Budiman Sudjatmiko, Dari Majenang Hingga Penjara Cipinang, Kini Kepala BP Taskin

Foto: Insragram
Budiman Sudjatmiko kini menjadi kepala Badan Pelaksana Pengentasan Kemiskinan (BP).
Oleh DEDI ASIKIN
(Wartawan Senior)
KATA orang, janji itu sama dengan utang. Harus dibayar sebelum malaikat maut datang menjemput dengan sprindik mendadak, hari ini saya membayar janji bercerita tentang pengalaman panjang Budiman Sudjatmiko ( BS).
BS lahir di Majenang Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Majenang itu kota kecamatan. Meski secara umum masuk etnis Jawa tapi dialog dengan warga atau bercakap dengan teman kebanyakan memaakai bahasa Sunda/
BS yang lahir tanggal 10 Maret 1970. terlahir sebagai anak sulung dari empat bersaudara putra pasangan suami istri Wartono Sudjatmiko/Ny.Sri Sulastri
Wartono mendidik putranya secara agama. Ia berharap anak-anaknya termausk BS afdalah muslim yang taat beribadah dan peduli sesam.
Masuk sekolh SD dijalani di Bogor. Selanjutnya SMP di Cilacap, dan SMA Negeri 5 Bogor dilanjut ke SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
BS termasuk pandai mengaji bahkan ia paham tentang kandungan serta arti dari surat Al Maun (surat ke 197) dari ayat 1: sampai 7.
(1) a ra`aitalla yukaibu bid-dn (tahukah kamu (orang-orang) yang mendustakan agama?).
(2) fa likalla yadu”ul-yatm (itu adalah orang yang menghardik anak yatim).
(3) wa l yauu ‘al a’mil-miskn (dan tidak menganjurkan untuk memberi makan orang-orang miskin).
(4) fa wailul lil-mualln (maka celakalah bagi orang-orang yang melaksanakan sholat).
(5) allana hum ‘an altihim shn ( yaitu orang-orang yang lalai dalam sholatnya).
(6) allana hum yur`n (orang-orang yang berbuat riya).
(7) wa yamna’nal-m’n (dan enggan menolong dengan barang-barang berguna).
BS sejak sekolah senang berdiskusi dengan teman-teman sekelas atau sesekolah. Topik bahasan beragam, ada politik, sosial, ekonomi, kemiskinan dan kepedulian sosia.
Makanya lulus SMA, BS masuk Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Disana mulai mendalami tentang pergerakan mahasisa sehingga terlibat berbagai diskusi dan aktif di luar kampus menyebabkan dia tidak menyelesaikan kuliahnya di FE UGM sampai sarjana.
Namun ia berhasil kuliah S1 dan S2 hubungan internasional i di Cambridge University London Inggris. Selanjutnya tahun 1996 BS hijrah ke Jakarta. Disana bergabung dengan tenan teman dan aktif dalem Pergerakan pro demokrasi dan menentang Politik Dwifungsi ABRI dan otoriter Orde Baru dan Presiden Suharto.
Tiba-tiba tanggal 27 Juli 1996 yang dikenal dengan nama Sabtu Kelabu, ada sebuah insiden yakni penyerbuan kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia di Jalan Diponegoro, Jakarta yang juga disebut dengan istilah "Sabtu kelabu" dan "Kuda Tuli" (Kejadian Dua puluh Tujuh JuLi) meledak kerusuhan di kantor DPP PDI pimpinan Megawati Soekarnoputri di Menteng Jakarta pusat.
SAaat itu terjadi tawuran antara pendukung Suryadi dengan pendukung Megawati. Mega terpilih sebagai Ketua Umum PDI pada KLB di Jakarta mengalahkan Soeryadi yang terpilih pada kongres di Surabaya setahun sebelumnya.
Pada peristiwa di Kantor DPP PDI ini BS dituduh menjadi salah seorang penggerak kerusuhan yang sohor disebut. Dalam peristiwa itu dilaporkan 5 orang tewas,149 luka dan 23 orang hilang.
Setelah kejadian itu, tanggal 11 Agustus 1996 s BS dan sejumlah aktivis lainnya digelandang oleh orang-orang yang diduga tentara tanpa pakaian seragam. Tangan BS cs diborgol dan mata ditutup dengan kain hitam.
Dalam perjalanan mereka tahu akan dibawa ke markas BAIS ( Badan Intelijen Strategis ABRI di Pasar Minggu Jakarta Selatan. Waktu itu BS sudah mendapat firasat bahwa itulah malam terakhir hidupnya.
Nyali BS ternyata cukup tinggi. Ketika primeriksa membentak dan menggebrak meja, BS malah menceramahi mereka. Kata dia yang menceritakan kejadian itu dalam sebuah diskusi usai keluar dari PDIP tahun 2024, BS mengatakan bahwa jika ABRI terus refresif tunggu saja nanti rakyat akan marah.
Lihat saja Bung Karno. Macan Asia itu runtuh akibat rakyat marah. Tengok pula Jendral Napoleon Bonaparte. Kaisar dan penguasa Perancis yang hampir menguasai seluruh daratan Eropah termasuk Hindia Belanda (Indonesia), juga runtuh.
Nasib Napoleon Bonaparte sendiri tidak jelas alias misterius. Ada yang bilang ia tewas dalam pertempuran, tapi ada pula yang ngomong katanya meledakan pistol di kepalanya ketika tahu dirinya sudah terkepung oleh musuh. Wallahualam, tidak sempat dikonfirmasi. Semua nara sumber tidak ada yang bersedia.
Pasca keluar kandang banteng (PDIP) Tahun 2024, BS langsung ke Kertanegara menemui Prabowo Subianto yang sedang siap siap nyapres (ke 4 kali). Sekarang tidak jelas apakah dia resmi masuk Gerindra atau cuma nongol di pintu gerbang doang?. Tapi biarlah soal itu mah.
Yang pasti sekarang dia sudah masuk dalam Kabinet Merah Putih. Jabatannya termasuk keren dan prestisius. Kepala Badan Kemanusiaan dan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, jabatan setingkat menteri.
Ada satu hal yang boleh kita apresiasi dari seorang Budiman Sudjatmiko. Dia pernah bilang, "Jika mau menyejahterakan rakyat Indonesia maka sejahterakan dulu warga desa".
Menurut dia 70 persen penduduk Indonesia tinggal di desa. Itu pemikiran yang brilian. Pertama sejalan dengan point 3 dari nawacitanyanya presiden Joko Widodo membangun Indonesia dari desa. Iini juga sangat relevan dengan jati diri negeri agro dan maritim.
Membangun desa akan inklusif membangkitkan petani dan nelayan sehingga petani jadi mukti dan nelayan jaya di lautan Jales Veva Jayamahe . Ketika hampir rampung tulisan ini, tiba-tiba cucu yang baru sebulan masuk kelas I SD, nyelonong dan langsung bernyanyi, "Hormati gurumu sayangi teman. Itulah namanya kau murid Budiman".
Itu adalah penggalan dari lagu pergi Belajar ciptaan ibu Sud. Nyanyian itu saya balas dengan plesetan "Hormati gurumu sayangi teman-teman. Itulah namanya kau menteri Budiman".
"Hahaha kekek salahhh!" teiak si Dede sambil lari ke depan.**