Di Hutan Gorontalo Sulut

Suku Terasing Polahi : Hidup Dalam Hutan Tapi Punya 3 Tuhan

  • Marsal
  • Selasa, 28 Maret 2023 | 09:40 WIB
foto

Foto: Istimewa.

Suku terasing Polahi di Gorontalo Sulawesi Utara.

Oleh MARSAL

BANDUNG, KejakimpolNews.comSUKU Polahi adalah suku terasing yang mendiami kawasan pedalaman hutan Gorontalo, tepatnya di seputaran Gunung Boliyohuto, Sulawesi Utara (Sulut). Menurut cerita, awalnya mereka adalah masyarakat lokal yang lari ke dalam hutan untuk menghindari penindasan dari tentara kolonial Belanda pada sekitar abad ke 17. Hingga kini, anak keturunan mereka yang hidup secara nomaden, tak mau beradaptasi dengan masyarakat di luar lingkungan mereka.

Nama Polahi sendiri berasal dari kata 'lahi-lahi' yang berati pelarian. Akibatnya, karena hidup mengasingkan diri secara total dari dunia luar, mereka otomatis tak bisa baca tulis atau mengenal nama hari dan bulan yang berlaku secara umum. Dalam berpakaian pun, mereka hanya mengenakan penutup syahwat dari dedaunan dan kulit kayu.

Karena menutup diri dari dunia luar, maka.untuk mempertahankan berlangsungnya keturunan, mau tak mau mereka terpaksa melakukan perkawinan sedarah. Sebagai contoh, seorang kakek yang menjadi tetua salah satu kelompok Polahi, akhirnya terpaksa melakukan kawin sedarah dengan dua orang adik perempuannya.

Dari salah satu adiknya itu, ia mempunyai 6 orang anak, 2 laki-laki dan 4 perempuan. Lalu, anaknya yang laki-laki mengawini anaknya sendiri, anaknya juga sekaligus menjadi menantunya. Bingung 'kan?.

Masyarakat Polahi umumnya tinggal di gubuk-gubuk sederhana dalam hutan, agar mudah mereka tinggalkan bila ada keluarga yang meninggal. Mereka kemudian akan pergi ke lokasi baru untuk melupakan kesedihan. Kebiasaan ini sama dengan tradisi Melangun pada Suku Anak Dalam Jambi.

Punya 3 Tuhan

Walau hidup dalam hutan belantara, Suku Polahi ternyata punya 3 Tuhan berdasarkan kepercayaan yang mereka anut, yaitu: Pulohuta, Lati dan Lausala.

Pulohuta digambar kan sebagai Tuhan yang menguasai tanah dan hutan beserta seluruh isinya. Bila orang Polahi akan membuka hutan, maka mereka terlebih dulu akan meminta izin pada Pulohuta. Sementara bila mereka mendapatkan hewan buruan, maka bagian tertentu seperti kuping, mulut dan lidah, akan mereka persembahkan pada Pulohuta.

Tuhan yang kedua adalah Lati, yang menguasai pohon-pohon dan air terjun. Bila orang Polahi akan menebang pohon besar atau mengambil madu lebah yang terdapat di pohon tersebut, ia akan membakar kemenyan dan membaca mantera-mantera terlebih dulu sebagai minta izin.

Sedangkan Tuhan yang ketiga adalah Lausala yang digambarkan bermata merah, membawa pedang yang menyala dan bisa berpindah dengan cepat dari satu bukit ke bukit. Dan orang Polahi percaya, bila ada anjing yang menggonggong, itu pertanda hadirnya Lausala di tempat tersebut.
.
Dalam kehidupan sehari-hari, orang Polahi hanya makan umbi-umbian disamping pepaya dan pisang yang mereka tanam sendiri. Uniknya lagi, mereka hanya makan sehari sekali pada sore hari.**

Bagikan melalui
Berita Lainnya
Babarit Tradisi Ungkapan Syukur Atas Hasil Panen dan Menolak Bala
Ngulik #17: Bekerja dengan Teknologi AI Tingkatkan Produktivitas