PDIP Kapok, Anies Harus Dibaiat

foto

Dedi Asikin

Dedi Asikin

Oleh DEDI ASIKIN
(Wartawan Senior)

PDIP Kapok. Trauma bisa jadi. Pengalaman dihianati Jokowi memang membuat sakit. Sakitnya tuh di sini, kata Masinton Pasaribu sambil menunjuk dada. Tak hanya sakit , mungkin sedikit trauma.

Yang nepsong juga ada yakni Opung Panda (Nababan). Dia kheki sekali pada Jokowi. Ia cerita mantan penghuni pinggir Kali Anyar Solo itu ketika mencari-cari partai untuk tunggangan nyalon Wali Kota Solo 2009. Dan PDIP lah yang ulurin tangannya.

Waktu mau pencalonan Presiden pada tahun 2014, Panda mengaku dia orang pertama yang menyebut nama Joko Widodo. Itu terjadi dalam Rakernas PDIP. Padahal Ibu Ketum belum memutuskan.

Dan saat itu kita tahu, Bu Ketum Megawati Soekarno Putri punya hak untuk menyalonkan dirinya sendiri. Ternyata Bu Mega melepas ego individualnya dan memutuskan menyalonkan Joko Widodo. Luar biasa.

Panda juga cerita tentang ndeso-nya kader yang satu itu. Wartawan senior koran harian Sinar Harapan dan Media Indonesia itu bercerita, sekali waktu Jokowi menelepon dirinya. Ternyata ia sedang di Medan dan mau mampir ke rumah Panda.

Gusti Allah..., waktu datang, alamaaaak, dia pakai baju kumal dan celana jins.
Lalu saya suruh salin pakai baju saya, aku Panda. Soalnya ada wartawan yang mau wawancara tentang kemungkinan dia jadi capres PDIP. Panda menyebut ibu Mega terlalu sayang.

Ketika Gibran Rakabuming Raka mau nyalon Wali Kota Solo, Jokowi datang menemui Mega, minta supaya Gibran direkomendasi. Padahal partai sudah memutuskan kader lain. Tapi kerena sayang Wiwi keputusan itu dibatalkan dan Gibran yang irekomendasi hingga saat itu nyaris terjadi konflik internal.

Eh, sekarang begini. Dia tak tahu diri. Tak punya etika sama sekali. Karena itu wajar PDIP dan ibu suri, kecewa, marah dan kapok menghadapi orang. Apalagi yang bukan kader partai.

Jadilah Anies Baswedan korbannya, Ia diminta nurut. Kader lain minta Anies jadi kader kalau mau diusung. Jadi dia dibaiat dulu.

Baiat itu bahasa Arab, baa'a dan baya 'a artinya janji setia. Itu sudah ada zaman rosul, khulafaur rasyidin, sampai khalifah. Pemimpin bisa dibaiat rakyat, rakyat bisa dibaiat pemimpin. Janji setia itu harus gayung bersambut.Baiat itu termasuk instrument cinta. Setia dan sehidup semati.

Nah Anies mengaku sedang berjalan dan menunggu keputusan (ibu ketum).
Tapi memang Anies harus jadi kader. Dia harus beli angkot. Jangan numpang doang. Ingat pengalaman ditinggal nyebrang ama PKS, PKB dan Nadem.

Turutlah Ridwan Kamil. Akhirnya dia kontrak dengan Golkar. Masuk pasukan kuning dia sekarang.

Kalau mau masuk kandang banteng, dia, Anies harus belajar dulu jadi matador. Lalu baiat (janji setia) di hadapan ibu suri.

Jangan tiru langkah Jokowi. Keblinger dia, kalau pinjam istilah Bung Karno mah.**

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Pilkada Beda-Beda Kayak Embe dan Kuda
Anung Bukan Anies
Waham Megalomania
Partai Anies
Kerbau Bukan Banteng