Pariwisata Itu Harus Menjadi Akibat

Foto : Istimewa
Tembok Besar di Tiongkok, objek wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan.
Oleh DEDI ASIKIN
(Wartawan Senior)
UPAYA berbagai pihak baik yang dilakukan pemerintah maupun swasta yakni para pelaku bisnis agar sektor pariowusata terus menggeliat, memberi keuntungan, dan juga membuat banyak orang bahagia dan terhibur, tentu tak salah dan sah-sah saja.
Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Salahudin Sandiaga Uno sejak dia menjabat sudah meletakkan dasar pemahaman tentang pariwisata plus ekonomi kreatif pascapergantian nomenklatur kementerian itu oleh presisen Joko Widodo menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomis Kreatif pada awal pemerintahan periode ke 2 tahun 2019.
Tahun 2025 target kunjungan wusatawan mancanegara (wisman) tercatat 16 juta. Sampai Agustus 22025 tercatat sudah mencapai,10,30 juta atau 64,32%.
Sejak lama dalam berbagai forum diskusi kelas warungan, saya selalu menyampaikan bahwa, janganlah terlalu berharap sektor kepariwisataan itu senang-senang (milang kori). Dan jangan pula dijadikan primadona sebagai mesin pencetak uang untuk memenuhi APBN maupun devisa negara.
Ysng harus dilecut terlebih dulu adalah pengembangunan ekonomi masyarakat luas. Itu intinya. Pertumbuhan ekonomi jangan berada di angka 5 koma sekian persen saja, tapi harus seperti mimpi presiden Prabowo, bisa sampai 7 atau 8 persen.
Sekarang ini terutama wislok (wisatawan lokal) bukan tidak mau pergi jalan-jalan bersenang-senang mengunjungi destinasi wisata. Yang jadi masalah duit di saku tiada tebal malah cenderung kering kerontang.
Efek dominonya jika ekonomi masyarakat sudah berkembang dan saku kiri kanan atas bawah sudah penuh (padat) maka nyamanlah pergi wisata kemanapun. Jangankan cuma ke Pangandaran, Labuan Batu, Bali, mau ke Pattaya Thailand atau Tembok Besar dan pemandangan Sungai Li di Tiongkok atau Gunung Fuji dan Okinawa di negeri Sakura Jepang, siapa takut?!.
Jadi, roadmap- nya adalah, bangun dulu ekonomi masyarakat luas. Akibatnya sektor wisata akan dengan sendirinya kena imbas. Mana tahan. Dengan begitu, target devisa negara sektor wisata 2025 (Rp311 triliun) akan tercapai.
Insya Allah, tabaraqallah.**