Papua Tengah Dorong SDM Unggul Lewat Pelatihan Perikanan di Subang

Foto: Kin Sanubary.
Pandawa Farm & Fisheries berkolaborasi dengan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan ESDM Provinsi Papua Tengah menggelar pelatihan budidaya ikan berbasis teknologi bioflok.
SUBANG, KejakimpolNews.com - Inovasi menjadi kunci dalam menjawab tantangan perikanan modern. Bukan hanya soal hasil panen yang melimpah, tetapi juga keberlanjutan lingkungan.
Menyadari hal itu, Pandawa Farm & Fisheries berkolaborasi dengan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan ESDM Provinsi Papua Tengah menggelar pelatihan budidaya ikan berbasis teknologi bioflok.
Gelombang Kedua dari Subang
Pelatihan yang berlangsung di Hotel Sari Alam Ciater, Subang, Senin (22/09/2025), menandai gelombang kedua setelah tahun lalu sukses digelar.
Antusiasme terlihat dari lonjakan jumlah peserta: bila tahun pertama hanya 25 orang, kali ini 45 Orang Asli Papua (OAP) dari Nabire, Mimika, dan Dogiyai ikut serta.
Acara pembukaan diwarnai dukungan berbagai pihak. Hadir ASDA II H. Hidayat, Dandim 0605 Subang Letkol Czi Asep Saepudin, Ketua Kadin Subang Ir. H. Agus Prabanto, serta Yan Taribaba yang mewakili Gubernur Papua Tengah. Kehadiran pejabat lintas daerah memberi energi positif bagi peserta.
Dari Satu Kolam ke Delapan
Owner Pandawa Farm & Fisheries, Dian Kustiadi, menuturkan hasil nyata dari pelatihan perdana. Beberapa alumni berhasil panen dengan tingkat keberhasilan 70 persen. Bahkan, ada peserta yang awalnya hanya memiliki satu kolam, kini berkembang hingga delapan kolam.
“Ilmu bioflok ini bukan sekadar budidaya ikan. Ada nilai kemandirian dan manfaat sosial yang bisa dirasakan lebih luas. Harapan saya, peserta kali ini bisa membawa pulang pengalaman berharga untuk membangun daerahnya,” ujar Dian.
Misi Besar Papua Tengah
Sejalan dengan itu, Pilep Rummy, S.Sos., M.Si., dari Disnakertrans–ESDM Papua Tengah, menjelaskan bahwa pihaknya tengah serius meningkatkan kualitas SDM. Baru-baru ini, Gubernur Papua Tengah, Meki Fritz Nawipa, melepas 120 OAP untuk mengikuti pelatihan kerja di berbagai Balai Latihan Kerja (BLK) di luar Papua.
Peserta ditempatkan di BLK Makassar, BLK Sorong, BLK Pesat Nabire, dan Pandawa Farm Subang. Program ini dirancang sebagai strategi menekan angka pengangguran yang terus meningkat, diperkirakan mencapai 14.000 jiwa pada 2025.
“Peningkatan kapasitas tenaga kerja adalah kunci. Tanpa SDM yang unggul, pembangunan di daerah otonomi baru tidak akan berjalan optimal,” tegas Pilep.
Bioflok untuk Masa Depan
Teknologi bioflok dinilai hemat, efisien, dan ramah lingkungan. Sistem ini mengurangi biaya pakan, meminimalkan penggunaan air, sekaligus menghasilkan pakan alami dari limbah ikan. Kolam bioflok pun bisa diintegrasikan dengan aquaponik untuk mendukung ketahanan pangan.
Semangat dari Papua
Semangat peserta terlihat jelas. Olivia Repasi dari Nabire menyebut pelatihan ini sebagai bekal penting bagi generasi muda Papua. Sementara itu, Sila Ancyana Anike Maniawasi mengaku bangga bisa terpilih di antara ribuan pendaftar.
“Saya ingin menjadi contoh bagi pemuda Papua. Ilmu yang saya dapat di sini akan saya jadikan modal membangun usaha perikanan,” ujarnya penuh keyakinan.
Selama tujuh hari (21–27 September 2025), peserta akan ditempa dengan materi intensif. Pandawa Fisheries optimis, kombinasi ilmu, dukungan pemerintah, dan semangat peserta akan melahirkan wirausaha perikanan baru yang tangguh.
Menuju Papua Mandiri
Lebih dari sekadar pelatihan, kegiatan ini menjadi langkah nyata menuju kemandirian pangan dan ekonomi Papua Tengah. Dari Subang, gaung perubahan ini diharapkan menjalar hingga ke tanah Papua, melahirkan generasi pelopor perikanan modern yang berdaya saing tinggi.**
Author: Kin Sanubary
Editor: Maman Suparman