Eks Wagub Uu: Ridwan Kamil Gubernur Terbaik, KDM: Tapi Uang Rp11 Triliun Dikemanakan?

foto

Foto: Tangkapan layar/Netizen.

Eks Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum dan Gubernur Jabar saat ini Dedi Mulyadi.

BANDUNG, KejakimpolNews.com - Mantan wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menilai, kepemimpinan era Ridwan Kamil saat menjadi Gubernur, adalah baik. Bukan baik di mata masyarakat umum, tetapi juga baik menurut pemerintah pusat dan juga luar negeri.

Hal itu dinyatakan Pak Uu -- demikian ia biasa dipanggil -- yang beredar di media sosial yang diunggah di media sosial (medsos) di antaranya melalui FaceBook. Hal ini merupakan jawaban terkait banyak "serangan" kepada Ridwan Kamil dan dirinya di era kepemimpinannya masa lalu selaku Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.

"Yang tahu adalah saya. Tapi ada pemimpin yang baru yang ego menuding diri bahwa saya membuat ini dan kepemimpinan saya membuat itu," kata Uu tanpa menjelaskan siapa yang dimaksud.

Namun lain pula dengan Gubernur Jabar saat ini, Dedi Mulyadi atau akrab  dipanggil KDM. Ihwal kepemiminan RK (Ridwan Kamil) dan pasangannya Uu Ruzhanul Ulum (Pak Uu), ia menyatakan singkat dalam bahasa Sunda.

"Teu kudu diomongkan lah (tak perlu diomongkan). Tapi uang yang sebelas triliun (rupiah) itu dibuat apa, yang murni hibah dipakai apa," kata Dedi di postingan lainnya masih di FB yang diunggah akun Zack Chanel.

KDM juga mempertanyakan uang Rp2,5 sampai Rp3 triliun yang dihibahkan itu digunakan apa saja.

"Mengapa uang sendiri (Pemprov Jabar) Rp2,5 triliun dihibahkan, kita sendiri kok nginjeum duit (berutang utang). Hal ini sangat ironis, Pemprov Jabar menghibahkan uang sementara ke BPJS masih menunggak," katanya.

Berdasarkan catatannya, Pemrov Jabar saat ini berutang ke BPJS hampir Rp300 miliar sehingga banyak warga Jawa Barat tak bisa berobat memakai BPJS.

"Ari kamari duitna dikemanakan, diawur-awur, dan itu terjadi pada tahun anggaran sebelum saya memimpin (Jawa Barat)," kata Dedi.

Dana hibah ditahan

Menyinggung ada rumor dana hibah tahun anggaran ini ditahan, KDM dalam momen pertemuan dengan sejumlah pejabat dan tokoh di Jawa Barat kembali menyatakan dalam bahasa Sunda.

"Teu perlu diomongkeun lah apa yang terjadi," katanya. Persoalannya, dana hibah yang dulu yang menerimanya itu-itu juga.

"Yang yayasannya berkembang adalah mereka yang punya akses politik, yang punya akses kepada gubernur. Ustad di lembur yang tak punya akses poltik, yang tak punya akses ke gubernur, gak kebagian Pak." lanjut KDM.

Dedi Mulyadi mengaku tahu segalanya akan hal itu, bahkan ada yang bikin yayasan palsu di Jawa Barat demi menyerap duit (hibah) Pemprov. Ada yang Rp2 miliar, Rp1 miliar, Rp5 miliar.

"Makanya sekarang pembagian dana hibah setop dulu saya mau biikin rasionalisasi. Nanti saya akan minta data ke Kemenag, berapa madrasah yang harus dibangun yang jelas siswanya ada dan dibutuhkan wilayahnya," lanjut KDM.

"Nanti Pemprov Jabar siap membangun. Dananya dari mana-mana dikumpulkan semua apakah dari Bank BJB atau dari manapun juga," ujarnya.

"Caranya harus bener. Lembaga Islam harus memberi contoh, halalan thoyiban. Saya tak mau nantinya ada penerima hibah diperiksa, jangan ada ajengan atau kyai diperiksa 2 jam 4 jam diperiksa. Setelah diperiksa dia berkata 'teuing teu nyaho'. Saya kemarin diskusi dengan DPRD dan mereka meminta untuk sementara dana hibah disetop dahulu," ungkap KDM.

Hbah ke Garut Rp500 miliar

Gubernur Jabar ini kembali mengungkap ada  ajengan atau kyai dapat Rp25 juta, bantuannya Rp2 miliar.

"Dan yang menerima itu teman-teman kita. Saking pusingnya yayasannya sering menerima hibah maka dibuatlah yayasan baru untuk menampung dana hibah Rp2 miliar dan Rp5 miliar. Saya bukan anti agama justru yang begini ini adalah yang betentangan dengan agama," ujarnya.

"Di Garut sampai ada dana hibah Rp500 miliar Pak, ada satu yayasan dapat Rp5 miliar Pak, ari tsanawiyahnya rugrug (tapi sekolahnya ambruk). Mungkin gubernur lain gak ada yang berani, kalau saya gak ada masalah, dicaci terserah, diomongin mangga yang penting saya ingin mengubah sistem. Saya tak mau uang Jawa Barat dinikmati oleh orang yang itu-itu juga," katanya lagi.

Dengan nada kesal, Dedi juga dibuat kaget ada yayasan menerima hibah Rp50 miliar.

"Mau saya sebutin? ngomongnya atas nama Islam atas nama agama, padahal kalau dia seorang tokoh jangan dinikmati oleh yayasan dia dong. Tuh bere ustad sebelah situ bangunkan madrasahnya 500 juta, seneng," ujarnya.**

Editor: Maman Suparman

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Akses Jalan Tasikmalaya-Garut Terputus Akibat Tebing 20 Meter Longsor di Tapel Kuda
Gegara Nyebut Tolol dan Menantang Duel Dedi Mulyadi, Ustadz Aceng Mujib Dirujak Netizen
Tabrakan Ambulans Kontra Dua Motor: 2 Tewas, Seorang di Antaranya Pengemudi Ojol dan 1 Luka
29 Pelaku Tawuran Cadas Pangeran: 8 Tersangka, 10 Masuk Barak Militer, 11 ke DPPKBP3A
Tawuran Antarpelajar di Jalan Cadas Pangeran Sumedang, 1 Terluka 15 Diamankan
slot gacor