Hujan Badai Mengamuk, Bangunan SMKN 1 Gunung Putri Bogor Ambruk Menimpa 44 Siswa Hingga Terluka

Tangkapan layar
Diamuk hujan badai, bangunan di SMKN 1 Gunung Putri ambruk dan porak poranda akibatnya 44 orang siswa menjadi korban, lima di antaranya luka berat.
BOGOR,KejakimpolNews.com - Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang atau hujan badai mengamuk di Kabupaten Bogor. Sebuah bangunan di SMKN 1 Gunung Putri ambruk dan porak poranda, akibatnya 44 orang siswa menjadi korban, lima di antaranya mengalami luka berat.
Bencana ini berlangsung Senin (3/11/2025), bahkan foto dan videonya viral di medioa sosial. Dikabarkan, gedung SMKN 1 Gunung Putri Bogor Ambruk,materialnya menimpa 44 orang siswa.
Berdasarkan keteranganan sejumlah saksi mata, bangunan SMKN 1 benar-benar porak poranda sehingga mengalami kerusakan parah pada bagian atap. Genteng berjatuhan dam hancur berserakan di atas tanah. Sejumlah siswa terlihat panik dan berlarian untuk menyelamatkan diri ke tempat yang aman.
Salah seorang siswa yang merekam kejadian ambruknya bangunan SMKN 1 Gunung Putri di Desa Wanaherang, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor ini mengatakan, bangunan tiba-tiba roboh saat hujan deras mengguyur disertai angin kencang.
Sementara itu, Ketua Tim Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor, Andi Sumardi, membenarkan kejadian tersebut.
“Betul, di SMKN Negeri 1 Gunung Putri. Tim sedang meluncur ke lokasi,” katanya kepada awak media.
BPBD, kata Andi, telah menurunkan dua tim ke lokasi bersama Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Bogor untuk melakukan penanganan dan asesmen awal.
Kondisi SMKN 1 Gunung Putri sendiri terlihat porak poranda pasca diguyur hujan deras.
Sejumlah bagian bangunan sekolah mengalami kerusakan cukup parah, terutama di area ruang kelas hancur tak berbentuk hingga dipasang garis polisi.
Rangka baja ringan pun terlihat melengkung dan hancur dan genting-genting berserakan di sekitar halaman dan sisi-sisi ruang kelas.
Sejumlah tembok di bagian depan kelas ambruk, meninggalkan puing-puing material yang berserakan di lantai.
Selain kerusakan bangunan, aliran listrik di sekitar sekolah sempat padam sejak sore dan baru kembali menyala sekitar pukul 18.30 WIB. Kondisi gelap sempat menyulitkan proses awal penanganan di lapangan.
Hingga malam hari, petugas gabungan dari BPBD Kabupaten Bogor, TNI, Polri, dan Damkar masih berada di lokasi. Mereka melakukan pembersihan material bangunan yang roboh serta memastikan tidak ada korban di area sekolah.
Sementara Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bogor, Yudi Santosa mengatakan, hingga pukul 18.48 WIB, penanganan masih berlangsung dengan melibatkan unsur Polres, Kodim, BPBD, Damkar, dan relawan.
“Perkembangan terakhir, teman-teman dari Polres, Kodim, Damkar, BPBD, dan relawan masih di lapangan untuk mengamankan lokasi,” ungkapnya.Untuk malam ini, kata Yudi, pihaknya masih fokus pada pembersihan puing-puing dan pengamanan area sekolah.
“Setelah semua barang-barang dievakuasi, semua kepemilikan murid-murid yang ada, kami pastikan bersih nanti sesuai dengan koordinasi dengan PUPR dan Polres kemungkinan nanti akan kita rapikan,” kata Yudi.
Puluhan Siswa Jadi Korban
Sedangkan Camat Gunung Putri, Kurnia Indra menuturkan, sebanyak 44 siswa menjadi korban dalam insiden ambruknya lima ruang kelas di SMKN 1 Gunung Putri ini.
Dari jumlah tersebut, lima siswa mengalami luka berat, sementara sisanya luka ringan hingga sedang. Peristiwa terjadi, kata Kurnia, sekitar pukul 14.40 WIB saat wilayah Gunung Putri diguyur hujan deras disertai angin kencang. Kondisi cuaca ekstrem itu menyebabkan salah satu bangunan berisi lima ruang kelas ambruk secara tiba-tiba.
“Sekitar pukul 14.40 memang hujan deras disertai angin kencang. Di SMKN 1 Gunung Putri terjadi ruang kelas yang ambruk, ada lima ruang kelas yang terdampak.Korban luka berat sekitar lima orang, dan yang luka ringan sampai sedang ada 39 orang. Semua sudah dievakuasi,” ungkapnya.
Kurnia pun menyebutkan, saat kejadian kegiatan belajar-mengajar sebenarnya sudah selesai. Beberapa siswa masih berada di area sekolah untuk berteduh dan beristirahat karena hujan belum reda.
Pihaknya, sambung Kurnia, saat ini fokus pada pemantauan kondisi korban dan pengamanan lokasi.
“Kami terus monitor di puskesmas dan rumah sakit juga pengamanan area kejadian memasang garis polisi dan juga menyisir barang-barang tertinggal dan lain sebagainya,” katanya.
Dari data sementara, korban tersebar di empat fasilitas kesehatan, yakni 22 orang di Puskesmas, 18 orang di RS Graha Kenari, 2 orang di RSUD Cileungsi, dan 2 orang di RS Hermina.
Insiden ambruknya bangunan SMKN 1 Gunung Putri diduga kuat dipicu oleh hujan deras disertai angin kencang yang menumbangkan dahan pohon besar dan menimpa atap ruang kelas. Kondisi bangunan yang sudah tua turut memperparah kerusakan hingga menyebabkan seluruh atap runtuh.**
Author: Yayan Sofyan
Editor: Yayan Sofyan