Tidak Ada Makan Gratis

Ilustrasi
Makan Bergizi Gratis
Catatan RIDAZHIA
(Wartawan Senior)
PROGRAM Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan ide baru. Bukan juga janji politik. Tapi kesepakatan universal para penguasa negara berbagi makan bergizi bagi rakyatnya yang terpinggirkan di pelosok desa.
Data World Food Programme (WFP) menyebutkan sudah lebih 100 negara, mencakup hampir semua benua menyelenggarakan program makan siang di sekolah.
Tapi hanya di Indonesia program makanan sekolah yang dibiayai oleh APBN secara eksplisit menyebut "gratis".
Di semua negara, program menambah nutrisi, khususnya untuk penduduk terindikasi miskin dan dibiayai negara dari hasil pajak rakyat itu disebutkan secara implisit sebagai School Meals saja.
Artinya, pemberian makanan terbaik untuk rakyat bukan program politik. Bukan program politik janji presiden yang diserupakan dengan Sinterklas atau program suatu negara diserupakan Badan Amal.
Tapi makan bergizi sebagai kewajiban kepala negara untuk rakyat yang masih miskin dan terpinggirkan.
Nama lain
"MBG" di Amerika secukupnya disebut National School Lunch Program. Di Jepang disebut Kyshoku artinya makan siang sekolah.
Negara India yang serupaan rakyatnya masih miskin seperti Indonesia secukupnya sebagai Mid-Day Meal Scheme saja. Bahkan di negara tetangga Malaysia cukup dengan sebutan Rancangan Makanan Tambahan (RMT).
Program makan siang di Jerman dan Inggris juga tidak spesifik disebut gratis. Di Jerman, program ini disebut subsidi makan siang (lunch subsidy). Dan, dibagikan untuk pelajar dari kindergarten hingga universitas.
Di Inggris, tidak ada nama program tunggal. Modelnya bervariasi, tetapi secara umum dikenal sebagai program makanan sekolah (school meals).
Sedangkan program serupa yang menyediakan makanan gratis atau bersubsidi diselenggarakan badan amal spsial keagamaan atau inisiatif pemerintah daerah.**