung timur jika penarikan sampah dari rumah-ramah dan tempat pembuangan sementara (TPS) terhambat atau tertunda.
Sementara itu, di wilayah timur Kabupaten Bandung sepeti KecamatanCilengkrang, Cileunyi dan Rancaekek di sejumlah titik sampah kini menumpukmenunggu diangkut, termasuk tumpukan sampah liar.
Seperti di Pasar Sehat Cileunyi (PSC), Jalan Raya Cinunuk, depan Jalan SMPN 1 Cileunyi, Jalan Cikalang dan di pinggir Jalan Garung, Desa/KecamatanCilengkrang. Termasuk tumpukan sampah di Jalan Raya Bandung-Garut, kawasan Dangdeur Rancaekek.
"Parah, susah hampir 1 bulan sampah dari Komplek Cibiru Asri 2 belum juga di tarik. Kini sampah maih tersimpan di tong-tong sampah dan tersimpan di keresek digantungkan di pagar rumah" kata salah seorang pengurus RW Komplek C5ibiru Asri 1.
Demikian juga di sejumlah RW di komplek perumahan dan perkampungan, sudah 3 dan 4 pekan sampah belum juga ditarik oleh DLH Kabupaten Bandung.
"Sampah yang biasanya seminggu sekali atau paling telat dua pekan, hampir sebulan sampah kini belum ditarik. Sampah kini tersimpan di pinggir jalan," tutur salah seorang Ketua RW di Desa Cinunuk.**
Author: Yayan Sofyan
Editor: Yayan Sofyan