Menapaki 67 Tahun, Studiklub Teater Bandung Sajikan Lakon Sufi "Musyawarah Burung"

Foto: Kin Sanubary.
Studiklub Teater Bandung (STB) mempersembahkan pementasan “Musyawarah Burung” di Gedung Rumentang Siang 31 Oktober dan 1 November 2025,
BANDUNG, KejakimpolNerws.com - Di usia yang telah menembus lebih dari setengah abad, Studiklub Teater Bandung tak henti menyalakan obor seni di kota tempat ia lahir. Setiap panggung menjadi ruang perenungan, tempat kata, tubuh, dan jiwa bertemu.
Tahun ini, di usia ke-67, kelompok teater legendaris itu memilih merayakan perjalanannya dengan mementaskan kisah spiritual yang abadi "Musyawarah Burung", karya sufi besar Fariduddin Attar.
Mengakhiri bulan Oktober 2025, Studiklub Teater Bandung (STB) mempersembahkan sebuah pementasan istimewa berjudul “Musyawarah Burung”, adaptasi dari karya sufi klasik Montiqut Thair karya penyair besar Persia, Fariduddin Attar.
Pertunjukan ini digelar pada 31 Oktober dan 1 November 2025 di Gedung Kesenian Rumentang Siang, Jl. Baranang Siang No. 1 Bandung, pukul 15.30 WIB.
Naskah ini diolah menjadi “Sebuah Naskah Sufi Lakon 239 Haiku”, sebuah bentuk adaptasi kreatif yang menautkan tradisi puisi pendek Jepang dengan makna spiritual sufistik dari dunia Timur Tengah.
Sebuah Perenungan dalam Usia “Lansia”
Menapaki usia ke-67 tahun, bagi Studiklub Teater Bandung yang merupakan kelompok teater modern tertua di Indonesia adalah momen untuk melakukan perenungan. Seperti halnya manusia yang menapaki usia senja, ada kesadaran untuk menengok kembali langkah-langkah yang telah ditempuh dan arah yang akan dituju.
Sutradara IGN. Arya Sanjaya menjelaskan, perjalanan panjang STB di dunia teater membuat kelompok ini ingin kembali berbagi cerita tentang “kegelisahan” manusia modern melalui karya klasik sufi yang sarat simbol dan perenungan.
Perjalanan Spiritual Para Burung
Dalam versi STB, Musyawarah Burung digambarkan sebagai sebuah alegori perjalanan spiritual: pencarian makna hidup, cinta Ilahi, dan kedekatan manusia dengan Sang Maha Pencipta.
Cerita ini dibingkai melalui perjalanan para burung yang menempuh tujuh lembah menuju istana Simurgh di pegunungan Kaukasus perjalanan yang sesungguhnya merupakan refleksi perjalanan batin manusia untuk melepas ego dan meniti jalan Tuhan.
Pementasan akan memadukan puisi haiku, musik Sema, dzikir, dan tarian dervish, terinspirasi dari tradisi ibadah dan meditasi aktif sufi yang kerap ditampilkan di Turki pada bulan Desember untuk memperingati kepergian Jalaluddin Rumi.
Tentang Studiklub Teater Bandung
Didirikan pada tahun 1958, Studiklub Teater Bandung merupakan perhimpunan teater modern tertua di Indonesia yang masih aktif berproduksi hingga kini. Sejak awal berdirinya, kelompok ini telah menjadi ruang kreatif bagi berbagai generasi seniman untuk mengeksplorasi karya dari penulis dalam dan luar negeri.
Dalam rentang waktu lebih dari enam dekade, STB telah mementaskan berbagai genre naskah, mulai dari karya klasik hingga kontemporer, dan dikenal konsisten menjaga kesungguhan artistik di tengah dinamika zaman.
Kehadirannya sering diibaratkan sebagai “serumpun mawar di sebuah taman” tempat di mana bunga-bunga lain tumbuh dan ikut mekar. Ia menjadi simbol keteguhan, sekaligus inspirasi bagi generasi muda untuk terus menyalakan obor kesenian di Bandung dan Indonesia.
Informasi Pementasan
Tempat: GK Rumentang Siang, Jl. Baranang Siang No. 1, Bandung
Tanggal: 31 Oktober & 1 November 2025
Waktu: 15.30 WIB
HTM: Rp40.000
Melalui Musyawarah Burung, Studiklub Teater Bandung seolah mengajak penonton untuk ikut terbang bersama para burung mencari makna diri, menembus tujuh lembah kehidupan menuju Sang Simurgh. Sebuah perjalanan batin yang sekaligus menjadi cermin perjalanan panjang STB sendiri meniti waktu, menjaga nyala, dan terus menghidupi teater sebagai jalan menuju pencerahan.**
Kontributor: Kin Sanubary
Editor: Maman Suparman