Sungai Cikapundung, dari Tongkat Daendels Hingga Melahirkan Kota Bandung

foto

Foto : Istimewa

Dahulu atai zaman baheula, Cikapundung bukan hanya sungai biasa melainkan mampu melahirkan kota Bandung yang kini berkembang. Sungai yang menumbuhkan kehidupan dan sejarah kota.

BANDUNG, KejakimpolNews.com - Tidak banyak orang tahu jika Cikapundung bukan hanya sungai biasa. Ia adalah asal mula Bandung berkembang. Sungai yang menumbuhkan kehidupan dan sejarah kota.

Di balik gemerlap Bandung yang dikenal dengan kafe estetik dan udara sejuknya, ada satu aliran air yang jadi saksi lahirnya kota ini, dia adalah Sungai Cikapundung.

Sungai sepanjang 28 kilometer ini membelah Kota Bandung dari utara ke selatan, mengalir dari pegunungan Lembang dan Maribaya, lalu bermuara ke Sungai Citarum di Dayeuhkolot.

Kisah Bandung dimulai di tepian Cikapundung pada tahun 1810. Saat itu, Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, berkeliling meninjau pembangunan Jalan Raya Pos.

Dalam perjalanannya, ia berhenti di sebuah kawasan di tepi sungai dan berkata pada Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, “Zorg, dat als ik terug kom hier een stad is gebouwd.” (Pastikan, saat aku kembali, di sini sudah berdiri sebuah kota.)

Perintah itulah yang kemudian menandai lahirnya Kota Bandung modern, dengan pusat pemerintahan dipindahkan ke sekitar Cikapundung — kini dikenal sebagai kawasan Jalan Asia-Afrika dan Tugu 0 Kilometer Bandung.

Air Kehidupan Kini Tercemar

Bagi masyarakat Sunda zaman dulu, sungai adalah sumber kehidupan sekaligus tempat yang disucikan. Air Cikapundung digunakan untuk mandi, mencuci, hingga mengairi sawah.

Namun, seiring pertumbuhan kota dan industri, wajah Cikapundung berubah. Sejak 1980-an, sungai ini menjadi tempat pembuangan limbah dan sampah rumah tangga.

Airnya yang dulu jernih berubah menjadi hitam pekat, dengan aroma yang menusuk. Banyak warga yang dulu hidup di tepi sungai akhirnya menjauh karena lingkungan tak lagi sehat.

Kebangkitan Cikapundung Baru

Kondisi itu mulai berubah sejak pertengahan 2010-an. Di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil sebagai Wali Kota Bandung, pemerintah melakukan revitalisasi Sungai Cikapundung secara besar-besaran.

Salah satu hasilnya adalah hadirnya Teras Cikapundung BBWS, taman publik di Jalan Siliwangi yang kini jadi ruang hijau favorit warga.

Di sana, pengunjung bisa berjalan di tepi sungai, duduk di amfiteater bambu, atau sekadar menikmati udara sejuk Bandung dengan gemericik air di bawahnya.

Bersama komunitas lokal, warga juga aktif menjaga kebersihan sungai melalui program Cikapundung River Spot dan Citarum Harum.

Kini, Sungai Cikapundung bukan hanya bagian dari lanskap kota — tapi juga simbol perubahan Bandung menuju kota yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Airnya memang belum sepenuhnya jernih seperti dulu, tapi harapan terus mengalir bersama setiap tetesnya. Karena bagi warga Bandung, Cikapundung bukan sekadar sungai. Ia adalah urat nadi sejarah, saksi bisu, dan cermin jiwa kota yang tak pernah berhenti mengalir.**

Editor: Sonni Hadi
Source: Diskominfo Kota Bandung

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Anak Penderita Tumor Asal Subang Dapat Perhatian Khusus Kapolri
Jejak Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis
Jabal Omar, Lokasi Kampung Haji Indonesia di Makkah
Era Memanjakan Tamu Allah
Qiu Qiu
Slot777
BandarQQ
PKV Games
DominoQQ
DivaQQ
dewa qiu qiu
DominoQQ
Dewa Qiu Qiu Online
qiu qiu online
https://heylink.me/qiu-qiu-88/
Cuanwin77
BandarQQ
BandarQQ
Qiu Qiu
BandarQQ
Slot Bet 200
Qiu Qiu
Slot777
BandarQQ
PKV Games
DominoQQ
DivaQQ
dewa qiu qiu
DominoQQ
Dewa Qiu Qiu Online
qiu qiu online
https://heylink.me/qiu-qiu-88/
Cuanwin77
BandarQQ
BandarQQ
QiuQiu
QiuQiu
BandarQQ
Slot Bet 200