Pradul Jadinya

foto

Foto : Istimewa

Pradul, Pramono Anung Rano 'Dul' Karno.

Oleh DEDI ASIKIN
(Wartawan Senior)

INILAH yang namanya dinamika politik, dunia utak atik. Lalu jungkir jumpalik berakobrat, bermanuver, tiap detik berubah, pagi kedele sere tempe.

Seminggu sebelumnya nama Anies Baswedan diberitakan tangguh akan diusung PDIP bersama banteng ketaton Rano ( si Dul) Karno.

Teman teman di grup diskusi 'Ngadu Bako' sudah menyiapkan nama pasangan itu dengan akronim "Abdul" ( Abah-si Dul).

Sekarang kata mereka, bisa diganti jadi "Pradul" atau "Modul".
Dari aspek kapabilitas dan kapasitas Dr.Ir. Pramono Anung, kami tidak meragukan sama sekali. Pria kelahiran Kediri 11 Juni 1964 itu matador tangguh yang sejak 1999 malang melintang didunia utak atik.

Pernah menjadi sekjen partai, wakil ketua DPR angkatan Marzuki Alie bersama Priyo Budi Santoso, Anies Matta, Sohibul Imam, Taufik Kurniawan dan Marwoto Mintohardjono.

Terusir dari Senayan malah naik kasta jadi Menteri Sekretariat Kabinet mengganti Andi Wijayanto (2015). Ia bertahan terus menjadi orang dekat Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Perseteruan PDIP/Megawati dengan Jokowi, tidak ngaruh. Ia masih bertahan di puncak kekuasaan. Sekarang momen yang tepat baginya mengadu nasib di pilgub Jakarta.

Tapi dalam pemilihan umum termasuk pilkada, kapabilitas dan kapasitas saja tidak cukup. Lebih penting lagi elektabilitas dan isi tas. Dalam aspek elektabilitas itu, jujur saya dan kawan kawan di grup diskusi Ngadu Bako agak hemar hemir.

Pramono belum masuk radar survei. Tapi keberaniannya maju, wajar diacungi jempol. Dua jempol malah. Soal isi tas? Menekehete.

Soal pendampingnya Rano Karno, rasanya, pas tuh. Akan terjadi simbiosis mutualisme di antara keduanya. Si anak Betawi lumayan elektabilitasnya. Meski dia sempat keok dalam pilgub Banten 5 tahun lalu.

Tapi di atas semua itu, elektabilitas,kapasitas popularitas dan isi tas, ada satu lagi yang tak bisa dihitung dengan rumus matematika. Bahkan juga dengan rumus algoritma. Itu adakah hak prerogratif Allah, takdir atau nasib.

Tapi upaya mereka sudah benar. Kata Rasullullah, takdir itu harus dijemput dengan ikhtiar dan doa. Itulah yang mereka lakukan sekarang.

Semoga membawa berkah bagi banyak orang, utamanya orang betawi. Sambutlah si Dul anak betawi,bersama Pramono anak Kediri.**

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Hidup di Atas Ring of Fire
Kotak Kosong Anomali Politik
Yahudi, Israil Sing Senes
Anis, Pesona Suara Merdumu
Efek Domino Tani Mukti Teori Ekonomi Warisan Almarhum Faisal Basri